17. Tawaran konyol

29 8 3
                                    

Pagi-pagi sekali Jimin dan Yura sudah meninggalkan hotel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi-pagi sekali Jimin dan Yura sudah meninggalkan hotel. Hari yang cerah seakan mendukung keceriaan di dalam  mobil. Lantunan musik  mengiringi perjalanan mereka, Jimin memutarkan beberapa lagu dari grup idolnya. Lagu-lagu yang sebetulnya jarang Yura dengar, ternyata setelah mendengarkan dengan saksama lagu dari SevenSoul memiliki arti yang mendalam dan sesuai dengan kehidupan nyata.Beberapa gendre lagu mereka bawakan, kali ini lagu yang di putar jenis RnB cocok. Sepertinya lagu mereka akan masuk ke dalam daftar list musik Yura mulai sekarang.

Satu lagu sudah selesai di putar. Kini berganti gendre yang melow. Lirik yang di bawakan sangat relate dangan kehidupan Yura saat ini. Menceritakan seorang anak yang tak pernah merasakan kasih sayang tulus dari ke dua orang tuanya. Bahkan ketika beranjak dewasa, hanya uang dari sang anak yang mereka inginkan sebagai balas budi kepada orang tua yang sudah membesarkannya. Suasana yang semula ceria kini berubah sendu. Yura kembali mengingat perkataan ibunya waktu itu.  Yura menatap ujung sepatunya. Air mata mulai menggenang di pelupuk mata.

Meski Jimin tengah berkonsentrasi memegang kemudi mobil. Tapi ia tau jika suasana hati Yura berubah. Tangannya bergerak mengusap belakang kepala Yura. "Ingin bercerita? siapa tau perasaanmu akan sedikit lega setelah berbagi cerita."

Yura menegakkan kepala, memandang Jimin yang duduk di sebelahnya. "Terimakasih sudah menemaniku. Aku tidak tahu apa jadinya jika aku sendirian kemarin."

"Aku sempat mendengar keributan sebelum kau keluar dari rumah. Aku dari kemarin ingin bertanya, tapi melihat kondisimu sedang sakit, aku jadi tidak tega."

Yura tersenyum getir, "Suara Eomma nyaring, ya?"

"Mungkin Eomma sedang lelah," ujar Jimin menenangkan. Meski ia belum tau yang sebenarnya.

"Kau harus menjaga orang tuamu dengan baik, Oppa. Mereka sangat menyayangimu. Kau sangat beruntung. Saat kau sakit mereka datang dan selalu menanyakan kabar saat jauh darimu. Tidak seperti ibuku yang hanya menginginkan uang dariku. Tapi aku tak bisa membencinya, walau bagaimanapun, ia tetaplah ibuku." Rasanya seperti ada yang meremas jantung Yura saat ini. Begitu nyeri melihat kenyataan kehidupan keluarga yang jauh berbeda di antara mereka.

Jimin menggenggam erat tangan Yura. "Eomma seharusnya merasa beruntung memiliki anak sepertimu. Kau tumbuh menjadi anak yang baik, sangat perhatian dan perduli dengan orang tuamu. Kau rela menempuh jarak yang jauh untuk melihat kondisi eomma. Meski malah cacian yang kau dapatkan." Suara lembut Jimin seakan mantra yang menenangkan hati Yura.

"Aku masih berharap Eomma bisa berubah. Usia Eomma semakin tua, kasian jika terus menyimpan dendam."

Entah terbuat dari apa hati Yura. Perkataan Yura membuat Jimin semakin mengagumi wanita itu. Jimin tak salah pilih dengan kepribadian yang di miliki Yura.

"Yura, aku sangat bersyukur bisa bertemu denganmu. Dunia harus tau jika ada wanita bernama Kim Yura yang berhati lembut, selembut kapas."

Yura memutar bola mata, sambil tersenyum samar mendengar perkataan Jimin.

𝓜𝔂 𝓟𝓪𝓽𝓲𝓮𝓷𝓽  || 𝐏𝐣𝐦Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang