7. Bukalah Pintu Harapan

60 14 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


💉💉💉

Entah apa yang ada di benak Jimin saat ia tiba-tiba saja mengungkapkan bahwa, ia tak ingin menjauh dari Yura ketika masa perawatannya telah usai.

Apakah itu sebagai pernyataan cintanya? Secepat itukah?
Atau hanya sebatas teman yang ingin menjadi lebih akrab?

Jimin pun tak mengerti kenapa hatinya selalu berdebar kencang kala Yura berada di dekatnya, bahkan baru dua hari saja mereka tinggal bersama untuk menjadi perawat pribadinya, Jimin merasa apartemen miliknya kini terasa lebih 'hidup'. Aktivitas yang Yura lakukan seperti memasak, menyiapkan makanan, menemaninya, membantu saat Jimin kesusahan untuk bergerak, bahkan menjadi pendengar yang baik dan sabar setiap Jimin mengeluhkan sesuatu bahkan sampai curhatannya tentang hal yang pernah ia lewati, Yura mau menemaninya sampai pria itu terlelap sendiri karena lelah bercerita. Membuat Jimin tak merasakan kesepian. Meski Yura melakukan semua hal tersebut karena pekerjaannya.

Satu hal yang kini Yura ketahui, bahwa Jimin hanya terlihat menjadi pria dingin kepada orang yang tak ia kenal dengan dekat, dan berubah menjadi pria hangat yang memiliki sisi rapuh di dalamnya saat berada dengan orang yang ia percaya.

Akan tetapi, Yura tak ingin menyimpulkan dengan begitu cepat atas sikap yang Jimin tunjukkan kepadanya. Baginya sebuah kemustahilan untuk bisa berteman baik dengan seorang idol. Bahkan untuk membayangkan hal yang lebih gila lagi, rasanya tak mungkin.

Jangan berekspetasi lebih pada sesuatu, berpikirlah untuk apa yang terjadi saat ini, bukan di masa mendatang yang kita saja tidak tahu apa yang akan terjadi nantinya, dan di saat ini, mereka hanyalah seorang pasien dan perawat pribadi, tidak lebih. Ya, bisa di bilang Yura seorang yang berpikir rasional, dan menyangka semua ini akan berakhir setelah ia menyelesaikan tugasnya.

💉💉💉

Masakan buatan Yura kini menjadi favorit Jimin, apapun yang Yura masak akan Jimin habiskan dengan lahap. Seperti saat ini semua hidangan untuk sarapan pagi sudah Yura siapkan.

Jimin menghirup aroma yang menggelitik hidungnya, membuat napsu makannya meningkat, bahkan kini pipinya mulai terlihat menggembung karena Yura benar-benar memperhatikan asupan gizi yang Jimin terima.

"Yura," panggil Jimin karena perawat itu malah meninggalkannya seorang diri di meja makan setelah menyajikan semangkuk nasi untuknya.

Yura yang sedang berjalan menuju kamar Jimin terhenti sejenak, "Apa? Kau butuh sesuatu?"

"Aku tak ingin makan sendirian," rengek Jimin. Lagi-lagi pria itu menjadi sangat manja saat bersama Yura. Padahal ia terbiasa memakan sarapannya seorang diri selama ini, kecuali saat bersama member Sevensoul atau saat pulang ke rumah orang tuanya.

"Makanlah terlebih dahulu, kau harus meminum obat setelah itu. Aku akan menyusul setelah memasukkan pakaian kotor ke dalam mesin cuci." Yura beranjak menuju kamarnya, lalu beralih ke kamar Jimin untuk mengambil pakaian kotornya. Meski Jimin tak membayarnya untuk melakukan pekerjaan rumah tangga itu, akan tetapi Yura melakukannya dengan senang hati, karena ia tak tega jika Jimin bergerak terlalu banyak di masa penyembuhannya.

𝓜𝔂 𝓟𝓪𝓽𝓲𝓮𝓷𝓽  || 𝐏𝐣𝐦Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang