03. Kegalauan Mahen

37 8 0
                                        

Happy Reading..

Disetiap jalan yang kutempuh..

Tak pernah ada persimpangan yang serumit ini..

Aku ingin memasuki jalan yang penuh dengan bunga dan nyaman untuk kujalani..

Namun larangan membuatku gamang dan memerintahku untuk berjalan kesisi yang lain..

Dan aku harus dihadapkan dengan jalan gersang penuh paku dan bara api yang berkobar..

Ada dua jalan..

Harusnya mudah untuk aku memilih jika tidak ada perintah dan larangan..

Harusnya dengan mudah aku memilih..

Namun.. Aku terpaksa memilih jalan gersang penuh paku yang tidak kuketahui mengarah kemana?

~Leoranantha Azalea Slaraven

Leora duduk dikantin sekolahnya bersama Clara dan Windy.

Ia tak berselera untuk meminum minuman yang sudah ia pesan. Padahal itu adalah minuman favoritnya, Coklat Oreo.

"Udahlah, Ra. Jangan diaduk-aduk gitu. Kalau gamau diminum ya buat gue aja!" Celetuk Clara sambil menunjuk minuman Leora. Walaupun tak berselera, Leora tidak ingin memberikan minumannya pada Clara.

"Lo kenapa, sih Ra? Apa yang salah coba? Sampai matahari terbit dari barat pun gue gatau masalah lo apa kalau lo gak bilang!" Ucap Windy membuat Leora menatapnya.

"Ortu gue sama ortu Bara udah siapin acara—" Ucapan Leora dipotong ketika Clara sudah mencerocos.

"Acara nikahan lo?"

"Ck! Acara tunangannya dulu ogeb!" Ucap Leora sambil menghunuskan tatapan tajamnya kepada Clara.

Clara menghembuskan nafasnya kasar, "Terima aja, Leo. Mau lo nolak berapa kalipun lo gabakal bisa bantah perkataan nyokap lo. Lo tau kan prinsip nyokap lo gimana? Sekali dia ucapin harus diturutin!"

"Huh! Gimana, yah Clar? Gue tau itu. Tapi karena ini, gue sama Mahen jadi asing. Tadi gue mau nyapa Mahen, tapi gak jadi gegara dia lewat aja.." Ucap Leora dengan lesu membuat Clara dan Windy ikut merasa kasihan.

"Lo juga harus liat dari sisi pandang Mahen. Mahen harus liat lo tunangan dengan orang yang ternyata adalah sahabatnya sendiri. Gimana gak sakit?" Ujar Windy sambil mengusap punggung Leora.

"Tapi gue juga ga pengen, Win..," Nada Leora bergetar. Air matanya tumpah namun segera ia hapus. Ia tak ingin kelihatan lemah sekalipun didepan sahabatnya sendiri.

"Sabar Leora.. Orang sabar jodohnya Jaehyun," Clara ikut mengusap punggung sahabatnya. Bukannya lega, tangis Leora malah pecah membuat Clara dan Windy gelagagapan.

~___LeoBara___~


Jam pelajaran pertama mulai, mereka bertiga memasuki kelas mereka.

XII IPA 3. Kelas keramat yang dijunjung tinggi dengan prestasi-nya namun juga terkenal dengan beberapa kenakalannya.

Leoranantha Azalea Slaraven.

LeoBaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang