13. Bermain licik? Menarik

25 6 0
                                    

Happy Reading..

“Kau amerta dalam prosaku”

~Secret

Hembusan angin terdengar begitu lirih ditelinga. Dengan bagaskara yang memancarkan Kinara nya, taman rindang penuh kenangan itu menjadi tempat terpilih bagi seorang insan yang sedang harsa dalam kalbu nya.

Lihatlah betapa tuhan begitu agung menciptakan buana tempat tinggal nya para insan dan atma dalam lingkup biru nya bumantara bersama mega yang saling beradu padan menciptakan perpaduan langit biru bersama awan yang halus bagai kapas.

Tirta dan anala memang tidak akan pernah bersatu, kecuali mereka memaksakan diri untuk bersama lalu saling menyakiti dalam anca hingga sebuah ending menyatukan mereka dalam wujud yang baru.

Sarayu berhembus pelan mengikuti arah arus nya harus berada. Suara nya yang mengalun indah bagai lagu penghantar tidur lelap untuk melepas belenggu yang menjerat kalbu dalam perasaan gamang dan gundah yang saling bersatu.

Taman indah disisi jenggala itu menjadi saksi bisu bagaimana dahayu nya senyum Leora bagai bianglala yang memberikan candu.

Lengkara jika ia tidak bahagia, bagaimana hubungannya dengan sang kekasih kalbu menjadi lebih baik. Renjana yang selama ini ia tahan dalam kalbu dengan perasaan gundah yang terus memekik kesakitan dalam belenggu akhirnya terlepas jua.

"Hayoloh.. Ngapainn??" Celetuk seseorang membuat Leora membalikkan badannya.

Leora menghembuskan nafas nya kasar kala Windy yang ternyata sedang mengganggu ketenangannya kali ini.

Akhir-akhir ini ia jadi jarang bermain dengan Windy dan Clara karena kesibukannya tentang ia dan Bara. Rumit.

"Yeee, mentang-mentang pengantin baru sahabat sendiri dilupakan. Betewe malam pertama lo gimana??" Tanya-nya penasaran. Memang setelah acara pernikahan Leora, mereka tidak pernah berkumpul bertiga lagi.

Leora mengingat hari itu, hari dimana ia dan Bara berebut kasur perkara ia yang tidur dikamar Bara.

"Ga ada malam pertama," Jawab-nya singkat membuat Windy heran.

Windy, perempuan itu mendudukkan badannya disamping Leora yang tengah mengadah menatap cakrawala yang biru bersama para burung yang saling berterbangan diatas sana.

"Ga ada malam pertama? Ngebosenin banget pernikahan lo," Celetuk Windy tiba-tiba membuat Leora menoleh.

Ia menghela nafas, "Yakali anjir."

"Heh! Sembarangan banget nih anak. Betewe Bara itu bener Ell yang lo maksud, kan? Ga salah orang tuh?"

Leora tersenyum paksa menanggapi pertanyaan unfaedah dari Windy. Mata nya yang melotot membuat Windy bergidik ngeri.

"Biasa aja dong liatinnya. Lagian cerita lo klise banget jir. Bisa-bisa nya lo percaya sama omongan anak umur lima tahun dan beneran nikah!? Yang kaya gini cuma ada di novel-novel kali, Le," Ucapnya dengan jujur. Windy memang pecinta novel, terlebih jika itu novel angst.

"Husstt.. Daripada lo ngebacot mending lo kasih tau gih. Clara mana, perasaan dari kemaren kaga ngeliat gue," Ucap Leora mengalihkan topik.

Windy memutar mata malas, "Terlalu bucin ampe gatau hot topic lo ya, Le. PADAHAL INI HOT TOPIC LOHHHH!!" Ucap nya menggebu-gebu membuat Leora kepalang penasaran. Apa yang ia lewatkan selama berhari-hari ini sampai tidak tahu hot topic?? Apalagi ini menyangkut Clara, sahabatnya.

"Cepetan ihhh. Gue penasaran nihhh!"

"Jadi..., Clara tuhh....," Windy dengan sengaja melambat-lambatkan kata-katanya guna mengulur waktu.

LeoBaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang