Happy Reading..
“Bahagia itu sederhana, cukup untuk mengulang kenangan indah yang ada di masa lalu, itu sudah cukup.”
~Secret
"Yang kalah pokoknya diculik hantu!" Teriak seorang gadis kecil dengan rambut coklat yang dikepang.
Dibelakangnya, seorang anak laki-laki tengah berusaha menyeimbangkan laju lari-nya pada anak gadis didepannya itu.
"Ih, Azaa, Tungguin Ell!" Pinta anak laki-laki yang tak digubris oleh gadis kecil yang ia panggil Azaa itu.
Mereka tetap berlari, dan terus berlari dipadang bunga tulip yang terus bermekaran tiada henti, hingga sang gadis kecil sampai digaris finish meninggalkan sahabatnya yang sedang berlari terengah-engah tepat 10 langkah dibelakang.
"Yeay! Azaa menang," Sorak gadis kecil itu dengan senyum mengejek yang tertuju pada anak lelaki yang ia sebut 'Ell'
"Leo, Leora! Leoranantha!" Dengan segala usahanya, akhirnya Bara berhasil membangunkan Leora.
Leora— perempuan itu saat ini sedang menggeliat layaknya ulat, "Ngapain, sih. Ini jam berapa juga?"
Suara serak Leora memenuhi indera pendengaran Bara. Bara terdiam sebentar, melamun. Entah apa yang ia lamuni, namun itu sungguh memakan waktu.
Setelah nyawa Leora yang bertebaran kesana kemari itu sudah mengumpul, ia langsung menoleh— menatap Bara yang sedang melamun hingga manik kelam obsidian nya itu terasa kosong, terlalu mendalami lamunan hingga ia serasa hidup dalam lamunan itu sendiri.
Leora menoleh, menatap jam dinding yang menampilkan pukul 04.30, terlalu pagi. Tapi ia perlu siap-siap, bukan? Amsterdam dan musim semi-nya itu tengah menunggu-nya, HEY!Leora beranjak dari kasur membuat lamunan Bara seketika buyar. Bara hanya menatap Leora diam sedangkan Leora sudah menuju kamar mandi.
Leora masuk kekamar mandi, mengguyur tubuhnya dengan air yang keluar dari shower, menyegarkan dan tidak terlalu dingin, Leora menyukai mandi pagi kali ini.
Ia mengambil shampo dan melakukan keramas, ia selalu keramas, setiap hari. Bagi Leora, mandi tanpa keramas bukanlah mandi.
***
Pintu kamar mandi terbuka bersamaan dengan wangi sabun yang menguar, benar-benar wangi hingga Bara tak sabar untuk mandi.
Ketika Leora sibuk mengeringkan rambut, Bara sudah buru-buru untuk mandi.
Suasana sibuk yang ada juga terjadi diluar kamar pasutri baru itu.
Seperti Hera yang sibuk menelepon Lana agar bersiap ikut ke Amsterdam, Niko yang sibuk memilih pakaian yang akan ia bawa, dan Himawari yang sibuk memilih aksesori yang akan ia pakai.
"Sayang, ini yang mana?!" Teriak Niko kepada Hera yang sedang sibuk menelepon Lana."Iya, Leora sama Bara juga ikut, ajak Liam juga, Lana—" Ucapan Hera terpotong kala sang suami menyuarakan.
"Kaos hitam dipaling bawah!" Setelah meneriaki sang suami Hera kembali sibuk berbicara dengan Lana diseberang sana.
"Duh, yang mana, ya. Yang pink atau yang ungu?" Himawari memandang kedua aksesori-nya hingga jepit rambut mutiara menarik perhatiannya. Ia terdiam sebentar lalu mengulum senyum, memutuskan untuk memakai itu sebagai aksesori-nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
LeoBara
KurzgeschichtenBagaimana ketika kamu dijodohkan dengan orang yang paling membencimu. Hidup dengan suami yang akan selalu menekanmu? Dan dia akan selalu membela musuhmu bahkan berselingkuh secara terang-terangan didepanmu? Itu yang dialami oleh Leora. Leora memang...