'Kenapaーkenapa gelap sekali....'
Netra itu terbuka secara perlahan, bau obat-obatan yang khas melewati indera penciumannya. Tangannya bergerak perlahan.
"Ughーsakitnya..." Ia menggumam, masih merasakan logam panas yang ada di jantungnya.
"Dia sudah sadar! Kakak sudah sadar!" Seru seseorang.
'Seperti suaraーBlaze?'
Dalam kekaburan, netranya menangkap seseorang yang tengah berdiri di sisinya. Ia dapat melihat alat elektrokardiogram yang berbunyi konsisten tepat di sisinya.
'Tunggu, sejak kapan istana menjadi se-modern ini?'
"Tanah? Apa kau bisa mendengarku?" Seorang dokter mengecek keadaannya.
Reflek, ia mengangguk. Belum sadar sang dokter panggilan sang dokter.
"Dia baik-baik saja, sepuluh bulan terbaring hanya membuatnya lemas. Selebihnya dia tidak apa-apa, saya permisi dulu."
Begitu sang dokter pergi, kasurnya langsung dihampiri oleh dua orang.
"Kakak, syukurlah kau sudah sadar."
'Ice? TidakーAir? Benarkah ini air?' netranya terbuka sepenuhnya.
Benar, itu saudaranya Air. Dan di sampingnya, ia dapat melihat Blazeーtidak, Api, sedang berusaha menahan air matanya.
"Air? Api?" Tangannya bergerak berusaha menyentuh saudara aslinya.
"Kami disini, kak." Api mendekatkan dirinya.
Begitu tangannya berhasil menyentuh surai adiknya, ia tersenyum tipis. "Kalianーbenar-benar disini."
'Aku benar-benar kembali ke duniaku.'
Ketiganya berpelukan haru.
Sudah lama mereka menantikan sang kakak terbangun dari tidur panjangnya. Dan akhirnya, penantian mereka membuahkan hasil, meskipun membutuhkan waktu yang cukup lama.
Ia berusaha bangkit untuk duduk, tapi Api menahannya. "Tunggu kak, berbaringlah. Kau baru sadar dari koma. Biar aku sesuaikan ketinggian kasur ini untukmu."
Tanah akhirnya menurut, membiarkan Api menyesuaikan kasurnya hingga ia dalam posisi duduk namun tetap berada di kasur.
Tiba-tiba suara rusuh datang dan pintu terbuka. "Ya tuhan! Kau benar-benar bangun dari koma!"
Ia masuk disusul dengan yang lainnya. "Hentikan, Angin. Kau hanya membuatnya semakin pusing."
Netranya dapat melihat sosok Halilintar dan Taufan dalam diri saudaranya itu. Apakah ini efek karena sudah lama hidup berdampingan bersama mereka?
"Hai, Angin. Hai, Petir." Tanah tersenyum.
"Bagaimana keadaanmu? Apakah ada yang sakit? Luka? Pusing? Beritahukan saja." Petir mendekati Tanah.
"Bukankah justru kau yang akan membuatnya semakin pusing?" Angin mencibir membuat Petir merasa kesal.
"Diamlah, aku hanya antisipasi. Saudaramu ini baru saja koma."
"Bicara soal koma, berapa lama aku koma?" Masih dalam keadaan lemasnya ia bersuara.
"Uhm, kira-kira sepuluhー"
"Sepuluh hari?"
"Sepuluh bulan." Petir membenarkan.
'Astaga, sepuluh tahun di sana sama dengan sepuluh bulan disini? Ah, kenapa aku bisa berada di rumah sakit ya?'

KAMU SEDANG MEMBACA
Camaraderie
Fantasía. 𓄹۪𝆬🕯️˖ৎָ̲۟୭̲ ۪ apa kau berpikir bahwa masuk ke dunia asing itu dapat benar-benar terjadi? tadinya itu isi pikiran seorang pria muda yang kini terjebak dalam tubuh seorang pangeran yang memiliki enam saudara. -boboiboy elemental royal fantasy fa...