Prolog

1.5K 115 8
                                    

Kerajaan Athallaz, sebuah kerajaan yang terkenal dengan kemakmurannya karena dipimpin oleh seorang kaisar arif lagi bijaksana. Di bawah pimpinannya, rakyat Athallaz hidup aman dan damai. Kehidupan di kekaisaran pun tak jauh berbeda, ketika permaisuri agung melahirkan tiga putra kembar kaisar, seluruh kerajaan bersukacita, pesta diadakan untuk menyambut kehadiran penerus keluarga kerajaan.

Halilintar Voltra Athlanticze, Taufan Tempest Athlanticze, dan Gempa Crystal Athlanticze. Begitulah kaisar menamai putra-putranya dengan harapan ketiganya membawa kebahagiaan dan kejayaan di negeri ini.

Tiga tahun berselang, permaisuri agung dikabarkan melahirkan putra kembar- lagi. Bayi yang langsung menangis ketika pertama kali menghirup udara di dunia diberi nama Blaze Nova Athlanticze, sedangkan kembarannya yang hanya diam dan tenang diberi nama Ice Blizzard Athlanticze. Sama seperti kelahiran tiga putra tertua, kehadiran pertama mereka disambut hangat oleh rakyat.

Dua tahun berlalu sejak itu, dan dikabarkan bahwa permaisuri terjangkit sebuah penyakit misterius yang bahkan tabib kerajaan terhandal sekalipun tidak dapat menyembuhkannya. Tak ada yang tau asal usul penyakit ini datang dari mana, kaisar sangat bersedih ketika mendengar kabar tentang permaisuri tersayangnya hingga beliau selalu menemani cintanya yang sekarang hanya bisa beristirahat di dalam kamar.

Ditemani lima putranya yang masih kecil, kaisar kini sedang berada di kamar permaisuri, berkumpul seperti keluarga layaknya. Mereka bercanda tawa seakan tak ada hari esok.

Ditengah kebahagiaan mereka, permaisuri menggenggam tangan kaisar dan berbisik, "sepertinya lilin cahaya akan bertambah lagi, Yang mulia."

"Apa maksudmu, permaisuriku?" Kaisar terlihat kebingungan ketika tangan lembut itu menuntunnya menuju perut wanita cantik itu.

Barulah kemudian ia tersadar, istrinya sedang mengandung lagi.

Namun kali ini, kaisar terlihat murung dan terkejut. "Adinda, aku tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Tapi, disaat kondisimu yang lemah seperti ini, Kanda tidak yakin kalau Dinda akan mampu melahirkan putra kita."

"Sstt, semuanya akan baik-baik saja. Dinda akan mempertahankan putra kita dan Dinda akan sembuh, Kakanda percaya dengan Dinda, kan?" Ucap istrinya meyakinkan suami tercintanya itu.

Cukup lama mereka berdebat, hingga akhirnya kaisar mengalah. "Hhhh, tolong bertahanlah sebentar lagi sayang. Kakanda akan mencari tabib hebat di seluruh dunia untuk menyembuhkanmu." lelaki paruh baya itu menghela nafas panjang.

Wanita cantik itu tersenyum mengangguk dan beralih pada lima putranya yang sedang asyik bermain dengan saudara-saudaranya.

"Putra-putraku, malam semakin larut, bagaimana kalau kalian tidur sekarang?"

"Oh ibuu, ayolah. Aku masih ingin bermain dengan Blaze dan Ice." Si kecil Taufan merengek

Diikuti saudaranya yang baru berusia dua tahun itu, "Ung! Ung! Ayin!" Terpancar semangat membara di matanya.

"Ayin." Si bungsu menanggapi datar.

"Ayah! Ibu! Lihat Halin! Halin adalah raja Athallaz!" Kali ini si sulung beraksi, menunjukkan mahkota replika yang ia buat sendiri dari kertas.

"Aku juga mau jadi raja Athallaz!!" Seru Gempa menghampiri kakaknya.

"Tidak! Hanya Halin yang boleh! Halin kan yang paling tua."

"Halinn, boleh ya? boleh yaa?" bujuk Gempa dengan wajah berbinarnya.

"Hmph, bagaimana kalau GemGem jadi penasihat kerajaan saja?"

"Yeay! Gempa adalah penasihat kerajaan!" Seru putra ketiga itu seraya mengangkat tangannya tinggi-tinggi.

Kedua sejoli suami istri itu tertawa melihatnya, kaisar pun membujuk putra-putranya untuk segera kembali ke dalam kamarnya masing-masing, "Ayo tidur, apa kalian tidak kasihan melihat Ibunda kalian pusing karena kebisingan?"

Camaraderie Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang