.
.
."aku menyukai mu." ujarnya dengan tatapan yang tertuju pada tanah, Riki mengalihkan pandangannya pada pria tampan yang tidak berani menatapnya kembali detik ini.
"Sunoo, lupakan perasaan mu." ucap Riki, Sunoo mengepalkan tangannya, ia mengangkat pandangannya lalu menatap Riki dengan kecewa.
"kenapa aku harus melupakan perasaan ku? kau tidak mengerti, aku menyukai mu, aku menyukai mu, aku menyukai mu Riki." tekan Sunoo dengan nada rendahnya.
"aku menyukai orang lain." singkat Riki.
"Park Junghwan?." tanya Sunoo, Riki menghela nafasnya.
"Sunoo." ucap Riki.
"tidak di sangka kau menyukai mantan pembully mu, apa kau sehat? dia sudah banyak menyakiti mu, dari mental hingga fisik haruskah aku mengingatkan mu tentang semua yang ia lakukan padamu dulunya!." tekan Sunoo.
"jangan berteriak seperti itu." pelan Riki.
"kau bodoh." singkat Sunoo.
Sunoo mendahului Riki dengan menabrak bahunya, Riki memejamkan netranya.
"dia sudah berubah, setiap orang butuh waktu untuk menjadi lebih baik Kim Sunoo." ucap Riki, langkah Sunoo seketika terhenti.
Riki membuka netranya lalu berbalik untuk menatap punggung Sunoo.
"kau pantas mendapatkan yang lebih baik, aku? aku tidak sempurna, carilah yang selevel dengan mu Sunoo, jangan diri ku bahkan berada di dekat mu saja aku merasa tidak pantas." ucap Riki dengan lirih.
"tapi aku hanya menginginkan mu." balas Sunoo.
Sunoo melanjutkan langkahnya dan pergi meninggalkan Riki, Riki menghela nafasnya dengan gusar, kenapa dia hanya menginginkannya? apa spesial nya diri ini?.
Beberapa menit berlalu...
"Riki bell sudah berbunyi." ucap Jay.
"baik pak, permisi." sopan Riki.
Jay menutup gerbang sekolah sedetik setelah menutup gerbang, Jungwon menghentikan motornya lalu membuka kaca helmnya, Jay bersandar pada gerbang.
"yah terlambat." singkat Jungwon.
"apa yang akan kau lakukan anak nakal?." tanya Jay.
"bisakah kau membukanya, aku akan membayar mu." ucap Jungwon.
"kau pikir aku akan membukanya hanya karena kau menyogok ku dengan uang orang tua mu itu." sinis Jay.
Jungwon seolah berpikir sedangkan Jay sudah menatapnya dengan tatapan kematian.
"aku akan menambah uangnya untuk Pak Jay cantikk." senyum Jungwon.
"sudah ku bilang aku tidak butuh uang orang tua mu." datar Jay.
"heii ini uang ku, aku kerja part time di cafe ibu ku!." tekan Jungwon tidak terima.
"di cafe ibu mu." cibir Jay.
"ya sudah tidak usah bukakan, aku akan pulang lalu tidur terimakasih Jongseong, aku bisa istirahat hari ini." Jungwon mengedipkan sebelah matanya pada Jay.
Jay menderyit.
"apa? pulang?." gumam Jay.
Jungwon menghidupkan motornya lalu menutup kaca helm nya.
"hei Yang Jungwon, berhenti atau kau akan mendapat masalah yang berat." ancam Jay dengan membuka gerbang sekolah.
"sampai jumpa sayang." Jungwon melajukan motornya dan pergi.