-
-
-Jake sedang mengambil beberapa kebutuhan, dia pergi mencari apa saja yang sudah habis di rumahnya, langkahnya terhenti saat ia melihat ada seseorang di sampingnya saat menoleh Jake seketika termundur.
Ibu nya... ralat mantan ibu nya sedang menatapnya dengan netra yang berkaca kaca, Jake menghela nafasnya, ia membungkuk sebagai permintaan maaf dan hendak pergi.
"nak." ucap nya dengan menahan lengan Jake.
Jake memejamkan netranya, dia menarik lengannya hingga genggaman Nyonya Shim terlepas, Jake berusaha menetralkan nafasnya lalu menahan tangisnya.
"maaf sebelumnya." Jake menatapnya.
"apa kita saling mengenal Nyonya?." tanya Jake dengan tersenyum.
Nyonya Shim tidak mampu menahan tangisnya lagi saat mendengar kata kata itu dari putra kesayangannya, ia melahirkan dan juga merawatnya dengan kasih sayang tapi semua itu berubah sekarang.
"Jake." Nyonya Shim hendak menyentuh lengannya tapi Jake langsung menarik lengannya.
"jangan menyentuh ku." tekan Jake, dia berusaha menetralkan nafasnya, netra nya kini memerah.
Nyonya Shim menangis sedangkan Jake menatapnya, dia membungkuk secara beberapa kali untuk meminta maaf, Nyonya Shim menggeleng.
"maaf, maafkan aku, semoga kau baik baik saja." ucap Jake
"jangan lakukan ini nak." tangis Nyonya Shim.
"aku merindukan mu." ucap Nyonya Shim dengan tangisan yang semakin lirih.
Jake menghening, dia memejamkan kuat netranya akhirnya air mata yang sedari tadi ia tahan keluar dan membasahi pipinya juga, Jake membuka netranya lalu menatap Nyonya Shim.
"kenapa baru sekarang?." tanya Jake.
"aku selalu merindukanmu."
"tidak mungkin." senyum Jake yang malah menyakitkan di mata Nyonya Shim.
"kau dan orang itu sudah menganggap ku mati dan kalian sendiri yang memutus semuanya dengan ku jadi jangan datang lalu berkata bahwa kau merindukanku, itu terdengar menyebalkan." tawa Jake dengan pelan.
Air mata semakin banyak membasahi kedua pipinya, Jake benci terlihat lemah seperti ini kenapa Jake menangis? tidak bisa di biarkan, dia harus menjadi Jake yang kuat lagi.
Dahulu Jake sudah banyak menangis tidak untuk sekarang jika Riki tahu bahwa mamanya menangis pasti Riki akan sedih, Jake mengelap air matanya dengan kasar.
"Jake." tangis Nyonya Shim.
"kau pernah bilang bahwa mulai detik ini kita tidak saling mengenal, aku pernah memohon pada kalian agar kalian tidak membiarkan ku yang masih labil itu sendirian tapi apa respon kalian? kalian tetap membuang ku layaknya sampah." ucap Jake dengan menatap Nyonya Shim, Nyonya Shim menundukkan kepalanya.
"sekarang aku berhasil, aku berhasil merawat dan membesarkan anak ku sendiri, namanya Riki Shim, dia benar benar anak yang manis, aku bangga padanya walaupun kalian menganggap nya anak haram dan menjijikkan tapi aku sangat menghargai nya." lirih Jake.
Nyonya Shim memejamkan netranya dan terisak.
______________________________________
Heeseung keluar dari ruangan guru lalu menatap Junghwan yang sedang merangkul Riki, keduanya terlihat akrab dan nyaman satu sama lain, Heeseung tersenyum mungkin keduanya sudah menjadi teman sekarang.
"semoga kalian menjadi teman yang baik." gumam Heeseung.
Jay keluar dari ruangan guru, langkahnya terhenti saat melihat Heeseung di hadapannya, Heeseung menoleh ke arah Jay dan dia mulai membuka jalan, Jay menatap Riki dan juga Junghwan.