bagian 4

6.8K 442 8
                                    

-
-
-

"kenapa kamu ngebully Riki?." tanya Heeseung dengan datar, Junghwan menundukkan kepala nya dan tidak berani menatap balik Heeseung.

"Park Junghwan bisa jelasin?." datar Heeseung.

"saya gak maksud ngebully dia pak, saya niatnya cuma main main doang kok, beneran." balas Junghwan dengan pelan.

"itu namanya bukan main main, tindakan kamu udah masuk dalam kata bullying, tau gak?." tekan Heeseung dan Junghwan hanya bisa mengangguk.

"ini surat panggilan buat orang tua kamu, besok bapak tunggu di sekolah." ucap Heeseung dengan meletakkan satu amplop coklat di atas meja.

"kok sampe di panggil ke orang tua sih pak, jangan dongg." melas Junghwan.

"besok bapak tunggu di sekolah." dingin Heeseung, Junghwan tidak bisa berbuat apapun selain hanya menghela nafas nya dengan gusar.

Setelah Junghwan meninggalkan ruangan nya, Heeseung tampak mengambil buku yang berisikan nomor nomor orang tua dari kelas 2 MIPA F.

Setelah mendapatkan nomor orang tua Riki, Heeseung langsung mengambil ponsel nya dan mengetikkan nomor itu di dalam ponsel nya.

"ehem hallo tuan, ekhem hallo tuan." Heeseung mengetes suaranya terlebih dahulu sebelum benar benar menelpon Jake.

"oke." gumam nya.

Heeseung menunggu dengan memainkan mainkan jarinya di atas meja, perasaan nya mendadak tidak karuan hanya karena menunggu panggilan telpon nya di angkat.

"hallo?." balas seseorang yang berada di sebrang sana.

Heeseung menegakkan tubuh nya.

"selamat sore tuan Jake, saya Lee Heeseung, guru BK yang tadi anda temui." balas Heeseung.

"oh pak Heeseung? kalo boleh tau ada apa ya pak?." tanya Jake.

"saya meminta dengan hormat agar anda besok kembali ke sekolah, saya sudah mengurus semuanya, saya melapor pada kepala sekolah untuk menindaklanjuti masalah yang sedang terjadi, saya harap apapun keputusan nya nanti itu bisa menjadi yang terbaik bagi kita semua." jelas Heeseung.

Tidak ada balasan dari sebrang sana.

"saya tunggu besok tuan Jake, semoga semua ini cepat berakhir, selamat sore." timpal Heeseung dan langsung mematikan sambungan telepon dari pihak nya.

Heeseung meletakkan ponselnya ke meja dengan menghela panjang nafas nya.

Keesokan harinya...

Heeseung menatap Jake yang baru saja datang, Heeseung menyodorkan tangan untuk berjabatan dengannya dan Jake dengan senang hati membalasnya.

"selamat pagi tuan, senang bertemu dengan anda lagi." senyum Heeseung.

"pagi pak Heeseung, senang juga bertemu dengan anda, anda benar benar guru hebat yang mementingkan semua murid tanpa terkecuali, saya kagum pada anda." pelan Jake.

Heeseung hanya bisa tersenyum sebagai balasan, keduanya sama sama melepaskan jabatan tangan mereka, Heeseung membukakan pintu ruangan untuk Jake.

"silahkan masuk tuan, kepala sekolah juga sudah menunggu anda di dalam." ucap Heeseung.

Jake mengangguk, dia masuk kedalam ruangan dengan di ikuti oleh Heeseung.

______________________________________

Heeseung memperhatikan Jake, dari sejak masuk wajahnya tampak tenang bahkan respon nya pun mampu membuat Heeseung dalam seketika jatuh pada pesona nya.

Dia sangat lembut dan bisa mengambil jalan pintas agar masalah ini tidak berlarut-larut setelah melakukan eye contact dengan nya Heeseung langsung merasa bahwa hatinya menghangat.

Single Mother : HeejakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang