-
-
-Riki memasuki rumahnya dengan keadaan berantakan, seragamnya robek di bagian dada dan ada darah?.
Jake yang melihat langsung mendekatinya, untung saja ia reflek menahan tubuhnya saat Riki hendak jatuh, Jake memangku Riki yang terlihat memegang perutnya.
"ada apa Riki? kenapa kau berdarah? kau terluka?." tanya Jake dengan khawatir.
"aku baik baik saja, aku akan bersiap." senyum Riki dengan tipis.
"kau tidak pulang semalaman, darimana?." tanya Jake dengan menatap Riki.
Riki menatap lantai lalu sekuat mungkin menahan air matanya, ia beranjak dan Jake ikut beranjak, Jake menahan lengannya saat Riki hendak terjatuh lagi.
"apa yang terjadi Riki Shim?." Jake menaikkan nada bicaranya, Riki memegang perutnya, Jake mengendus seragam Riki sedangkan Riki langsung memejamkan netranya.
"apa apaan ini? apa yang terjadi?." tanya Jake dengan menarik Riki untuk menatapnya, Riki menatap Jake lalu menggeleng dengan pelan.
"tidak terjadi apapun ma." lirih Riki.
"kau bau sperma!." tekan Jake dengan netra yang langsung memerah, Riki menghela nafasnya lalu menatap Jake dengan sedih.
"jawab aku." pelan Jake.
"maaf karena aku belum jadi anak yang baik untukmu, maaf jika suatu saat kau malu karena sudah mempertahankan ku." sendu Riki.
Jake mengepalkan tangannya.
"siapa yang menyentuh mu?." tanya Jake dengan netra yang terpejam, emosi dan kekecewaan melebur jadi satu, ini sangat menyesakkan.
"seseorang." pelan Riki, Riki menundukkan kepalanya.
Jake membuka netranya.
"siapa?." tanya Jake sedangkan Riki hanya membisu.
"kalian berhubungan atas dasar mau sama mau? apa kau gila! kalian masih kecil! apa kau ingin masa depan mu hancur seperti ku!." bentak Jake.
"ma, tidak." pelan Riki, Riki berusaha menenangkan Jake.
"kenapa kau tidak menjadikan ku sebagai pembelajaran Riki! setidaknya jika aku bodoh maka kau harus pintar!." Jake memegang kedua bahu Riki dengan kuat lalu menatap netra anaknya dengan tajam.
Riki menatap Jake dengan lemah.
"aku di lecehkan, aku tidak melakukannya atas keinginan ku, dia memberi ku obat lalu menyentuh ku." lirih Riki.
Jake menghening, Riki menangis dan hati Jake yang sudah sakit kini jauh lebih sakit dari sebelumnya, dia menjatuhkan kedua tangannya lalu menatap Riki dengan kosong.
"maafkan aku, aku mohon maafkan aku." pelan Riki.
Jake menangis, dia benar benar menangis, kali ini tangisannya pecah saat kehormatan anaknya di rebut dengan cara yang serendah itu, hati nya tercabik-cabik, rasa sakitnya bahkan lebih parah dari sebelumnya.
"ma." Riki memeluk tubuh Jake dengan erat.
"jangan pikirkan aku, aku baik baik saja, berhentilah menangis, maaf, maafkan aku." pelan Riki, Jake terus menangis.
Apa yang terjadi tuhan? Jake membesarkan Riki untuk membahagiakan nya bukan malah menempatkan nya di masalah dan kehancuran yang sama dengannya, dunia ini benar benar kejam, Jake sudah tidak kuat lagi.
"Riki, bunuh lah aku." pinta Jake.
"tidak." tangis Riki.
______________________________________