kebalikan

50 6 0
                                    

Gevano melenguh dalam tidurnya, rasanya tubuhnya sakit semua. Matanya menatap sekeliling kamar yang sepi.

"Jam tujuh?, aku tertidur begitu lama, seharian penuh?" Gevano tidak menyangka, sebutuh istirahat itu kah tubuhnya?.

"Permisi."

"Sebentar!" Gevano menuju kemar mandi untuk mencuci muka dan gosok gigi, baru setelah itu membukakan pintu kamar.

"Ada apa?"

"Sarapan tuan muda, yang lain sudah menunggu." Gevano hanya menurut ketika di arahkan menuju ruang makan yang saat ini sudah lengkap anggotanya.

"Bagaimana tidurmu Gevano?, nyanyak?" Tanya Deandra.

"Tidak terlalu, bukannya merasa baikan, tubuhku malah terasa sakit semua." Semua orang terdiam, yah bagaimana mereka akan mengatakan hal ini, apa Gevano akan terkejut nanti?.

"Gevano, maaf, apa tidurmu benar-benar tidak terganggu?, kakak dengar ada suara desahan di kamarmu semalam."

"HAH?!" Gevano tidak habis pikir, mimpi apa dia semalam?.

"Selamat pagi." Kini semua atensi beralih menatap orang yang baru saja datang dengan penampilan santainya.

"Tidurmu nyenyak?" Sial, Regar?.

"Suara itu," Gumam Gevano, jika di ingat-ngat itu adalah suara lelaki yang beberapa hari lalu menemuinya secara tidak sopan. Tidak susah untuk mengenali nya.

Regar tersenyum tipis, dirinya duduk di samping Gevano dengan tatapan yang tak lepas dari wajah terkejut adik bungsunya.

"Why?, kau tidak suka jika kakak peluk seperti tadi malam?" Bajingan!!, Gevano baru sehari disini dan dia sudah merasa frustasi.

"Kakak menemaniku tidur semalam?" Regar mengangguk bangga.

"Tidurmu nyenyak kan?, seharusnya hangat bukan?, kakak sudah mengatur suhu yang sesuai, bahkan kakak juga mencoba mengistirahatkan seluruh tubuhmu dengan ini." Tunjuk Regar pada bibirnya sendiri.

"Oh. Apa?!"

"Yaa, hanya mencium pipi mu dengan bibirku agar tidurmu sedikit terganggu, lalu setelah mulutmu mengecap rasa tidak nyaman aku langsung memasukkan pil tidur agar tidurmu lebih nyenyak, penghuni mansion ini terlalu berisik semalam."

"Kak Jaegar!" Jaegar menatap Naka tajam, siapa dia berani menginterupsi dirinya?.

"Ah maaf, bukan begitu maksudku kak, hanya saja akan lebih baik jika Gevano tidak tau mengenai kejadian semalam." Seringai Regar menjelaskan segalanya, Gevano pasrah, mungkin kejadian tadi malam agak tidak nyaman untuknya?.

"Apa?, hanya kejadian simpel, melupakan anggota baru dan heboh mencari gadis sialan itu tanpa memperdulikan anak ini yang kelaparan menunggu di panggil untuk makan malam."

"Jaegar." Kini giliran Deandra yang turun tangan, jujur dirinya malu, sangat.

"Aku berbicara fakta, ingatlah, gadis itu sudah pergi, yang ada disini sekarang hanya Gevano, bukan Ella." Sepertinya mereka tidak berani membantah, terbukti dengan keterdiaman di sini.

"Kakak bisa temani Ano nanti?"

"Ya?, kemana?"

"Hanya jalan-jalan di hutan belakang, boleh?"

"Tentu." Tangan besar Regar mengusap surai lembut Gevano dengan penuh sayang.

"Sekarang makan lah, semalam kau tertidur dalam keadaan lapar kan?" Gevano mengangguk, tanpa memperdulikan tatapan bersalah dari ketiga anggota keluarga kandungnya, Gevano lebih memilih fokus pada makanannya.

Dear Me [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang