"Agak cepat Ano, kakak ada pertemuan penting pagi ini." Gevano mengangguk, mengambil roti yang belum habis di atas piring untuk ia makan selama di jalan, susu sudah ia teguk habis, tas sekolah juga telah di siapkan, jadi tinggal berangkat.
"Sudah?" Regar tersenyum dengan sesekali merapikan poni rambut Gevano yang menutupi separuh mata anak itu.
"Eum, Ano akan makan ini di mobil nanti. Ayo kakak, Ano juga harus bertemu seseorang." Regar mengernyit heran, wah wah, apa adiknya punya gebetan.
Keduanya berada dalam mobil di temani sunyi, Gevano sibuk mengecek ponsel dengan mulut yang sibuk mengunyah, sedangkan Regar sibuk berdecak kesal saat ponselnya terus berdering dengan nama 'Daddy' terpampang di lockscreen nya.
"Kenapa Ano tidak mau di antar di depan gerbang sekolah saja hm?" Gevano menenggak air putih untuk membantu makanan memasuki tenggorokan, setelah selesai anak itu menjawab dengan wajah polosnya.
"Ano harus bertemu seseorang kakak, kan sudah bilang tadi!" Oh benarkah juga.
"Lelaki atau perempuan?"
Meski bingung Gevano tetap menjawab tanpa bertanya, "laki-laki."
"Tampan tidak?"
"Jujur, iya tampan, tapi-"
"Kenapa?, menyebalkan?" Gevano berdecak kesal, kakaknya ini memiliki kesabaran tidak sih?.
"Anaknya freak!!, suka gegabah dan juga sangat spontanitas, sama hal nya dengan kakak!!, meskipun kata gegabah tidak termasuk." Sudah, setelah mengatakan hal itu Gevano turun dari mobil dan menutup pintu dengan keras, dirinya kesal sungguh!!.
"Apa dia baru saja mengatakan jika aku aneh dan spontanitas?, ck, kenapa anak itu selalu tepat sasaran?" Mobil Regar menjauh, sedangkan Gevano sibuk komat Kamit di jalan, jalanan ini terasa seperti deja vu, ini jalanan yang berisikan memori menyakitkan.
Jalan menuju sekolah STM yang terkenal akan siswa nakalnya, jalanan tempat dimana dirinya terkapar tidak berdaya, jalanan tempat dimana para anggotanya mengkhianati leadernya.
Tatapan Gevano beralih melirik jam tangan, masih pukul tujuh tepat, orang yang ia tunggu tidak mungkin masuk sekolah tepat waktu, jika tidak pukul delapan ya pasti kurang lebih sekitar pukul itu.
"Hoy!!, kemari kalian, lihat lah siapa yang datang!!" Sialan, Gevano berhenti melangkah, jalanan ini sepi, tidak ad apemukiman warga, hanya ada hutan di kiri dan kanan dan sekolah STM yang letaknya masih jauh di ujung.
"Wow, anak SMA?, hey bro, lo gak tau kalo kawasan ini bahaya buat orang yang pake seragam itu?"
Hah ~ , Gevano rasa di belakangnya kini sudah berkumpul banyak siswa STM, anak buah orang yang sangat ingin ia temui.
"Apa lo gak tau?, atau sengaja bunuh diri kesini?" Tiap suara yang berucap berbeda orang, Gevano tau itu, ciri khas suara mereka berbeda.
"Berbalik!!, tidak sopan ketika ada yang mengajak berbicara tapi tidak di lihat dengan seksama." Tamatlah riwayatnya.
Gevano berbalik badan, dan yah, lihat saja wajah terkejut para siswa berandalan itu.
"Lo Gevano bukan?" Gevano hanya diam, mereka pasti mengenalnya tapi sial, dia tidak mengenal mereka.
"El tolong aku!!"
"Ano, ini salahmu sendiri, kau bertindak tanpa berdiskusi denganku lebih dulu, sekarang selesaikan sendiri, cari orang yang ingin kau temui, bahkan wajahnya saja kau tidak mengenalnya, sok sok an mengatakan jika dia tampan. Cih."
"Maaf, gue nyasar. Apa kalian tau letak sekolah MTS daerah sini?" Katakanlah Gevano gila, iya, bodoh juga.
"Heh, lo kira ini lelucon?, sikap lo seakan gak kenal kita aja!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Me [On Going]
Teen Fictionpokoknya ini idup pada di luar nalar & akal sehat manusia.. gue sepanjang idup : hah?, apa?, kenapa?, kok bisa?, gimana?. pokoknya 5W+1H ada semua lah.