Lagi?

47 5 3
                                    

Kini Gevano masih asik bermain di belakang mansion, malas untuk ikut berkumpul di ruang keluarga.

"Tuan muda, mari, tuan Deandra memanggil anda ke ruang keluarga." Gevano mencebikan bibirnya kesal, mengganggu saja.

"Kak Jaegar ada disana?"

"Tidak tuan, tuan muda Jaegar ada perkejaan di kantor jadi tidak bisa ikut berkumpul."

"Bilang juga pada mereka jika aku ada tugas jadi tidak bisa bergabung." Butler yang bertugas menyampaikan pesan itu mengangguk dan berjalan menjauh untuk menyampaikan jawabannya pada ayahnya.

"Sasnarwa sangat merepotkan."

"Aku rindu Arun. Ah Erd, aku bisa menghubunginya!!" Gevano merogoh saku celana pendeknya untuk mengambil ponsel, dengan cekatan pemuda itu menekan nomor Erd yang tak lama sudah langsung tersambung.

"Erd!!"

"Ya tuan muda?"

"Kau dimana?, kemarin tidak ada di mansion."

"Maaf tuan, saya harus mengurusi urusan perusahaan warisan anda sebentar."

"Sebentar itu berapa hari?" Diseberang Erd terkekeh pelan, tuan mudanya memang cerewet, tapi hal itulah yang menjadi daya tarik tuan mudanya. Baginya tentu saja.

"Satu bulan tuan."

"Aku tau mereka tidak akan membiarkan mu disini selama aku pergi."

"Maksudnya tuan?"

"Abaikan, aku hanya ingin bertanya tentang Arun, dia sehat kan?"

"Sehat tuan."

"Dia merindukanku tidak ya?"

"Berkali-kali Arun mencoba kabur untuk mencari anda tuan muda, cepatlah pulang, ya?"

"Satu bulan."

"Ya?"

Gevano tertawa, Erd agak susah mengerti ucapannya, dari dulu selalu begitu.

"Selama satu bulan juga aku pergi."

"Oh iya, baik tuan muda."

Gevano merebahkan diri di atas rerumputan taman yang terasa empuk tapi juga menusuk, matahari tidak terlalu terik, ah bukan, hari ini mendung.

"Tuan muda, anda membutuhkan sesuatu?"

"Aku ingin jalan-jalan."

"Dimana tuan muda yang lain?"

"Aku sudah bilang tadi kan?, aku harus pergi untuk sementara."

"Benar, lalu bagaimana sekarang?, saya sangat minta maaf, sebelumnya saya tidak pernah gagal dalam memenuhi keinginan anda tuan, maaf."

Tangan kanan Gevano melambai keatas dengan gerakan abstrak, tangannya seolah ingin menggapai langit yang jauh di atas sana. Senyum kecil terbit di bibir tipisnya ketika mendengar Erd yang seakan merasa bersalah di sana.

"Tak apa, aku bisa sendiri."

"Tuan mau saya pulang?, tunggu sebentar saya akan sampai dalam lima jam."

"Dan aku akan mati kebosanan."

"Maaf. Lalu bagaimana dengan tuan muda?, anda akan pergi sendiri?"

"Ya, akan ku coba."

"Erd, kau tau siapa Regar?"

Lama terdiam, hingga Gevano bosan, tangannya kembali di tarik untuk istirahat, pegal juga jika di paksa tergantung di udara.

Dear Me [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang