Permohonan

43 7 2
                                    

"Aku mohon tuan, beritahu kami dimana keberadaan Gevano, tolong, aku benar-benar memohon." Badan dibawa merendah hingga bersimpuh tepat didepan sofa para Kavandra duduk tenang menatap dirinya dari atas sana.

Helaan nafas Kendrick terdengar muak, tapi beruntung tidak ada si tua disini, karena memang Reymond sedang sibuk dan enggan mengurusi hal tidak penting seperti ini.

"Cayvan." Sosok yang di panggil menoleh, pemuda yang sebelumnya asik di ruang keluarga bersama ketiga saudaranya yang lain terpaksa mendekat ke ruang tamu.

Saku celana dirogoh untuk mengambil selembar kertas yang sudah tak utuh pun juga kusut dari sana.

Cayvan lemparkan kertas itu kearah Naka, beruntung kertas itu jatuh tepat sasaran, seringai licik Cayvan sungguh membuat bulu kuduk Naka berdiri tak terkecuali, ada apa ini?.

"Adek udah pulang, terimakasih udah ngurusin adek disana selama beberapa hari, untuk selanjutnya adek akan berkunjung kesana sesekali. Love you Daddy, Abang juga ♡ "

Naka mendongak menatap dua sosok Kavandra yang tersenyum tipis kearahnya, jadi maksud mereka kedatangan Naka kemari tidak akan ada gunanya?

Dimana sebenarnya Gevano pulang?

Apa yang sebenarnya terjadi?

Kenapa bisa Kavandra setenang ini?

Berarti ini bukan yang pertama kali?

Lelah berdiri sedari tadi Cayvan ikut duduk di samping ayahnya, tatapannya sedikit merendahkan sosok yang ada di bawahnya.

"Kami sendiri tidak tau kemana adik kami itu pergi, sedari dulu Gevano tidak mudah untuk ditemui, bahkan mustahil, tapi pengecualian bagi orang yang memang ingin dia temui, mau ke kutub Utara pun tetap akan Gevano temukan."

Naka tertegun sejenak, tidak lama dari itu pintu utama Kavandra kembali terbuka, tampaklah anggota lengkap Sasnarwa dengan tampang menyeramkan menghampiri.

Oh apakah akan ada pertikaian?

Entahlah ~

"Dimana Gevano?" Pertanyaan yang sama kembali terucap, tapi kini Haru yang membuka suara, sedangkan Deandra?, berani apa dia.

Cayvan menatap Naka, lewat tatapan itu juga Naka sudah cukup dari mengerti akan maksud dari kakak pertama Gevano.

"Gevano pergi, Kavandra tidak bisa membantu." Cukup dengan perkataan itu Sasnarwa kembali dibuat bungkam.

"Dia putraku Kendrick, kali ini saja tolong bantu aku menemukan keberadaannya." Kendrick tersenyum sopan, dalam benaknya hanya ada kata bodoh sebagai definisi dari keluarga Sasnarwa.

"Aku sendiri tidak tau tentang itu Dean, Gevano sedari remaja memang sangat sulit untuk aku temukan, anak itu membangun rumahnya sendiri entah dimana aku sendiri tidak tau." Jujur saja itu memang kebenarannya, mau mengelak ya apa yang mau dijadikan alasan?.

"Kau tidak berbohong?"

"Kavandra tidak pernah berbicara omong kosong." Final sang kepala keluarga.

"Mungkin lain waktu adikku mau berbaik hati untuk bertemu, tapi yang pasti kami selalu menjadi garda terdepan baginya, setetes darah pun tidak boleh keluar dari sangkarnya." Cayvan berbicara dengan intonasi agak di tegaskan, berbicara dengan mereka membutuhkan tenaga, itu serius.

"Kakak." Rean datang membawa handphone miliknya, benda pipih itu menampakkan adanya telfon dari nomor tidak di kenal.

"Angkat." Rean menyuruhnya?, ada apa dengan adiknya.

"Sebelumnya ada pesan yang berisi ancaman untuk orang ini." Telunjuk Rean mengarah pada Naka yang sudah di bantu berdiri oleh Haru.

Tentu agak heran, jika memang ancamannya ditujukan untuk Naka kenapa Cayvan yang diberi aba-aba?.

Dear Me [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang