043

795 138 26
                                    

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
──· 。゚☆: *.☽ .* :☆゚. ──
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

Putaran angin perlahan-lahan menghilang. Auretta dan James telah terbebas dari putaran mematikan yang membuat kepala mereka pusing berkunang-kunang.

Setelah beberapa detik merasa tubuh melayang, akhirnya mereka mendapati pijakan. Di sana lah Auretta baru sadar di mana mereka, di sebuah rumah yang tampak rusak dan sangat berantakan.

"Apa yang terjadi di sini?" Tanya Auretta bingung sambil menatap sekitar.

"Sepertinya habis di serang." Sahut James.

Auretta menoleh padanya lalu menatap kalung dengan liontin batu permata yang ia kenakan. Kedua mata gadis itu melotot dengan kaget saat menyadari jika liontin baru permata nya telah rusak.

"Oh, tidak!" Seru Auretta yang menarik perhatian James untuk menatapnya.

"Apa yang terjadi?" Tanya James bertanya-tanya.

Auretta menatapnya dengan panik. "Batu pertamanya retak! Kita tidak bisa pulang jika begini!"

James yang mendengarnya mencoba untuk tidak panik. Ia menatap dengan teliti baru permata berwarna emas itu yang tak lagi bersinar seperti tadi. Batu pertamanya tak lagi berfungsi.

"Oke, tenang. Kita bisa memikirkan cara lain. Kau jangan panik, Malfoy." Ucap James menyuruh Auretta untuk menatapnya.

Auretta mengangguk menurut sambil mengambil nafas dalam-dalam dan membuangnya secara perlahan-lahan agar ia tidak kambuh di situasi seperti ini.

"Sekarang di mana kita? Kita berada di waktu yang tepat, kan?" Tanya James.

Auretta menggelengkan kepalanya, menelusuri setiap sudut ruangan yang berantakan. "Kita bahkan tidak tahu Scorpius dan Albus pergi ke waktu yang mana. Dan Aku takut jika batu permata ini tidak bekerja dengan baik. Kita malah akan terlempar lebih jauh ke masa lalu." Ucapnya.

James menoleh padanya. "Ke waktu Hogwarts di bangun?"

"Itu jauh sekali!"

Ditengah-tengah pembicara, mereka mendengar suara langka kaki cepat dari balik pintu yang rusak. James dan Auretta mematung saat melihat empat penyihir muda memasuki ruangan dengan tongkat sihir teracung pada mereka.

"Siapa kalian?" Ucap salah satu pria berkacamata bulat bertanya dengan nada curiga.

"Tunggu, kami bukan orang yang membuat kekacauan di sini," Ucap Auretta mencoba meyakinkan mereka berempat.

"Kenapa kami harus percaya? Tempat ini baru saja di serang." Satu dari dua pria muda berucap, ia pemilik rambut hitam legam panjang. "Dan ciri-ciri mu terlihat tidak asing!"

Auretta menelan ludahnya sendiri saat mendengar ucapannya. Ia memang sudah sangat khawatir tentang warna rambutnya yang mencolok dan mudah dikenali.

"Bukan kah dia terlihat seperti seseorang yang kita kenal?" Ujar gadis berambut blonde. Pria berambut hitam panjang dan gadis berambut merah menatap dengan kedua mata melotot, menyuruh nya diam.

"Tapi ku pikir mereka bukan salah satu dari pelahap maut."

"Mereka ada di sini, Lils. Mereka pasti pelahap maut yang tak sempat kabur!"

"Tapi kami memang bukan pelahap maut!" Ucap James. Memandangi pria muda berkacamata bukan di hadapannya yang sangat mirip sekali dengan Harry.

James menahan nafas, gugup bertemu dengan kakeknya─ James Fleamont Potter yang biasanya hanya bisa ia dengar dari cerita seseorang yang pernah bertemu dengan kakek nya. Sekarang mereka berdiri berhadap-hadapan, James Sirius dengan James Fleamont muda yang tampak penuh semangat.

𝐋𝐎𝐕𝐄𝐑 || 𝐉𝐚𝐦𝐞𝐬 𝐏𝐨𝐭𝐭𝐞𝐫 II (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang