Malam.
Rintik hujan turun, bersamaan dengan angin dingin yang bertiup. Dari arah balkon sebuah kamar, terdengar seseorang yang sedang menangis di tengah gerimis.
"Kenapa sesakit ini, Tuhan?." Ucap seseorang itu.
"Apa aku ngga pantas bahagia?, mengapa semua ketakutanku terjadi begitu saja.. Lelah. Semuanya terlalu menyakitkan." Lanjutnya.
"Pah.. Freya kangen papah, kenapa papah ninggalin Freya?, papah udah ngga sayang lagi sama Freya?." Ucap Freya. Seseorang yang sedang menangis itu adalah Freyana Avirendra.
Hujan semakin deras, tangisannya pun semakin keras..
"Pah.. hikss hikss." Tangisnya sesenggukan.
Clek, suara pintu kamar terbuka.
"Freya!!." Ucap Oniel, kaget melihat Freya berdiri di balkon padahal hujan sedang deras.
"K-kak Oniel." Ucap Freya yang sudah lemas, karena terlalu lama terkena hujan.
Oniel pun menarik tubuh Freya masuk kembali ke dalam, agar tidak kedinginan.
"Kamu kenapa hujan hujanan?." Tanya Oniel. Sedangkan yang di tanya hanya menggelengkan kepalanya.
Setelah itu, Freya pun tak sadarkan diri..
"Freya." Panggil Oniel.
"Freyaa!!." Panggilannya sekali lagi.
"Ayah, Bunda!!." Teriak Oniel dari dalam kamarnya.
Tak lama, Galvin dan Vera pun datang. Kaget melihat Freya terbaring lemas di pangkuan Oniel.
"Freya!!." Ucap mereka.
**
"Papah.." Lirih Freya.
"Freya!!" Teriak Oniel. Senang melihat Freya sudah sadar, Oniel pun memeluk Freya erat
"Kak Oniel sayang Freya.. Freya adik kecilnya kak Oniel satu-satunya, kak Oniel gamau kehilangan Freya hiks." Tangis Oniel.
Freya yang mendengar itupun tersenyum. Baru kali ini ia mendengar bahwa ada seseorang yang takut kehilangan dirinya.
Galvin dan Vera yang melihat interaksi kakak dan adik itupun hanya bisa menahan air mata mereka agar tidak jatuh, bisa mereka lihat jika keduanya saling menyayangi.
"Kak Oniel.." Ucap Freya.
Oniel pun melepas pelukannya, dan menatap Freya penuh rasa sayang.
"Iyaa? Kenapa sayang?." Tanya Oniel.
"Aku ngga akan pernah ninggalin kak Oniel, cuma kak Oniel, Bunda, sama Ayah yang aku punya sekarang.. Aku gamau dan gaakan ninggalin kalian." Ucap Freya, membuat semua yang mendengar itu meneteskan air matanya, entah mengapa tiba tiba saja air mata yang mereka tahan-tahan agar tidak jatuh sekarang lolos begitu saja membasahi pipi mereka.
Galvin dan Vera pun menghampiri dan memeluk Freya dan Oniel. Mereka menumpahkan segala kesedihan mereka lewat hangatnya kasih sayang keluarga.
"Seperti ini ya keluarga?" Batin Freya.
"Sayangnya aku mendapat kehangatan ini pada orang yang berbeda.. Aku selalu berharap bisa disayangi mereka. Tapi disatu sisi aku juga bersyukur, disayangi oleh orang-orang baik seperti orang-orang di sekitarku ini." Lanjutnya.
"Bahagia.. semoga bertahan lama." Batinnya.
"Badan kamu anget, besok gausah berangkat sekolah dulu ya.. tunggu sembuh." Ucap Vera pada Freya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Semua luka itu
Diversos"Tak apa jika aku terluka, asal orang-orang yang aku sayang selalu bahagia."