Chapter 2

966 63 3
                                        

Happy Reading

*Di dalam kelas.

Kring.. Kring.. Bel istirahat berbunyi

"Akhirnyaa.. eughh" Ucap Oniel sambil meregangkan tubuhnya.

"Udah bel, kekantin yuk?" Ajak Oniel pada teman temannya yang tak lain ialah Freya, Adel, Zee, dan Christy.

"Yukk." Ucap Adel.

"Gasss." Teriak Zee.

"Let's go." Semangat Christy.

"Kamu kenapa Frey?" Ucap Oniel saat melihat satu temannya itu hanya terdiam sambil melamun.

"Ehh, ga-gapapa." Ucap Freya berbohong.

"Gapapa gimana, kamu ngelamun gitu kaya lagi ada masalah.. Kalo ada apa apa cerita sama kita." Ucap Oniel merasa khawatir pada Freya.

"Iya Niel." Ucap Freya sambil menunduk karena merasa bersalah pada teman temannya.

"Gapapa, kita cuma khawatir aja.. Aku gamau teman teman aku nyembunyiin masalahnya sendirian." Ucap Oniel tulus.

Freya tersenyum tipis, ketika mendengar ucapan Oniel yang terdengar sangat mengkhawatirkan dirinya.

"Yuk, kekantin.. Keburu bel nih." Ucap Christy, dengan nada yang dibuat lemas karena menahan lapar.

Mereka terkekeh ketika melihat Christy seperti orang yang belum makan satu hari.

"Yaudah yukk." Kompak mereka.

*Di kantin sekolah.

"Kalian mau pesen apa, biar kita yang pesen." Ucap Zee dan Christy, Tapi teman temanya memanggil mereka dengan sebutan Zoya dan Toya.

"Aku nasgor sama es jeruk Zoy." Ucap Adel.

"Aku bakso sama es teh aja." Ucap Oniel.

"Kamu Frey?" Tanya Zee.

"Emm, aku samain aja deh kaya Oniel Zoy." Ucap Freya.

"Oke, siap." Kompak Zee dan Christy, kemudian mereka pergi untuk memesan makanan.

Oniel merasa bingung saat melihat Freya yang lebih banyak diam dan melamun.

"Kamu sebenarnya kenapa sih Frey?" Ucap Oniel merasa bingung.

"Aku gapapa Niel." Ucap Freya pelan.

"Gapapa gausah bohong, cerita aja sama kita." Ucap Oniel lembut.

"Iya cerita aja Frey, jangan dipendam sendirian" Timpal Adel.

Akhirnya Freya pun pasrah, ia menghela nafas cukup panjang.. Bersiap untuk menceritakan apa yang sedang ia rasakan.

"Apa aku masih bisa berharap pada kebahagiaan?" Ucap Freya pelan, dengan mata yang sudah berkaca kaca.. membuat Oniel dan Adel kaget.

"Apa aku masih bisa mendapat hak ku sebagai anak?" Lanjutnya dengan suara yang sudah bergetar karena sedang menahan air matanya.

Oniel yang melihat temannya itu sebentar lagi akan menangis pun langsung menghampiri dan memeluk Freya dengan erat.

Air mata yang sudah Freya tahan untuk tidak keluar, kini lolos begitu saja menetes membasahi pipi gadis itu.

"Gapapa keluarin semua, biar hati dan pikiran kamu lega." Ucap Oniel sambil mengusap lembut punggung Freya.

"A-apa aku hikss ng-ngga pantes bahagia Niel?" Ucap Freya sesenggukan membuat hati Oniel merasa sakit ketika mendengarnya.

"Ssstt, jangan ngomong kaya gitu.. Kamu itu pantes bahagia Freya. Ucap Oniel berusaha menenangkan Freya.

"T-tapi hiks kapan Niel?" Ucap Freya masih dengan isakkanya.

"Aku yakin kamu pasti akan mendapatkan kebahagiaan yang selalu kamu harapkan suatu saat nanti." Ucap Oniel meyakinkan Freya.

Setelah mendengar perkataan Oniel, Freya pun melepaskan pelukannya dan tersenyum manis pada Oniel.

"Makasih Niel." Ucapnya sambil tersenyum.

"Iya sama sama, Lain kali kalo ada masalah cerita ya.. Jangan dipendem sendiri." Ucap Oniel sambil menyeka air mata Freya.
Kemudian dijawab anggukan dari Freya.

"Nah gini kan Cantik." Ucap Oniel terkekeh dan Adel yang melihat itu pun ikut terkekeh.

Sedangkan yang dipuji, hanya tersenyum tipis.

Beberapa saat kemudian..

"Makanan datangg." Teriak Christy, saat sudah sampai di meja teman temannya.

Zee yang mendengar teman anehnya itu berteriak pun langsung mencomot bibir Christy hingga sukses membuat yang pemilik meringis kesakitan.

"Awsss sakitt Zoya!!" Ucap Christy dengan nada marah.

"Ya lagian berisik" Ucap Zee santai.

"Yaudah sih" Ucap Christy kesal.

"Ada ada aja kelakuannya nih bocah berdua." Batin Adel, menatap aneh Zee dan Christy.

"Udah udah, yuk makan" Lerai Oniel.

"Yuk" Kompak mereka.

Selesai makan bel masuk kelas berbunyi.. Mereka pun bergegas masuk ke kelasnya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Semua luka ituTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang