Chapter 16

502 59 5
                                        

"Kak Chika

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak Chika.. Kak Chika"

"Kamu siapa?"

"Kok kamu tau nama aku?" Tanyanya pada gadis misterius dengan pakaian putihnya yang bercahaya.

Gadis misterius itu berlari menjauh dari Chika.

"Kamu mau kemana?" Teriak Chika saat gadis misterius itu semakin jauh darinnya.

Gadis misterius itu berhenti, dan berbalik menghadap Chika.

"Ini dimana?" Tanya Chika.

Gadis misterius itu terkekeh, kemudian tersenyum manis.

"Kamu siapa?"

Tidak ada jawaban apapun, gadis itu kembali berlari menjauh dari Chika.

Chika mencoba menyusul gadis itu, tapi tidak ada jejak apapun.

"Kemana dia?" 

Tak lama kemudian, Chika mendengar melody dari sebuah piano. Chika kembali mendengar suara gadis itu yang sedang bernyanyi. Merdu, batinnya.

Chika berjalan mengikuti arah suara itu berasal. Ia melihat gadis misterius itu sedang duduk memainkan piano, dan bernyanyi. Lagu itu sepertinya tidak asing bagi Chika.

"Ku tak membencimu."

"Kuharap kau pun begitu."

"Tak ingin kau jauh"

"Tapi takdir menginginkan kita tuk berpisah."

"Genggam, tanganku sayang."

"Dekat denganku, peluk diriku."

"Berdiri tegak, didepan aku."

"Cium keningku, tuk yang terakhir."

"Ku'kan menghilang, jauh darimu."

"Tak terlihat sehelai rambut pun."

"Tapi dimana nanti kau terluka."

"Cari aku, ku ada untukmu."

Pesan terakhir - Lyodra.

"Kaya ga asing sama lagunnya." Ucap Chika.

Chika berusaha mendekat, namun gadis itu langsung berlari menuju kabut dan menghilang dari pandangan Chika. Sekilas Chika mendengar suara gadis itu tertawa.

"Kamu pergi kemana?"

"Kamu siapa sih?"

"Kamu dimana!!" Teriak Chika.

"Ya ampun, kamu kenapa sayang?" Panik Aya setelah mendengar Chika berteriak.

Chika sontak langsung memeluk tubuh Aya.

"Kamu kenapa, sampe keringetan gini?" Tanya Aya.

"Chi-Chika gatau mah, Chika takut." Ucap Chika terbata-bata.

"Makanya lain kali baca doa dulu, kalo mau tidur." Ucap Aya.

"Udah sana siap-siap, terus sekolah." Lanjutnya.

Chika pun langsung bangkit dari tempat duduknya.

*Sesampainya di sekolah.

Chika berjalan sepanjang lorong. Seperti sedang mencari seseorang, namun nihil.

"Kemana ya, dia."

"Belakangan ini gapernah liat dia di sekolah." Lanjutnya.

"Woi Chik, nyari siapa lo?" Ucap Dey tiba-tiba.

"Apaan sih lo, ngagetin gue aja." Kesal Chika.

"Ya maap." Ucap Dey cengengesan.

"Nyari siapa lo?" Lanjut Dey.

"Kepo lo." Ketus Chika. Setelahnya ia pun pergi meninggalkan Dey sendirian.

"Yeuu, kocak." Teriak Dey.

Chika berjalan melewati kelas X IPA 1. Sepertinya seseorang yang ia cari memang tidak ada.

"Nyari siapa lo? Belum cukup kemarin lo sakitin dia?" Suara itu terdengar tajam bagi Chika.

Chika kemudian berbalik.

"Haha, lo emang jahat chik." Ucap seseorang itu.

"Lo ngga sadar, apa yang lo lakuin itu udah keterlaluan!" Lanjutnya.

"Maksud lo, apa? Teriak Chika. Tidak Terima.

"Gue yang harusnya nanya, maksud lo apa mukul Freya!!" Teriak Oniel jauh tidak terima.

Seseorang itu adalah Oniel, Oniel sangat marah bahkan seperti melampaui batasannya.

"Ma-maksudnya?" Ucap Chika, terbata-bata.

"Maksud lo apa mukul Freya sampe masuk rumah sakit, hah!!" Teriak Oniel, membuat keadaan sekolah semakin mencekam.

Ramai anak-anak yang datang ke depan kelas itu.

"Ada apa?" Tanya Adel pada salah satu siswi yang menonton.

"Gatau kak, Tiba-tiba mereka berantem." Jawab siswi tersebut.

Adel pun bergegas masuk kedalam kerumunan untuk memastikan, ada apa.

"Brengsek." Teriak Chika bersiap untuk memukul Oniel, Namun..

"Lo gapernah sadar ya Chik, kalo lo udah sebangsat itu?" Ucap Adel, dengan tangan yang sedang menahan pukulan Chika.

Adel mengibaskan tangan Chika kuat sampai pemiliknya meringis kesakitan.

"Lo itu kakak yang goblok." Ucap Adel dingin.

"Lo ga pernah tau rasanya seseorang yang pengen punya adek tapi ga ditakdirkan buat punya."

"Sedangkan lo yang ditakdirkan punya adek sebaik Freya, kenapa lo sia-sia in?" Lanjutnya.

Chika menangis, ia tidak tau bahwa dirinya sudah sangat jahat pada adiknya sendiri.

"Maafin Kak Chika, Fre." Batin Chika.

"Lo sadar ga sih, Freya cuma minta waktu lo. Udah itu doang, ga minta macem-macem. Tapi apa lo kasih?" Ucap Oniel yang mulai bersuara.

"Engga, kan?" Lanjutnya.

"Lo tau ngga, dia gagal jantung gara-gara dipukul sama lo!!" Teriak Oniel.

Deg.. Jantung Chika seakan berhenti berdetak.

Semesta menunjukan kejahatannya selama ini.

Chika menangis histeris. Ia tidak pernah menyangka jika dampaknya akan seburuk itu.

"Ma-maafin kak Chika, dek."

"Maaf.."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



















Jahat, lo Chik. Asli.
Fiksiii yaaaaa, fiksi. jangan dibawa rl.








Semua luka ituTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang