Chapter 15

467 53 4
                                        

Tring

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tring.. tring.. tring.. (suara nada dering telpon)

"Bun, Bunda ke rumah sakit, sekarang." Ucap Oniel dari telpon dengan suara gemetar.

"Kenap-"

Belum sempat bertanya, Oniel sudah memutuskan telpon sepihak.

"Kebiasaan." Gumam Vera.

"Tapi kenapa ya? Kaya panik gitu." Lanjutnya.

Setelahnya, Vera pun langsung bergegas menuju ke rumah sakit miliknya.

**

"Yah, Ayah cepet ke rumah sakit Bunda."

Belum sempat Galvin berbicara sepatah katapun, Oniel lagi-lagi memutuskan telpon sepihak.

"Bocah aneh." Kesal Galvin.

Galvin pun pergi menuju rumah sakit.

**

"Tuhan, tolong jangan ambil adik aku.. hikss" Tangis Oniel.

Rapuh, riuh, semuanya seperti menusuk hati Oniel.

"Tolong berikan aku kesempatan untuk membuatnya bahagia terlebih dahulu, Tuhan." Batin Oniel sesenggukan.

Sakit sekali..

Tak lama, Galvin dan Vera pun sampai.

"Kenapa?" Panik Galvin saat melihat Oniel lemas karena terlalu lama menangis.

"A-adek aku y-yah." Ucap Oniel sesenggukan, sembari menunjuk ke arah ruang penanganan.

"F-freya? Freya kenapa?" Tanyanya panik.

Oniel menggeleng lemas. Ia juga tidak tau apa yang terjadi pada adiknya.

"Oniel juga gatau, yah. hikss.." Tangis Oniel yang semakin tidak terkendali.

"Oniel gamau kehilangan adek Oniel, yah." Lanjut Oniel.

"Huss, jangan ngomong kaya gitu, ayah yakin Freya gabakal kenapa-napa, dia kan kuat." Ucap Galvin, berusaha menenangkan Oniel.

"Ngga, yah. Engga.. Dekk, tolong tetap ada.. Kak Oniel gaakan sanggup jika harus jauh." Tangis Oniel sesenggukan.

"Udah cup, cup.. Kita berdoa aja, minta yang terbaik buat Freya." Tenang Veranda, yang sebenarnya sangat panik.

Selang beberapa menit, pintu ruang itupun terbuka menampilkan dokter dengan beberapa suster dengan raut muka yang sulit diartikan.

"Dok, gimana keadaan adek aku?"

"Dia baik-baik aja kan dok?

"Tolong jawab, dok." beruntun Oniel, panik.

"Mohon maaf, setelah kami periksa penyebab pasien pingsan, ternyata pasien didiagnosis mengalami gagal jantung, dan pasien mengalami koma."

Pecah sudah pertahanan mereka. Sakit sekali rasanya melihat seseorang yang sangat kita sayangi sedang terbaring lemas melawan penyakit yang di deritanya.

"Dek, bertahan lebih lama ya, setidaknya tolong beri kesempatan untuk semesta bisa membuatmu bahagia." Lirih Oniel, sembari menggenggam erat tangan mungil pucat, milik Freya.

3 hari berlalu, dan Freya belum juga sadar. Kenyataan itu sungguh menyiksa hati keluarga Bumantara, terutama Oniel yang sudah sangat menyayangi Freya. 3 hari itu juga mereka bergantian menjaga Freya.

"Bangun dek, ngga cape tidur terus, ya?" Lirih Oniel, menatap Freya sendu.

"Tadi temen-temen mau pada jengukin kamu tau.. muka mereka khawatir banget, kamu gamau ketemu mereka?" Lanjutnya.

"Kak Oniel minta maaf ya, kak Oniel belum bisa wujudin harapan kamu.. tapi semoga, kamu mau ngasih kesempatan untuk kak Oniel bisa wujudin itu semua, ya."

"Kak Oniel ngga akan mengucap janji, tapi kak Oniel akan berusaha apapun itu, untuk adek kesayangan kak Oniel."

"Cepat sembuh, kesayangannya aku. cup." kecup Oniel pada pipi chubby Freya.

*Sebelumnya..

*SMA Cerdas 48

"Niel. Katanya Freya masuk rumah sakit, kenapa?" Ucap Zee tidak tenang.

"Iyaa, kok bisa?" Timpal Christy.

"Iyaa niel, temen gue kenapa?" Ucap Adel tak kalah panik.

Oniel tidak membalas semua perkataan itu, tapi raut wajahnya mampu menjelaskan kepada teman-temannya bahwa Freya sedang tidak baik-baik saja.

"Udah, kamu tenangin diri kamu dulu, nanti kalo udah tenang coba buat cerita pelan-pelan." Ucap Zee sembari mengusap lembut pundak Oniel.

Oniel hanya mampu mengangguk, semenjak kejadian kemarin, senyum hangat Oniel seakan hilang.

"Nanti pulang sekolah, kita izin jenguk Freya ya?" Izin Zee.

"Jangan, Zee." Jawab Oniel.

"Gaboleh, ya?" Tanya Zee.

"Bukan gaboleh, tapi waktunya ngga tepat." Sebenarnya Zee bingung dengan jawaban Oniel, tapi karena tidak ingin berpikir berlebihan jadi..

"Oh, yaudah Niel." Ucap Zee.

"Iyaa, maaf yaa. nanti kalo waktunya udah pas, terus kalo mau jenguk, aku kabarin deh." Ucap Oniel, merasa tidak enak.

"Iyaa, santai aja." Jawab Zee, dengan senyum khasnya.

"Dia didiagnosis gagal jantung."

Deg..

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Semua luka ituTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang