Di ruangan yang bernuasa putih itu dengan bau obat yang sangat menyengat, terdapat gadis yang terbaring lemah dengan oksigen dan juga infus di sana.
Mata kecil itu perlahan membuka, menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam indra pengelihatanya. Matanya menatap sekeliling ruangan itu, ada gista yang menunggunya di pinggir ranjang. "ibu..."panggil mala.
Gista mengangkat kepalanya, melihat putrinya yang sudah sadarkan dirinya, setelah sekilan lama ia koma di rumah sakit itu, "ya allah alhamdulilah anak ibu sudah sadar... Ayah Mala sudah sadar" panggil gista. Lian memasuki ruangan itu, menghampiri putrinya yang sudah lama tak membuka matanya akhirnya membukanya kembali.
"anak ayah sudah sadar... Mau ayah panggilkan dokter?"tanya lian seraya mengusap kepala Mala.
Mala menggeleng lemah, tubuhnya sangat lemas untuk di gerakan, tak bisa bergerak sama sekali, kepalanya terasa pusing dan tanganya berasa susah untuk di gerakan. Bahkan kedua kakinya terasa kaku untuk di gerakan.
"ibu, apakah rakha sudah menikah?, dan bagaimana hubungan mereka berdua, apakah baik-baik saja?" Mala bertanya, tapi gista tak menjawabnya, lian bersama gista keluar ruangan itu, hanya menyisakan mala seorang diri.
Pintu ruangan itu kembali terbuka, ada yang masuk namun belum menampakan dirinya, hanya tanganya saja yang terlihat karna memegangi knop pintu, mala terus memperhatikan itu, tak lama lelaki itu memasuki ruangan tersebut, lelaki itu mengahampiri mala, lalu duduk di kursi sebelah ranjang.
"Hai,,, akhirnya la kamu sadar juga?", Mala diam tak bersuara, lelaki itu tersenyum lalu mengusap kepala mala.
Mala menghempaskan tanganya, "ngapain lo pegang-pegang gue?,, lo kan udah jadi suaminya cla,, kenapa lo masih deketin gue rak?".
"kata siapa hm?".
"y-ya kan lo kemaren nikah kan?, jujur aja lo ga usah sandiwara gitu".
"enggak sayang... Aku enggk jadi nikah sama dia, kan maunya nikah sama kamu".
Mala mencoba duduk tapi tak bisa, akhirnya di bantu oleh rakha "maksudnya?" mala mengerutkan keningnya.
flshbck on..
Gadis yang memakai seragam putih abu itu tertabrak mobil yang melaju kencang dari arah kanan, gadis itu terpental jauh dari tempat ia menyebrang tadi.
Devi keluar dari mobilnya, berlari menghampiri mala yang tergeletak di jalan, semua yang melihat itu mendekat ke arah mala} Mala sudah tak sadarkan diri, pelipis yang bercucuran darah, baju yang kotor, tangan dan kaki yang berdarah akibat terpental jauh.
"Mal bngun mal....".
Rakha yang kebetulan lewat di situ, menghampiri kerumunan tersebut, ia turun dari motornya lalu menghampiri itu, saat melihat ia membulatkan matanya, rakha berjongkok di sebelah mala, "Mala".
Devi menangis seraya meligat rakha sudah ada di sampingnya, "Rakha bantuin mala kha, tolongin dia..".
Rakha menatap devi, "kenapa mala bisa gini?" tanyanya, devi tak menjawab ia kembali menngis, "tadi eneng ini ketabrak mas, yang nabraknya melarikan diri" kata tukang ojek tersebut.
Rakha menggendong mala, "dev ayo ke RS pake mobil lo", rakha berlari ke arah mobil devi membuka pintu bagian belakang, samar-samar mala membuka matanya ia melihat rakha, "Rakha..." setelah mengatakan itu ia tak sadarkan diri kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
My first love
Teen FictionBagaimana tidak seorang lelaki yang baru pertama kali menemukan cintanya saat masuk sekolah, cinta pertamanya, kesayanganya, bahkan ada yang mendekati dia siap maju paling depan. Gadis yang di cintai oleh seorang raden rakha ini memang sangat di bil...