•Bab 21 Yang sebenarnya

828 31 8
                                    

Clarisaa berada di sebuah gedung yang cukup gelap, gedung itu tak banyak orang yang mendatanginya, bahkan sudah terbengkalai sejak dulu.

"Gue gatau harus gimana cara nyingkirin Mala, rakha selalu perhatian sama dia, giliran sama gue dia selalu menghindar".

"saya ada ide bos".

"Hm,,, ide apa?".

"kata bos tadi, mau nyingkirin mala kan?. Coba aja bos bikin dia meninggal, pasti dia gak akan muncul lagi di kehidupan bos, bahkan dia pasti ga akan gangu hubungan bos dan rakha kan?".

Clarisaa berfikir sejenak, memikirkan apa yang di sarankan oleh anak buahnya, "sepertinya bagus juga ide kamu, baiklah kalau begitu kalian susun rencananya, kita mata-matai dahulu mala, jika sudah saatnya baru kita mulai" anak buah clarisaa mengangguk faham, lalu pergi keluar untuk mempersiapkanya.

"mungkin ini akan ngebuat lo ga akan ada di dunia ini lagi. Hm,,,, Mala, Mala, gue udah diam selama ini, tapi untuk kali ini gue ga akan tinggal diam, lo selalu bikin rakha gamau deket-deket sama gue".

Clarisaa sudah ada di dalam mobilnya, ia menatap mala yang berada di sebrang jalan, hendak menyebrang, saat mala mulai berlari clarissa segera menancap gasnya hingga gadis itu terpental jauh, segera ia meninggalkan tempat itu, agar takada yang mengejarnya. "Selamat tinggal Mala,,,".

Tiga hari ini mala tak masuk ke sekolah, bahkan clarisaa mengira bahwa mala sudah pergi, jadi ia pikir dia bisa mendekati rakha sepuasnya tanpa ada yang menghalanginya.

Clarissa turun dari mobil hitam itu, mobil yang sempat ia gunakan untuk menabrak mala di tiga hari yang lalu, devi bersama afan baru saja turun dari motornya, lalu melihat ke arah clarissa yang tersenyum sendiri ke arah rakha yang baru membuka helm full facenya.

"Bep, itu kaya mobil yang rakha cari ga sih?"tanya devi yang masih setia duduk di atas jok motor bersama afan.

Afan mengangguk betul, "Iya bener, tapi jangan soudzon dulu, kan banyak mobil yang kaya gitu tuh, engga cuma punya cla aja".

Devi memukul helm afan, "jadi kamu belaiin cla IYA?, oke kalo gitu" devi turun dari motor afan, membuka helm tersebut lalu pergi meninggalkan afan.

Afan mengejar devi yang berjalan jauh, afan memegang tangan devi, "Enggak sayang... Maaf tadi bercanda hehehe" afan tertawa, devi memutar bola matanya malas.

"tapi bener kan mobilnya sama?" afan mengangguk, devi mengeluarkan benda pipihnya dari sakunya, lalu memperlihatkan plat nomor mobil cla dengan plat yang terekam di CCTV tersebut.

"BEP, PLATNYA SAMA!!!" Devi memukul bahu afan, ia meringis namun tetap mengangguk, "iya sayang sama!!!".

"yaudah ayo kita kasih tau rakha!" devi menarik tangan afan ke arah rakha, sampai di sana devi dan afan mengejutkan rakha yang sedang bengong. "RAKHA!".

Lelaki itu seketika menatap tajam dua kurcaci itu, "Kalian gangu gue!?".

Mereka berdua tertawa, "Sorry kha, oh iya gue cuma mau kasih tau ini ke elo, liat ini plat yang tiga hari lalu nabrak mala mirip sama platnya mobil cl--" belum selesai devi berbicara, cla sudah menghampirinya.

"Hai rakha" sapanya, namun rakha hanya diam tak menjawabnya.

"HAHAHA DI CUEKIN HAHAHAHA"devi tertawa puas, afan membekam mulut devi, "Berisik bep".

"Ngapain lo ke sini?"tanya afan.

"seterah gue dong, dia kan calon suami gue jadi berhak dong samperin dia, sementara kalian cuma temenya doang".

My first loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang