'semuanya akan hilang
satu per satu'.-Mala-
Brak
Dengan bersamaan airmata mala jatuh dari mata indahnya, seseorang datang mendobrak pintu rumah tersebut. Mala menoleh pada orang yang datang sedang berjalan ke arah dia.
"Mala!".
hiks hiks hiks
Hanya terdengar suara isakan tangis dari gadis itu, seseorang itu memeluk erat tubuh Mala, gadis itu menangis dalam pelukanya.
"Sabar la... gue tau ini pasti sakit banget buat lo, gue rasain apa yang lo rasain juga Mala!" membalas pelukam erat gadis itu, mengusap punggung Mala agar tenang.
"I-ibu, a-ayah kha...".
"shut... iya gue tau. Kita ke sana ya? kita jemput ibu sama ayah lo" meski hanya memakai cardigan dan celana jens saja mala langsung pergi menuju Rumah sakit.
Di perjalanan Mala hanya menangis, semuanya telah hancur untuk selamanya. Di tinggal oleh ibu dan juga ayah yang mungkin tak akan kembali lagi padanya.
Sampai di rumah sakit sudah ada Gralind, kaka Mala. Gralind sudah menangis di depan ruangan, Mala sudah tak kuat untuk berjalan lagi menuju ruangan itu. Dengan berjalan di bantu oleh Rakha menuju tempat tersebut.
"ka gralind..."
"Mala..." Gralind berlari menuju mala lalu memeluk erat tubuh adiknya itu, menangis sejadi-jadinya, mala juga membalas pelukan tersebut, tak kuat rasanya.
"k-ka dimana i-ibu?"tanya Mala.
"i-ibu di dalam, kamu temuin buat terakhir kalinya ya..".
dengan berjalan sekuat mungkin ia memasuki ruangan tersebut. di dalam ruangan itu sudah ada dua brankar yang di atasnya ada dua orang yang terbaring lemah, di tutupi kain putih.
perlahan mala membuka penutup kain putih tersebut. saat penutup kain putih itu terbuka terlihat gista yang menutup matanya, wajah yang pucat, bibir yang sudah membiru akibat tenggelam di lautan.
"i-ibu.." gadis itu sudah tidak bisa menahan air matanya lagi, memeluk sang ibu yang sudah lemas dan tak bernafas lagi, "ibu... hiks bangun bu.. ibu tega tinggalin mala sendiri?, ibu kenapa pergi kenapa tinggalin mala... ibu...".
***
gista dan lian sudah sampai di rumahnya, di baringkan di tengah-tengah orang yang sedang membacakan surah yasin, mala tak henti-henti menangis, duduk di sebelah gralind yang sedang mengusap punggungnya, di situ juga sudah ada fathir dan salma yang hadir untuk melayad juga, ada teman-teman mala juga yang datang.
"mala, gue turut berduka cita ya atas kepergian ibu dan ayah lo".
"sayang yang kuat ya... tante rasain apa yang mala rasain juga.. tante harap mala kuat ya hadapin ini semua" salma memeluk mala dengan penuh kasih sayang, salma juga sudah menganggap mala sebagai putrinya itu, begitu juga dengan mala sudah menganggap bahwa salma sebagai ibunya.
salma mengelus punggung mala dengan lembut, gralind keluar rumah untuk mengurus pemakaman gista dan juga lian. mala hanya bisa menangis di dalam pelukan salma.
"gimana sama mala?"tanya fathir pada rakha.
"gimana apanya pah?"jawabnya bingung.
"ya elah, itu masa engga tau".
rakha berfikir sejenak, beberapa detik mencerna ucapan farhir tadi ia baru faham, "oh itu, gatau pah rakha bingung".
"ini kesempatan kamu buat mala kembali sama kamu, buat dia bahagia, apalagi dia sekarang lagi sedih-sedihnya, di tinggal orang tua buat selamanya. buat dia kembali tersenyum, papah yakin kamu pasti bisa bikin mala kembali kaya dulu lagi, buat dia lupain kejadian ini semua" fathir menepuk punggung putranya.
rakha mengangguk sambil tersenyum, "iya pah, makasih buat saranya".
"sama-sama, anak papah pasti bisa".
***
setelah beberapa jam di rumah, akhirnya jasad gista dan juga lian di bawa ke pemakaman dekat rumahnya, mala berada di ambulas bersama salma, sementara gista di ambulans yang membawa lian menuju rumah pemakaman.
setelah sampai di pemakaman, kedua kranda tersebut di turunkan di sebelah liang lahab untuk di masukan, di sana yang membantu ada fathir, rakha, revan (suami gralind) dan beberapa warga yang membantu untuk memasukan gista dan juga lian.
selesai semua pemakaman itu para warga pergi meninggalkan mereka, hanya tersisa gralind dan rakha.
mala menatap kedua nisan tersebut, sangat cantik dan juga sangat indah, ada bunga yang terhias di atas pemakan lian dan gista, dan juga ada foto lian dan juga gista yang di sandarkan di nisan.
"sabar ya la.."ucap rakha.
mala hanya diam bergeming menatap kedua nisan itu, rasanya seperti mimpi saja, "rakha, kaka titip mala ya, reva (anak gralind) nangis kata suami kaka, jadi kaka pamit pulang dulu".
"iya ka, nanti rakha bawa pulang mala ke rumah" gralind pergi meninggalkan mereka berdua, jafi hanya tersisa rakha dan mala.
"kha.. ini mimpi kan?" tanya mala sambil meneteskan air matanya.
"engga mal.."jawab rakha.
mala kembali menangis di depan sana, rasanya sakit sekali setelah mendengar kata-kata dari rakha, sepertinya ini memang bukan mimpi, tetapi nyata, benar-benar lian dan gista meninggalkan mala.
"bohong!"sentak mala.
"engga mal.." rakha memeluk mala meski pun gadis itu tak mau.
"kita pulang yu?, di rumah aja, di sini udan gelap, udah sore" rakha menyuruh mala berdiri tapi ia tak mau.
"lepas kha.. aku gamau pulang hiks, .mau di sini aja temenin ibu sama ayah" terpaksa rakha menggendong mala menuju mobilnya terparkir, jika di biarkan mala di sini jika kehujanan nanti mala akan sakit.
"turunin kha.. aku gamau..".
rakha tak mendengarkan ucapan mala, di perjalanan juga gadis itu masih menangis, meminta untuk membukakan pintu tak mau pulang ke rumah. akibat selalu menangis gadis itu tertidur, mungkin karna kecapean akibat menangis selalu.
hallo gays aku kembali😊, maaf kemaren gak up lama banget, jadi pada nunggu kalian, semoga di bab ini kalian suka ya.. makasih yang udah nunggu cerita aku, maaf lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
My first love
Teen FictionBagaimana tidak seorang lelaki yang baru pertama kali menemukan cintanya saat masuk sekolah, cinta pertamanya, kesayanganya, bahkan ada yang mendekati dia siap maju paling depan. Gadis yang di cintai oleh seorang raden rakha ini memang sangat di bil...