Pagi ini di kediaman keluarga Gralind, keluarga itu sedang berkumpul di ruang tengah. Kebetulan hari ini adalah hari Minggu, jadi mereka semua libur untuk sehari saja.
"sayang, ibu sama ayah bakal ke Singapura buat beberapa bulan ke depan. Kamu di rumah aja ya, jangan ikut, biar ada yang jaga rumah. Lagian di sini sebentar lagi kamu bakal kelulusan kan?, jadi kamu di sini aja ya?".
"nanti minta temenin devi atau temen kamu buat nginep di sini ya?, ibu khawatir sama kamu buat beberapa bulan ke depan, apalagi kita di sana cukup lama".
"kenapa ibu mendadak pergi?. Ibu ga sayang lagi sama Mala?"tanya mala.
"Ibu sayang sama Mala, siapa yang ga bilang kalo ibu ga sayang sama Mala?".
Mala menggeleng "Gak ada. Tapi mala pengen ikut sama ibu... Mala pengen di sana aja, gamau di sini. Di sini aku udah cape bu".
"Cape kenapa sayang?. Karna Rakha hm?, dalam hubungan pasti ada masalah, Pas kamu pacaran aja udah banyak masalah yang datang ke kamu, apa lagi nanti pas udah nikah? Kamu sanggup sama itu semua?" tanya gista memegang lengan mala.
Mata mala mulai berkaca-kaca "Gatau..."lirih mala.
"Ibu tau kamu kecewa sama Rakha karna hal kemarin, ibu itu tau persis gimana sikap rakha sama perempuan, apalagi tega nyakitin perempuan sampe segitunya. Ibu minta sama kamu buat baikan sama Rakha, takut nanti ga ada yang jaga kamu gimana?".
Air mata Mala semakin deras, gadis itu menggelengkan kepalanya "Ibu bicara apa?".
Gista memeluk putrinya itu, mengusap punggung sang anak agar tenang "Shut.... Jangan nangis sayang.. Ibu ga paksa kamu buat baikan lagi sama Rakha, tapi ibu mohon ya kalian harus kaya dulu lagi?".
"Besok ibu sama ayah berangkat".
Deg
Mala melepaskan pelukan gista "b-besok?"tanya mala, Lian mengangguk. Mala menatap gista yang berada di depanya.
"ibu pergi besok?, jadi mala sendiri?".
"engga kok, siapa yang bilang kalo mala sendiri di sini?. Kan ada Devi, Vio, Jenny sama Rakha juga yang temenin mala. Ibu juga udah bilang sama Salma buat kamu tinggal di sana beberapa bulan ini, itu juga kalo mala mau tinggal sementara dulu di sana".
"Gak!!, mala gamau di sana, biarin mala sendiri di rumah asalkan ga di rumah rakha!".
'Sebenci itu nak kamu sama Rakha?, ibu khawatir kalo ga ada yang jaga kamu lagi nak...'
*****
Hari ini adalah Hari Senin, Pukul 2 siang orang tua Mala akan pergi ke singapura, jadi pagi ini Mala akan sekolah dulu, untuk sore akan mengantar orang tuanya ke bandara yang ada di Jakarta.
"jadi bener ortu lo bakal pergi ke LN?" Tanya devi sambil menyuapkan mie yang ia beli.
Mala mengangguk "Iya, ortu gue berangkat sore ini, jadi gue minta buat lo nginep dulu di rumah gue. Tapi seterah juga sih mau sampai kapan lo nginep di rumah gue".
"yaudah, Malam ini gue nginep di rumah lo".
Mereka berdua asik bercanda-canda, vio dan jenny tak masuk sekolah, jadi mereka hanya mereka berdua. Sedang asik berbicara ada yang menghampiri mereka berdua.
"Hai mala. Lo jadi nginep di rumah gue?".
"Enggak. Gue bakal diem di rumah gue sendiri, jadi gue ga akan nginep di rumah Lo".
"ibu lo yang nyuruh".
"Kalo gue gamau?".
"Harus".
"Pemaksaan lo Kha, dari dulu sikapnya pemaksaan mulu, heran gue!".
"Santai la, gue cuma di suruh buat jaga lo aja selama ortu lo di LN. Kalo lo butuh sesuatu telfon gue aja, atau engga datang ke runah gue".
Siang ini pukul 2, Mala, Rakha, Gista dan juga lian berada di bandara sukarnohatta, mereka akan melakukan penerbangan siang ini.
"Sayang ibu pergi dulu ya... Jaga diri kamu baik-baik, jangan lupain itu sama Ayah oke?" Gista memeluk mala.
"Emang ibu kira aku amnesia bakal lupain ayah sama ibu?. Ibu tenang aja mala pasti baik-baik aja di sini".
"Rakha, ibu minta kamu buat jagain Mala. Jangan bikin dia sakit hati atau sampai nangis karna kamu!".
"Sip ibu, Rakha pasti jagain Mala".
"Makasih ya sayang. Sayang ibu berangkat dulu ya?, pesawatnya udah mau landing".
"Ibu hati-hati di jalan. Mala takut, cuacanya buruk, apa ga bisa besok aja?".
"Engga sayang. Jaga diri baik-baik ya, selama ibu ga ada jangan nakal ya".
"pasti bu. Ibu jangan khawatir sama mala!!".
"yaudah ibu pergi dulu, dadah sayang" Gista mencium kening Mala sangat Lama, menyalurkan kasih sayang yang begitu berarti, lalu memeluk mala, sangat hangat yang mala rasakan.
Lian memeluk sang putri, mencium pipi putrinya "Baik-baik di sini ya anak ayah" mala membalas pelukan itu, "ayah jangan khawatir sama Mala, pasti Mala bisa jaga diri".
Setelah berpelukan yang cukup lama akhirnya Gista dan Lian pergi meninggalkan mereka berdua yang sedang berdiri di sana, melambaikan tangan pada Mala. Gadis itu sudah menangis di situ, meneteskan airmatanya satu persatu.
"Lo nangis la?"tanya rakha.
"Iya Lah, masa iya gue ngereog".
Pria itu memeluk gadis yang ada di sampingnya "Jangan nangis dong la, kan ada gue di sini, lo ga perlu takut ga ada yang jaga lo di sini. Gue selalu ada buat lo Mala, gue sayang sama Lo! Gue cinta sama Lo, lebih yang lo pikirin" Tangis Mala semakin kencang kala mendengar ucapan rakha tadi.
Sore sekitar pukul 5 Sore, hujan turun dengan sangat lebat. Di rumah yang besar itu hanya ada Seorng gadis sendirian di tengah rumah. Mala sedang menonton televisi di temani cemilan, ia sedang menunggu kabar dari orang tuanya.
Sedang asik menonton televisi, tiba-tiba sebuah berita sedang memulai video siaran langsung, menampilkan sedang berada di sebuah laut, hujan juga sudah cukup reda.
"Pemisra, kami dari TV CNN akan memberitahukan bahwa sebuah pesawat telah jatuh di laut Pelabuhan. Di duga semua korban tak ada yang selamat dari jatuhnya kapal ini, belum di pastikan semuanya selamat. Di duga kejadian ini akibat sambaran petir pada pesawat tersebut, sehingga menyebabkan pesawat terjatuh".
"berikut adalah nama-nama korba jiwa yang sudah di temukan, kemungkinan korba tersebut sudah pergi dahulu.
Raisya
Asep
Bintang
Nayla
Kumala
Aira
Gista
Dan Lian"Deg!
"ibu, ayah..."
************
Segini dulu, maaf kalo lama sama sedikit, karna aku lagi ujian kenaikan kelas, jangan lupa baca cerita aku yang satu lagi ya!. Itu juga ga kalah seru kok kaya gini, oke?, seeyou next chapter bayy
KAMU SEDANG MEMBACA
My first love
Teen FictionBagaimana tidak seorang lelaki yang baru pertama kali menemukan cintanya saat masuk sekolah, cinta pertamanya, kesayanganya, bahkan ada yang mendekati dia siap maju paling depan. Gadis yang di cintai oleh seorang raden rakha ini memang sangat di bil...