Happy Reading
.
.
.
Awas typoJam sudah menunjukkan hampir tengah malam. Entah bagaimana ini bisa terjadi, Bryna baru terbangun masih di atas sajadahnya usai menunaikan sholat isya. Rasa lelah mendera tubuhnya dan tiba-tiba saja tertidur begitu pulasnya lalu terbangun saat Ario pulang praktik dan membangunkannya untuk pindah ke kasur saja.
Bryna bahkan belum mandi sejak pulang kerja tadi karena hari ini,tubuhnya benar-benar diambang kelelahan.
Gemericik air yang berhenti dari dalam kamar mandi menandakan jika seseorang di dalam telah selesai dengan ritual bertapa juga melamunnya di dalam sana. Air yang segar dan wangi sabun juga shampo menguar ketika pintu terbuka. Bryna baru saja menyelesaikan ritual mencuci wajahnya setelah selesai mandi.
Ia menatap pantulan dirinya di kaca wastafel, entah kenapa ia perhatikan pipinya semakin chubby dan fluffy dibandingkan sebelumnya. Padahal jadwal jaga di ugd sedang padat-padatnya dan waktu makannya jadi semakin tidak karuan, tapi tetap saja di sela-sela shift ada saja yang membawa makanan untuk dimakan bersama.
Tidak heran mengapa pipi Bryna menjadi seperti bakpau, bukan?
"Sayang, masih lama? Ayo tidur." panggil Ario dari luar kamar mandi.
"Sebentar, sabar. Masih pakai skincare lho ini..." sahut Bryna sambil ia memakai satu persatu urutan skincarenya.
"Hmmm..." Ario menggelengkan kepala sambil melihat istrinya dari celah pintu yang sedikit terbuka.
"Mas, aku gemukan, ya?" Bryna tiba-tiba keluar dari kamar mandi dengan pertanyaan yang jika dijawab malah menjadi buah simalakama.
Wajah Ario terlihat bingung dengan pertanyaan istrinya itu. Bingung jika dijawab dengan iya, pasti Bryna akan sebal atau bahkan marah, tapi jika dijawab dengan tidak, ia akan menuduh suaminya itu berbohong.
Woman and their problem (?)
"Kok, gitu pertanyaannya?" Ario menjawab dengan dahinya yang berkerut-kerut.
"Ya tinggal dijawab aja, to? Iya atau enggak?" Todong Bryna lagi.
Ario diam sejenak sambil merangkai kata-kata yang pas untuk jawabannya. "Mau gemukan atau tidak, mau chubby atau tirus, kamu tuh tetap cantik, tahu nggak? Kenapa, sih, tiba-tiba pertanyaannya, lho?"
Bibir Bryna maju beberapa senti saat mendengar jawaban Ario, namun di sisi lain hatinya ia senang juga di bilang cantik meskipun ia sudah dengar berkali-kali kata yang sama dari mulut Ario. "Ya, nggak apa-apa, sih? Cuma pengin tahu aja, apakah cuma aku yang merasa kalau aku ini gemukan sejak jaga di ugd?"
Ario terkekeh mendengar jawaban Bryna barusan. "Tidak, sayangku. Cuma perasaanmu aja itu. Sini naik ke kasur, lanjut lagi tidurnya, udah malam." Ario menepuk sebelah kasurnya yang kosong.
Meski masih sedikit mecucu, Bryna tetap menghampiri kasurnya dan merebahkan diri di sana dengan rambut yang sudah sepenuhnya kering usai keramas. "Hmm, wanginya." Ario menghidu wangi rambut Bryna di sampingnya
"Iya dong, biar nyenyak tidurnya." Jawab Bryna sambil memeluk Ario kemudian, ia mencoba memejamkan matanya di pelukan suaminya itu karena tubuhnya benar-benar butuh pelukan saat ini.
"...capek, Mas. Badanku nggak enak," lirih Bryna, suaranya tenggelam dalam pelukan.
"UGD hectic banget,ya?" Tanya Ario, Bryna hanya mengangguk.
"Udah dua minggu ini, nggak ngerti siapa yang bau sampai kayak gini aku jaganya."
Ario terus mengusap kepala Bryna dipelukannya, ia tahu betapa melelahkannya shift ugd itu. "Kalau nggak kuat, bilang ya? Jangan dipaksa terus, nanti kamu malah drop."

KAMU SEDANG MEMBACA
Chérie J'taime // Sweetheart, I Love You
RomancePublished March-18-2020 from the very first time of Stay At Home to accompany all of you while this pandemic ❤️ Hidup dalam bayang-bayang nama besar orang tua tidaklah mudah. Di remehkan, di pandang sebelah mata oleh banyak orang sudah jadi bagian d...