CJ-9

2.6K 467 75
                                    

Happy Reading
.
.
.
Awas typo

Sudah lewat dari sebulan sejak perkenalan Bintang dan Bryna hari itu. Namun sejak Bintang datang ke rumah sakit waktu itu, Bryna tak pernah lagi menjawab Whatsapp dari lelaki itu.

Zara yang tahu Bryna sempat kesal dan selalu marah-marah beberapa waktu kebelakang ini langsung mengeluarkan kata-kata saktinya dan membuat Bryna memutuskan untuk tidak merespon sama sekali.

"Kalau lo respon dia dan kelihatan marah-marah atau merasa terganggu, dia bakal menganggap bahwa kehadirannya itu ngefek di kehidupan lo dan bikin dia makin penasaran. Santai aja, jangan emosi nanti dia capek sendiri." kata Zara waktu itu seketika membuat Bryna bungkam dan berusaha meredakan kekesalannya.

Bryna menghela napasnya berat mengingat omongan Zara beberapa waktu lalu. Ada benarnya memang dan Bryna harus akui bahwa ia salah sikap selama ini, bukannya cuek malah cenderung menunjukkan sikap merasa terganggunya pada Bintang.

Di satu sisi, Bryna tidak enak pada Ibu Bintang yang tak lain adalah Izza, sahabat Mommynya sendiri. Ingin rasanya waktu itu Bryna menolak memberikan nomor ponselnya tapi tidak mungkin bukan?

Bryna memandangi ponselnya yang sudah menampilkan Whatsapp nomor Bintang yang tak pernah ia simpan di ponselnya, hanya nomor tanpa nama yang selalu mengganggu di chat Whatsappnya.

Pilihan blokir ada di paling bawah, Bryna sedang berpikir untuk segera memblokirnya. Keputusannya sudah bulat, ia akan memblokir semua jalur yang bisa Bintang tembus untuk menghubunginya.

Masalah penjelasan pada orang tuanya bisa nanti ia pikirkan, sekarang ia harus melakukan hal yang sudah seharusnya di lakukan sejak ia merasa terganggu kemarin-kemarin.

"Okay, done." Bryna menghela napasnya setelah tombol blokir ditekannya tanpa merasa keberatan.

"Eh, kenapa lo?" tanya Alana saat datang bersama Zara usai membeli makanan. Bryna tersenyum, Zara sudah tahu ke mana maksud Bryna.

"Udah lo blokir?" tanya Zara.

"Kurang ya ekspresi gue barusan?" kata Bryna.

"Ih gila sayang banget lo ganteng begitu juga!" kata Alana sedikit ngegas.

Zara dan Bryna memandang Alana dengan dahi berkerut. "Lo ya, nggak bisa lihat yang bening dikit aja. Iya ganteng tapi kalau hobbynya main cewek mau jadi yang digilir ke berapa setiap bulan? Gue sih ogah!" jawab Zara yang kali ini sedikit sewot.

"Hah? Gimana??" kaget Alana.

"Sebelum gue blokir cowok ini, Zara udah selidikit gimana track record si cowok selama ini. Gue yakin nyokapnya dia juga nggak tahu, apalagi nyokap gue? Dari datang ke rumah emang orangnya biasa aja, kayak cowok pada umumnya. Tapi, begitu Zara selidikin bikin gue mau muntah tahu nggak" ujar Bryna mengungkap fakta lain bahwa Zara menyelidiki hingga ke akar-akarnya.

"Oohh jadi dia...," Alana membuat tanda kutip dengan dua jarinya. "Hiihh jijik gueee..." Alana menunjukkan ekspresi gelinya kemudian. "Nggak jadi ganteng kalau gitu. Coret!"

"Dasar telmi! Jangan gantengnya aja lo liat.," Zara menggelengkan kepalanya. "Habis ini lo mau nunjukkin ke nyokap kan, Bryn?"

"Pasti, udah gue print kok. Jadi gue punya bukti bahwa dia itu emang nggak bener dan nyokap nggak bisa marah ke gue." jawab Bryna santai.

Bryna tak sabar untuk menunjukkan bukti-bukti yang dikumpulkan Zara untuk mematahkan semua pembelaan bahwa Bintang adalah cowok baik-baik.

🐢🐢🐢🐢🐢

Chérie J'taime // Sweetheart, I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang