Happy Reading
.
.
.
Awas typoContinue here....
Setelah Bryna masuk ke kamarnya, Aliya masih duduk di ruang tengah bersama Kenzie dan Kavin yang masing-masing sedang mengerjakan tugaa sekolah mereka sembari menunggu Daddynya pulang kerja.
Sebenarnya tidak ada yang salah dari niat Aliya untuk mengenalkan Bryna dengan anak sahabatnya itu namun Aliya tak menyangka penolakan Bryna yang langsung to the point seperti tadi bahkan hanya dengan sekilas melihat wajah Bintang, Bryna langsung enggan melanjutkan pembicaraan.
"Daddyyy...!" pekik Kenzie saat Daddynya menuju ruang tengah, Aliya masih belum menyadari.
"Assalamualaikum..." ucap Adrian, Kenzie dan Kavin langsung menyalami.
"Waalaikumsalam, daddy bawa apa?" tagih Kenzie.
"Nih, martabak, minta tolong bibik ya pindahin ke piring." kata Adrian, Kenzie langsung membawa plastik tadi ke dapur.
Adrian melihat ke ujung sofa, Aliya melamun tak menyadari kehadirannya. Sambil membuka kancing lengan dan menggulungnya ke atas, Adrian duduk di samping Aliya, menunggu istrinya itu menyadari kehadirannya.
"Ngelamunin aku ya?" tanya Adrian, membuat Aliya bergidik kaget dan menoleh.
"Astagfirullah, kaget aku! Ih, Mas!" Aliya lantas mencubit lengan Adrian sampai dia tertawa dan mengaduh.
"Habis kamunya bengong aja. Kenapa sih? Cerita dong."
Aliya memutar tubuhnya dan menghadap Adrian. "Izza tadi ke rumah sakit." Aliya memulai pembicaraannya, Adrian lalu menyimak semua cerita dari awal hingga tadi Bryna menolak yang Mommynya katakan.
"Gimana ya, Mas? Aku nggak enak bilang ke Izza, Izza sendiri yang minta Bintang di kenalkan ke Bryna, sekarang anaknya nolak."
Adrian mencerna setiap cerita yang Aliya katakan barusan. "Hmm, susah ya. Kamu tahu sendiri Bryna kalau udah nolak gimana? Tapi, menurutku nggak ada salahnya mereka kenalan, coba ajak Izza dan Narend sama anak-anaknya ke sini. Kali aja Adek berubah pikiran?"
"Iya sih, tapi..."
"Tapi apa? Nggak ada salahnya mencoba, kalau emang anaknya nggak cocok dan seperti yang Bryna katakan tadi ya sudah nggak apa-apa. Yang penting, kita sudah lihat, Izza sudah lihat bahwa pantasnya ya mereka berteman aja kalau pada akhirnya nggak cocok." jelas Adrian, Aliya mengangguk.
".. Besok kan senin tanggal merah, ajak Izza dan keluarganya makan malam ke sini."
"Iya, Mas."
🌻🌻🌻🌻🌻
Bryna turun dari lantai dua, sudah rapih membawa tas dan jas labnya yang baru diambil dari lemarinya. Aliya yang sedang menyiapkan sarapan mengernyitkan dahinya melihat Bryna rapih di tanggal merah begini.
"Kamu masuk dek?" tanya Aliya seolah tak pernah koas.
"Iyalah mom, mana ada tanggal merah di kalender adek? Koas apalagi, momom kayak nggak pernah koas aja deh..." jawab Bryna lalu duduk di kursi dan menyantap sarapannya.
"Hehehe, mom lupa. Ya udah, dimakan nanti dianter Pak Win aja ya?"
"Lha, ngapain mom? Kan Adek biasa nyetir sendiri..."
"Tapi langsung pulang ya dek?" tiba-tiba Adrian ikut berbicara setelah dari teras belakang.
"Ya ampun, iya daddy. Mana pernah sih Adek keluyuran?? Nanti juga langsung pulang kok. Ini mesti ada sesuatu, nggak biasanya nih, Mommy sama Daddy kayak gini. Udah, adek jalan." Bryna yang nampak kesal lantas tak menghabiskan sarapannya dan pergi berangkat kerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chérie J'taime // Sweetheart, I Love You
RomansaPublished March-18-2020 from the very first time of Stay At Home to accompany all of you while this pandemic ❤️ Hidup dalam bayang-bayang nama besar orang tua tidaklah mudah. Di remehkan, di pandang sebelah mata oleh banyak orang sudah jadi bagian d...