Happy Reading
.
.
.Awas Typo
Satu Tahun Kemudian...
Seorang perempuan paruhbaya melangkah masuk ke KMC, paras cantiknya membuat beberapa mata terkesima. Ia langsung menuju poli anak untuk mencari seseorang di sana.
"Suster, ruangan dr. Aliya ada di sebelah mana ya?" tanyanya ketika ia sampai di nurse station poli anak dan ternyata di sana ramai.
"Di pojok sebelah sana, Ibu. Sudah ada janji?" Suster itu melempar senyumnya.
"Oh belum, Sus. Kebetulan bukan mau berobat kok, cuma mau ketemu dr. Aliya saja. Jam praktiknya masih lama ya?"
"Sebentar lagi harusnya selesai bu, itu tinggal dua pasien terakhir saja, silakan di tunggu kalau begitu." ujarnya ramah.
Perempuan itu tersenyum lalu mengucapkan terima kasih dan segera duduk di kursi panjang depan ruangan Aliya praktik.
Setengah jam menunggu akhirnya dua pasien terakhir selesai periksa, ia lantas berdiri menuju pintu ruangan yang masih tertutup itu lalu mengetukny perlahan.
"Masih ada pasien, Sus?" tanya Aliya heran.
"Harusnya sudah nggak ada, Dok. Sebentar saya buka pintunya." Suster Anita segera membuka pintunya, perempuan tadi tersenyum.
"... Maaf, Ibu ada yang bisa saya bantu?"
"Saya mau bertemu dr.Aliya, bisa?"
Aliya seperti familiar dengan suara itu, ia lalu menoleh ke arah pintu dan sedikit terkejut melihat siapa yang datang.
"Masya Allah, Izza?!"
"Aliyaa..."
Dua sahabat semasa kuliah itu langsung berpelukan. Mereka sudah lama sekali tidak bertemu, hanya sesekali bersapa kabar lewat daring. Izza sudah lama pindah dari Jakarta bersama anak-anak dan suaminya ke luar kota.
"Kok nggak bilang mau ke sini?" tanya Aliya masih heboh saat mereka sudah duduk di sofa ruangan Aliya.
"Kasih surpise lah, hahahaha. Kamu apa kabar?"
"Like what you see, I'm good." jawab Aliya. "Kamu sendiri? Anak-anak? Bintang sama Zalfa?"
"Alhamdulillah all good too... Anak-anak juga sehat. Zalfa masih kuliah tapi lagi libur, sekarang lagi ikut Papanya jalan-jalan makanya aku melipir ke sini mau ketemu kamu. Si twins gimana? Anakmu berapa sih?"
"Anakku sudah empat. Bryan, Bryna, Kavin dan Kenzie. Bryan sama Bryna masih koas, sulungku di Belanda tempat daddynya, Bryna di UI koas RSCM tahun terakhir. Si tengah dan bungsu masih sekolah SMP dan SD."
Mereka bercerita ngalor-ngidul, entah sudah berapa lama tidak saling jumpa. Beda rasanya memang ketika kita bertemu langsung dengan hanya lewat obrolan daring. Bertemu langsung lebih seru dan asik seperti ini.
"Eh iya, Al. Bryna apa udah ada pacarnya?" tanya Izza serius.
Aliya tersenyum mendengar pertanyaan Izza barusan. Lalu menggeleng. "Kebetulan Bryna masih mau fokus sama kuliah dan koasnya. Ada apa, Za?"
"Hmmm, tapi kalau tiba-tiba ada jodohnya bagaimana?"
"Ya kalau itu aku sih harus tanya sama Bryna dulu. Kenapa memangnya?"
"Gini Al, aku ya greget sama Bintang, akhir-akhir ini yang deket banyak cuma aku nggak tau mana yang serius? Mas Narend minta carikan jodoh untuk Bintang katanya, ya aku inget kamu punya anak cewek kan? Kali aja Bryna sama Bintang jodoh. Bintang kan udah cukup untuk menikah, tapi ya begitu, Al, pusing aku. Lain sama Zalfa yang awet sama pacarnya, dilangkah adiknya menikah nanti Bintang pasti nggak mau." jelas Izza panjang lebar mengenai Bintang, anak sulungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chérie J'taime // Sweetheart, I Love You
RomancePublished March-18-2020 from the very first time of Stay At Home to accompany all of you while this pandemic ❤️ Hidup dalam bayang-bayang nama besar orang tua tidaklah mudah. Di remehkan, di pandang sebelah mata oleh banyak orang sudah jadi bagian d...