CJ-5

3.3K 463 45
                                    

Happy Reading
.
.
.
Awas typo

Para mahasiswa jaket kuning fakultas kedokteran ini sudah berhamburan keluar dari ruang auditorium usai pembekalan untuk mereka yang akan segera memulai koas dalam waktu dekat. Tak terkecuali Bryna, Alana, Zara, Baim juga Arsen langsung menuju kantin tempat mereka biasa menghabiskan waktu usai jam kuliah mereka.

Sudah lewat jam makan siang, mereka memutuskan untuk makan sebentar sebelum mereka pulang ke rumah masing-masing. Bryna yang sudah makan meski harus diam-diam saat pembekalan tadi, antisipasi sebelum maghnya kumat hanya bisa menikmati kentang goreng siram keju di piringnya sekarang.

"Gila, algojo laper banget ini?" tanya Zara frontal melihat dua teman laki-lakinya ini makan siang seperti orang tidak makan berhari-hari.

"Laper kali, Ra. Dokter Diza ngasih pengarahan udah kayak lagi bedah buku. Panjang banget." keluh Arsen lalu menyuap kembali makanannya.

"Kan tadi gue tawarin lo nggak mau, Cen, Im!" omel Bryna lalu menyeruput es kelapa muda di gelasnya.

"Janganlah nanti lo sakit perut karena nggak makan gue dikasih nilai C sama dokter Aliya." sahut Baim.

Bryna memutar matanya mendengar alasan-alasan temannya ini. "Alasan aja lo ah, apa hubungannya cobaa?" sambar Alana saat Bryna baru saja akan membuka mulutnya.

"Eh btw, kenapa sih kita harus dipecah kelompoknya?!" keluh Zara saat mengingat-ingat lagi pembekalan tadi.

"Ya emang udah gitu sistemnya, sister. Jadi terima ajalah. Biar mandiri juga." sahut Bryna.

"Pasrah banget, Ryn. Minta momom laah bilangin kita jangan di pisah." pinta Zara, mata Bryna mendelik seketika.

"Ogah! Enak aja lo ntar gue di serang anak-anak lain. Udahlah, toh kita masih satu rs juga kan, di rscm bakalan ketemu kok jam istirahat, selow wak, selow."

Bibir Zara mengerucut beberapa senti mendengar penolakan Bryna. Tentu saja ia takkan mau menuruti permintaan Zara karena Bryna tak mau statusnya sebagai anak dosen di manfaatkan untuk hal-hal sepele yang akan menimbulkan kejadian-kejadian yang tak di inginkan.

"Ehh ngomong-ngomong pas revisi kemarin katanya ada yang diajak pulang bareng nih, ciyeee..." ledek Baim sambil menaik turunkan alisnya.

Bryna yang menyadari ke mana arah pembicaraan ini langsung mengerutkan dahinya lalu menatap Baim. "Nggak usah nyebar gosip, Baim." ujar Bryna pelan.

Riuh tawa terdengar di meja mereka, ganti Bryna yang kini mengerucutkan bibirnya karena ledekkan teman-temannya ini.

"Eh gue nggak pulang sama dia yaaa!" protes Bryna kala tawa teman-temannya tak kunjung reda, Bryna tahu mereka bercanda.

"Lagian kenapa sih lo anti banget sama Ravello? Tapi sama kita nggak?" tanya Arsen sebagai salah satu dari dua laki-laki yang ada di circle Bryna ini.

"Gue bukannya anti, nggak suka aja sama caranya dia. Sopan sih tapi apa ya, sksd gitu lho ngerti kan? Apalagi dulu dia pernah mepetin Tisya juga, malesin lah pokoknya selain emang gue nggak suka pacaran juga sih."

"Tapi kan lumayan buat gandengan kalau ke mall, Ryn. Ganteng pula,"

"Nah, buat lo aja, Ra. Cocok tuh." sahut Bryna lagi.

"Lha kok jadi gue?" Zara menunjuk dirinya sendiri lalu saling lempar candaan terjadi lagi di meja kotak lima bangku itu.

"Eh gue mau ke Gramedia nih, ada yang mau ikut nggak?" ajak Bryna.

Chérie J'taime // Sweetheart, I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang