Happy Reading
.
.
.
Awas Typo~Kusebut namamu, dalam hening doaku...~
(Yura Yunita-Duhai Sayang)
Segala bentuk ketakutan, panik hingga tak bisa lagi dijelaskan kini sedang Bryna rasakan, tak terkecuali dr. Ario juga. Sudah seminggu ini Bryna mengambil cuti dari internshipnya sementara dr. Ario masih bekerja.Hanya berjarak satu bulan dari kedatangan terakhir dr. Ario bersama kedua orang tuanya hingga hari yang ditunggu pun tiba. Segala kesibukan, ruwet dan repotnya mengurus pernikahan membuat waktu terasa berjalan semakin cepat.
Dan hari ini pun datang. Betapa kagetnya para sejawat di rumah sakit tempat keduanya bekerja saat mereka membagikan undangan pernikahan meski hanya untuk perwakilan saja. Banyak yang patah hati ternyata selama ini dr. Ario dan Bryna bahkan sudah bertunangan lalu akan menikah sebentar lagi.
Meski kabar burung telah berembus sejak Syanaz menanyakan perihal ini pada Bryna, banyak yang tak percaya hingga benar-benar terjadi saat undangan itu datang. Hari patah hati pun di canangkan sebagai tanda keterkejutan beberapa koas yang memang mengincar dr. Ario sebagai dokter PPDS tampan dan akan dicoret dari dalam daftar dokter tampan lajang.
Rangkaian acara dari pengajian hingga siraman adat Jawa pun di helat beberapa hari yang lalu. Tak bisa mengelak, Bryna hanya manut ketika para orang tua mau acara tersebut dilaksanakan dengan segala filosofi di dalamnya serta untuk mengundang sebagian besar tamu yang tidak turut hadir dalam akad dan resepsi serta saling dipingit, Bryna dan dr. Ario pun tak membantahnya.
Sejak shubuh tadi Bryna sudah bangun, bahkan tidurnya hanya terasa beberapa jam saja karena rasa deg-degan terus saja tak mau pergi. Dengan mata setengah mengantuk ia pasrah wajahnya dipoles make up dan kedua tangannya di henna.
"Mbak," panggil seseorang, mata Bryna terbuka begitu ia mendengar ada yang memanggilnya.
"Iya, Chika." Bryna tersenyum melihat pantulan adik sepupunya itu di kaca dan memintanya mendekat, untungnya make up Bryna sudah selesai jadi ia bisa meminta kru make up keluar dari ruangannya.
Tanpa berkata apapun, Bryna tahu maksud kedatangan adiknya ini. Yang lalu saat perjalanan ke pernikahan Bryan, Chika pun membahas hal yang sama soal apakah ada lelaki yang akan menerimanya, apalagi statusnya bukan anak kandung ayah bundanya.
"Chika seneng tapi sedih juga, mbak. Apa bisa Chika nanti ada di posisi ini?" katanya duduk di kursi berhadapan dengan Bryna.
Bryna berusaha tersenyum sebelum menanggapi. "Bisa, seperti yang mbak bilang dulu. Akan datang nanti dia yang menerima apa adanya kamu." Bryna menarik kecil hidung Chika lalu mengusap kepalanya.
"Jangan sedih ya, mbak nggak akan ke mana-mana." lalu dipeluknya Chika erat-erat.
Dia sudah besar.
"Sekarang siap-siap yuk, nanti gandeng mbak keluar ya."
🐤🐥🐤🐥🐤🐥
Gaun putih panjang serta kerudung dan mahkota kecil menghiasi Bryna pagi ini. Ia masih menunggu di dalam ruangan terpisah sementara di luar sudah terdengar suara lantunan ayat suci Al-Qur'an lalu di susul suara MC mempersilakan mempelai pria duduk bersama penghulu, saksi dan wali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chérie J'taime // Sweetheart, I Love You
RomancePublished March-18-2020 from the very first time of Stay At Home to accompany all of you while this pandemic ❤️ Hidup dalam bayang-bayang nama besar orang tua tidaklah mudah. Di remehkan, di pandang sebelah mata oleh banyak orang sudah jadi bagian d...