6

2K 160 3
                                    


"Sshh"

   Aidan merasakan pening saat berusaha membuka matanya, dirinya masih belum menyadari berada di mana dia sekarang.
Dirinya berusaha menghalau rasa pening tersebut dan perlana mulai mengerjapkan matanya...

"Shhh apa yang terjadi"gumamnya pelan karena sekarang dirinya masih mencerna bahkan mengamati tempat tersebut hingga Aidan menyadari saat rasa nyeri di tangannya juga terasa....

"Infus?"Aidan kembali memejamkan matanya berusaha mengingat apa yang terjadi sebelumnya hingga akhirnya dirinya mengingat terakhir dia di kejar oleh pemilik dompet dan tiba-tiba dirinya di seret masuk ke dalam mobil.....

  Aidan berusaha untuk bangun, ruangan tempat nya berada sangat luas namun dirinya hanya sendiri hingga saat dia hendak turun dari atas ranjang tiba-tiba pintu tersebut terbuka hingga memperlihatkan seorang dengan jas putih masuk bersama seorang suster dan juga di sebelahnya ada laki lain yang seperti nya seumuran dengan dokter tersebut...

  Aidan hanya diam bahkan ketika dokter itu sudah mendekat...

"Sudah bangun ternyata"gumamnya membuat Aidan sedikit bingung....

"Tiduran lagi saya masih harus memeriksa kondisi kamu dulu, tadi kamu sempat kesulitan bernafas"dokter tersebut melirik masker oksigen yang sudah di lepas seperti nya...

  Sedangkan Aidan hanya diam saja bahkan ketika dokter tersebut menuntun nya untuk kembali tiduran....

  Dia seperti nya masih loading untuk mencerna apa yang terjadi sebenarnya dan kenapa dirinya bisa berada di sini...

"Butuh pemeriksaan lanjutan?"dokter tersebut bicara pada orang yang sedari tadi berada di sebelahnya....

   Namun sebelum melanjutkan kegiatan nya dokter tersebut melirik Aidan yang masih melamun memperhatikan nya membuat dirinya tersenyum hingga...

"Ahhkk"Aidan baru tersadar saat rasa sakit di lengannya sangat terasa,mau menarik tangannya juga tidak bisa karena di pegang oleh orang yang memakai jas hitam tersebut membuat Aidan hanya bisa meringis dengan mata yang berkaca-kaca melihat bagaimana darahnya yang mengalir dalam suntikan tersebut...

  Dirinya sedari kecil tidak pernah merasakan benda kecil itu menancap di kulitnya atau memang sudah lupa membuat dirinya ingin menangis...

  Sang dokter justru terkekeh melihat bagaimana wajah anak itu menahan sakit tapi matanya sudah siap menumpahkan sesuatu, berbeda dengan orang di sebelahnya yang memasang raut khawatir...

"Sudah selesai, nangis saja jangan di tahan"dokter tersebut mengusap kepala remaja itu hingga tak lama terdengar suara isakan yang berasal dari Aidan...

"Hasilnya keluar nanti, tapi aku sudah yakin bahkan tanpa tes DNA pun sudah kelihatan, wajahnya tidak berubah sama sekali, bicaralah berdua dengannya nanti aku akan kembali"

   Setelah dokter tersebut pergi kini hanya tersisa Ardian dan Aidan dalam ruangan tersebut....

"Aidan?"Ardian dengan hati hati mengusap punggung tangan putranya karena terdapat infus yang masih melekat....

"Lu siapa om?kenapa gue ada di sini? siapa yang bawa gue?"ujar Aidan walaupun matanya masih merah tapi dirinya harus segera keluar dari tempat ini kasihan bang tama dan bang anton mereka pasti gak bisa bayar rumah sakit ini....

  Tidak mendapatkan jawaban apapun, Aidan kembali hendak bangkit sebelum tiba-tiba mendapat pelukan dari orang di depannya ini....

"Aidan putraku, ini Daddy nak, keluarga kamu dan yang membawa kamu ke sini itu kakak kamu sayang"Ardian menatap lekat wajah putranya yang selama ini dia cari , benar yang di katakan sahabat nya itu wajah putranya tidak berubah sejak kecil....

  Namun Ardian langsung tersadar saat sebuh dorongan keras pada tubuhnya....

"Jangan ngaco om, gue gak punya keluarga"Aidan menatap tidak percaya pada orang di depannya ini, dirinya juga sedikit takut...

"Tidak nak ini Daddy kamu harus percaya hm"Ardian kembali merniat meraih tubuh putranya tersebut sebelum tiba-tiba Aidan melepas infus di tangannya...

"Anjing sakit "lirihnya saat tangannya kini mengeluarkan darah.....

"AIDAN APA YANG KAU LAKUKAN!!"bentak Ardian melihat bagaimana nekat nya Aidan yang mencabut paksa infus tersebut....

  Aidan sendiri tidak perduli, dirinya ingin pulang,dia tidak tau ada di mana yang terpenting bertemu dengan Abang nya sekarang....

"PANGGILKAN ALEX CEPAT!!!"seru Ardian dirinya berusaha menahan pergerakan putranya....

"LEPAS ANJING, LU SIAPA SIH OM, LU PENCULIK KAN, TOLONG!!!LEPAS GUE BILANG!!!"namun percuma tenaga dirinya tidak sebanding dengan Ardian tentu dirinya tidak akan bisa melakukan apapun ...

"Baru juga di tinggal sebentar"gumam alex yang kini sudah berada di dalam ruangan melihat bagaimana remaja itu yang terus memberontak bahkan alex juga melihat tetesan darah di lantai akibat ulah anak itu hingga akhirnya terpaksa dirinya memberi obat penenang untuk Aidan....

EgoisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang