"MAS!!! AIDAN GAK ADA!!"
Mereka semua terkejut mendengar teriakkan dari Bella.
Mereka awalnya akan menunggu mommy mereka yang hendak melihat keadaan Aidan yang sempat demam tadi malam....Sontak Ardian Daffa Naufal dan juga Aldy langsung berlari ke kamar Aidan....
"Bella ada apa?" Ardian menghampiri istrinya yang terlihat bingung di dalam kamar itu....
"Mas Aidan mas, anakku hiks dia tidak ada" Bella langsung memeluk suaminya erat dirinya cukup terkejut apalagi saat melihat kondisi kamar yang berantakan dengan jendela yang terbuka....
"Sepertinya dia pergi lewat jendela" Aldy ikut melihat ke arah jendela yang sudah terbuka....
"Kamu tenang dan tunggu di rumah, biar aku dan anak anak yang akan mencari Aidan hm" ujar Ardian.....
"Pemberontak" lirih Daffa dengan menyeringai menanti hukuman apa untuk adiknya itu....
Sedangkan remaja yang membuat kegaduhan saat ini sedang berjalan di trotoar, dengan jaket tebal yang dia pakai bahkan plester penurun panas yang masih melekat di dahi nya.
Aidan tersenyum melihat uang yang berada di genggaman tangannya, tidak sia sia dia menahan pusing untuk membongkar seluruh kamar itu untuk mencari sesuatu yang bisa di jual hingga dia menemukan sebuah jam tangan di dekat bantalnya, entah milik siapa jam tangan itu....
"Lumayan juga nih 5 juta, sekarang tinggal nyari halte lalu bis atau naik angkot aja ya" gumamnya memandang sekitarnya hingga dia memutuskan untuk naik bis saja karena tempat nya sekarang sedikit jauh dari pasar tempatnya dulu besar....
Dan sungguh keberuntungan dirinya tidak perlu menunggu lama karena baru saja dia duduk bis yang sesuai dengan tujuannya sudah datang, nanti dirinya tinggal naik angkot saja sisanya....
Hingga kini remaja itu sudah keluar dari bis dia merogoh saku jaketnya masih terlalu banyak uangnya, walaupun kepalanya sangat pusing apalagi perutnya yang terasa di aduk tidak bisa membuat Aidan berhenti untuk tiba di tempat tujuannya....
Kakinya melangkah perlahan melewati jalanan kumuh dan sedikit penuh sampah, Aidan memilih melewati jalan pintas agar lebih cepat sampe di pasar tempat biasa kedua abangnya berada....
Hingga kini Aidan mulai tersenyum saat dirinya mulai mendengar suara riuh dari sekitar pasar itu....
Kaki itu berhenti melangkah memperhatikan setiap sudut pasar yang selalu ramai hingga Aidan mulai tersenyum saat netranya melihat kedua abang kesayangannya yang sedang mengawasi paskiran....
Dengan riang tidak memperdulikan kondisi tubuhnya, Aidan langsung saja berlari mendekati mereka berdua...
"BANG TAMA! BANG ANTON!"
Sontak Tama dan Anton langsung menoleh ke belakang, mereka terdiam sebentar berusaha meyakinkan diri mereka kalau yang mereka lihat sekarang bukan ilusi, mereka sudah cukup lelas mencari keberadaan Aidan yang sangat sulit di temukan....
Aidan berdiri di depan Tama dan Anton yang masih terdiam mencerna semuanya....
"Ini beneran lu cil, kita gak lagi halusinasi kan" Anton melirik tama yang hanya diam.
Melihat kedua abangnya ragu Aidan langsung saja memeluk tubuh keduanya....
"Aidan lu kemana aja hm? Abang cari kemana mana?" Tama memeluk erat tubuh itu, dirinya takut sangat takut saat tiba-tiba adiknya itu menghilang.
"Panjang ceritanya bang dan butuh perjuangan juga balik kesini" ujarnya...
"Lu sakit?" Tama menyadari itu apalagi ada plester penurun panas di dahi anak itu juga badannya yang masih sedikit hangat....
"Gue gak papa bang serius cuma demam mungkin, ayo pulang bang, gue belum makan nanti beli nasi kuning di tempat biasanya beli ya, hari ini bang Tama sama bang Anton pokoknya harus nemenin gue, tenang aja gue bawa duit banyak" bangganya menepuk kanton Hoodie nya yang sedikit tebal....
Sedangkan di tempat lain kini Daffa menghentikan mobilnya di tempat yang sedikit sepi, dirinya melirik ke arah kedua adiknya yang berada di mobil berbeda....
"Menurut kalian kemana kaburnya anak itu" Aldy menatap kembarannya yang kini bersandar di samping mobil dengan Daffa yang hanya membuka kaca jendelanya saja...
"Tempat kumuh itu mungkin" ujar pelan namun mereka berdua mengangguk setuju....
"Bang?" Aldy menatap Daffa yang sedari tadi terdiam....
"Memikirkan hukuman yang pantas tapi mungkin bang Daffa akam berhadapan dengan mommy terlebih dahulu" sinis Naufal karena dirinya sangat tau seperti apa tempramental abangnya itu....
"Lihat saja nanti, ayo kita jemput dia terlebih dahulu" ujarnya mulai menyalakan mesin mobilnya.
Sedangkan naufal yang melihat itu hanya mendengus sebelum kembali masuk kedalam mobil milik Aldy....
Sedangkan Aidan kini tengah asik menyantap nasi kuning bersama dengan Tama dan juga Anto.....
"Tato itu mereka yang buat?" Ujar Tama, dirinya sudah tau apa yang sebenarnya terjadi karena Aidan sendiri sudah menceritakan semuanya....
"Iyalah siapa lagi, anjing banget tau bang mereka, emang gak sakit apa main tato tato aja" dengusnya kesal jika mengingat kejadian saat dirinya di tato....
"Lalu uang sebanyak itu dapet dari mana, ngambil di rumah mereka?" Ujar Anton penasaran membuat Aidan tersenyum....
"Nemu gelang di kamar yaudah gue jual bang eh ternyata mahal lumayan lah 5 juta" ujarnya bangga namun Tama langsung menatap Aidan tidak percaya....
"Padahal itu harga aslinya bisa ratusan juta kenapa mau mau aja di beli cuma lima juta" gumamnya pelan bahkan Aidan sendiri tidak mendengarnya....
"Mana obat nya bang, oiya besok gue turun ya bang " ujarnya membuat Tama dan Anton terdiam.....
Ayo jangan lupa vote sama komen oke....

KAMU SEDANG MEMBACA
Egois
Fanfictionapaan keluarga? gue ogah punya keluarganya.... #mengandung bahasa kasar #penuh dengan umpatan... #brothersip