16

3.1K 241 11
                                    


  Daffa sengaja memarkirkan mobilnya sedikit jauh dari area pasar tapi dirinya masih bisa memantau keadaan dengan jelas...

  Di belakangnya ada mobil yang di bawa oleh kedua adiknya yang juga ikut memantau dengannya....

"Ada kabar?" Ujar Naufal namun Aldy justru menggelengkan kepalanya seraya menggenggam erat handphone di tangannya ....

  Sudah hampir satu jam mereka mengawasi tempat itu namun mereka sama sekali tidak menemukan kedua preman pasar yang mereka cari.....

TING..

 

   Naufal menatap ke arah Aldy yang sedang menatap hpnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

   Naufal menatap ke arah Aldy yang sedang menatap hpnya.

"Ck mereka tidak ada di tempat itu, sepertinya mereka sudah pulang sejak pagi" dirinya menyeringai, semakin kuat dugaan mereka kalau adiknya sedang bersama kedua preman pasar itu....

"Mengatakan pada bang Daffa?" Ujar Naufal sedangkan Aldy tidak setuju....

"Jangan dulu, mereka masih mencari informasi tempat tinggal kedua preman itu" ujarnya hingga mereka kembali terdiam....

  Setelah mendapatkan informasi yang mereka cari Aldy langsung memberi tau Daffa....

  Setelah mendapatkan informasi yang mereka cari Aldy langsung memberi tau Daffa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





    Aidan tengah tiduran dengan berbagai cemilan dan juga makanan instan di dekatnya bahkan mereka sudah menghabiskan satu cup mie dengan rasa pedas padahal anak itu tengah demam.....

"Kalau mereka memang keluarga mu, kenapa lari sih, abang gak masalah kamu tinggal dengan mereka" gumam Tama setelah mendengar semua cerita dari Aidan tadi....

"Gue yang gak betah bang, banyak peraturan itu lah ini lah, mereka mainnya kekerasan, ya walaupun gue hidup juga di tempat yang keras, tapi lebih nyaman di sini dari pada di sana walau mewah nih ya tapi sengsara sama aja dong, mending di sini, kangen di kejar kejar orang gue bang" ujarnya membuat Tama tidak habis pikir....

"Kalau gue jadi elu nih ya cil, ya gue manfaatin lah, kan banyak duit tuh" Anton mendekati Aidan setelah tadi sempat membeli minum di warung tempat mereka tinggal....

"Yee, bang Anton gimana sih, ya gak enak bang orang di sana gue gak di kasih apa apa" ketusnya melempar sisa bungkus makanan pada Anton.....

"Lagian bang, gak masuk akal banget, kata bang Tama kan kita hidup harus realistis banget, rasanya aneh aja mendengar cerita mereka, mereka itu kaya kan bang, masak cari anak hilang aja susah" ujarnya seraya menyerahkan cup mie untuk di beri air hangat pada Tama...

"Kan abang abang sendiri yang ngomong kalau jangan gampang percaya sama orang, jadi nih Aidan menanamkan apa yang Aidan pelajari dari abang berdua" memang benar sedari kecil di didik oleh mereka berdua membuat Aidan tumbuh dengan pribadi yang keras aslinya tapi jauh di dalam hatinya Aidan hanyalah remaja yang ingin merasakan ketengan dan di manja, sifat kerasnya hanya untuk bertahan hidup saja....

"Besok gak usah ikut ke pasar, masih demam gini" Tama meletakkan telapak tangannya di dahi Aidan setelah menyerahkan cup mie yang sudah matang itu...

"Gak bisa gitu dong bang, besok Aidan jaga parkir aja deh, kangen tau bang sarapan di tempatnya pok inem" ujarnya......

"Terserah dah cil, tapi jangan ngikut yang berat berat" Anton mengelus pelan rambut Aidan membuat sang empunya tersenyum senang....










TING......

   Daffa yang sedang menyetir menuju ke arena langsung melihat siapa yang mengirimnya pesan.....

  Setelah membaca pesan itu Daffa langsung membelokkan kembali mobilnya menuju Mension, tidak perlu menghubungi kedua adiknya yang saat ini berada di markas, pasti mereka berdua juga sudah menerima pesan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

  Setelah membaca pesan itu Daffa langsung membelokkan kembali mobilnya menuju Mension, tidak perlu menghubungi kedua adiknya yang saat ini berada di markas, pasti mereka berdua juga sudah menerima pesan itu.....

   Daffa tiba lebih dulu di mension dan di susul oleh kedua adiknya....

  Mereka masuk secara bersamaan dan saat sudah berada di ruang keluarga ternyata sudah ada daddy dan mommy nya yang sudah menunggu hingga mereka langsung menghampiri keduanya....

"Ada apa?" Ujar Daffa yang saat ini tidak ingin berbasa basi....

"Bodyguard daddy sudah menemukan tempat tinggal mereka, daddy tau Aldy juga mendapatkan tempatnya walau hanya daerah nya saja" Ardian memperlihatkan hasil foto dari bodyguard yang dia kerahkan....

"Rumah terbengkalai tepat paling ujung, jika di lihat dari luar orang akan mengira rumah itu kosong namun tidak di dalamnya, luarnya hanya untuk mengecoh saja" jelasnya hingga kini mereka saling terdiam .....

"Lalu apa rencana daddy, haruskah kita menjemputnya malam ini?" Daffa melirik ke arah daddy nya yang menggelengkan kepalanya tidak setuju....

"Mommy kalian melarangnya, biar malam ini Aidan puas bersama mereka, besok sore baru kita jemput paksa, daddy juga akan mengirim dua preman itu pergi jauh atau memberi mereka pekerjaan di tempat yang jauh agar Aidan tidak bisa bertemu lagi dengan mereka, bagaimana?" Awalnya Ardian tidak ingin melakukan hal ini, bahkan dirinya akan membiarkan putranya jika ingin bertemu dengan mereka, bagaimanapun mereka yang sudah menjaga putranya selama ini tapi karena ancaman dari ayahnya yang akan memisahkan mereka dengan Aidan membuat Ardian mau tidak mau menuruti perintah ayahnya.....

   Bella hanya terdiam entah mungkin ini akan semakin sulit untuk mereka bisa mendapatkan hati putra bungsunya.....






  Ayo jangan lupa vote sama komen oke....

EgoisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang