Seorang anak kecil hanya terdiam di tempat yang sangat sepi...
Dirinya benar-benar tidak tau, di mana dia sekarang...
Memandang sekitar yang tidak ada orang satu pun...."Dapat berapa lu hari ini? "
Orang yang sedang menghitung uang yang ada di genggamannya itu langsung terhenti memandang sinis ke arah temannya itu...
"Lumayan lah bro, seratus ribu, kenyang kita, lu dapet berapa"
"Cih, gue cuma dapet goceng, lu tau tu satpol pp lagi gada kerjaan apa, bangsat bener"
"Tenang bro, lu gak usah emosi kayak gitu dong, gue yang beliin lu makan malam ini, kita senang senang cuy lumayan kan 150 rebu" Dia sambil tertawa namun dia terhenti saat dia dan temannya mendengar suara tangis anak kecil...
"Tam? Tam tama lu denger kan? " Dia menatap temannya yang juga terdiam...
"Gue juga denger ton, tu, dih depan bego" Ujar anton yang berusaha mengarahkan muka temannya untuk menghadap ke depan dengan tangan sedikit gemetar....
"Asu, apaan tuh, dia bocah beneran kan? Bukan tuyul, tam, gak lucu bego, nih tempat sepi lagi" Anton memandang tama yang masih ketakutan....
"T tapi kakinya nyentuh tanah ton, coba deketin gih"ujar nya sambil mendorong anton...
" Lu mau numbalin gue tam, tuh kalo tuyul gimana anjir, uang lu sembunyiin dulu bego "ujar anton...
" Bareng bareng cok, ingat kita preman pasar "tama meyakinkan temannya yang memandang dengan iba...
Setelah perdebatan akhirnya mereka benar-benar menghampiri sosok anak kecil yang sedari tadi menangis....
" D d ddek "walaupun takut tama berusaha menyentuh bocah itu...
" Bisa di pegang, bukan anak setan berarti "ujar tama..
" Cil? "Kali ini anton yang berusaha ikut memegang kepala anak itu karena penasaran dan benar saja setelah dirinya memegang pelan kepala bocah itu tak lama anak itu mendongak....
" Paman hiks siapa "
Mereka berdua terdiam sambil terus memperhatikan anak itu...
"Ini di mana hiks, Aidan gak tau hiks" Anak kecil itu semakin menangis saat dia merasa tidak mengetahui di mana dirinya sekarang...
"Lu ngapain disini cil? Mana orang tua lu ha" Tama memandang anak itu yang masih menangis...
"Aidan gak tau hiks paman, tapi aiden main terus di ajak naik mobil lalu ditinggal hiks" Ujarnya mengingat kejadian sebelum dirinya terdampar di tempat tersebut...
"Tam, gue rasa nih bocah di buang dah sama mak bapaknya" Anton melihat tama yang juga menoleh ke arahnya ...
"Pinter juga nge buangnya deket pasar tu orang tua" Ujar tama memandang miris pada anak kecil tersebut...
"Lu di buang cil? " Ujar anton...
"Di buang? " Aiden mendongak menatap orang di depannya tersebut...
"Iya, lu pasti di buang sama keluarga lu, mereka udah gak mau rawat lu lagi tuh"
Sedangkan tama memandang anton tajam yang semakin membuat anak kecil itu menangis keras....
"Huaaa hiks hiks mama papa udah gak sayang Aidan hiks? " Ujar aiden...
"Udah mending ikut abang aja cil, dari pada lu ada disini" Ujar tama membawa aiden ke dalam gendongnya...
"Aidan lapar abang hiks" Aiden melingkar kan tangannya di leher tama...
"Iya nanti gue beliin nasi"
Sekarang ini anton dan juga tama serta aiden yang hanya diam menunggu kedua abangnya sedang membuka bungkus nasi yang tadi kita beli...
Mereka berdua ingin di panggil abang katanya kalo paman ketuaan...
"Jarang jarang nih makan nasi kuning" Ujar anton
Dirinya hanya membeli dua bungkus karena tidak mungkin bocah itu di kasih satu porsi yang ada tidak akan habis...
"Kita makannya barengan ya cil, dah makan, setelah itu tidur besok ikut kerja cari duit, nanti bisa beli es krim" Ujar anton...
Ya mereka berdua memutuskan untuk menampung bocah yang bernama aiden itu, mereka cukup miris dengan tuh bocah...
Tes ombak dulu 😂😂😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Egois
Fanfictionapaan keluarga? gue ogah punya keluarganya.... #mengandung bahasa kasar #penuh dengan umpatan... #brothersip