Tuan Ardana masih memperhatikan Aidan yang bersembunyi di balik tubuh daddy nya membuatnya menghela nafas menatap cucunya yang pernah hilang itu....Tuan Ardana melirik jam di pergelangan tangannya....
"Lebih cepat lebih baik, kalian sudah terlambat tadi" ujarnya meninggalkan mereka semua yang masih terdiam terdiam....
Bella menatap putranya dengan khawatir begitupun dengan Ardian yang sedari tadi tidak melepaskan genggaman tangannya....
"Gue mau pulang" lirihnya membuat Daffa langsung menatapnya tajam...
"Ulangi" ujarnya dengan tenang namun tidak menurut remaja itu...
"Ak aku mau pulang" lirihnya lagi membuat Ardian mengelus pelan rambut putranya...
"Sebentar hm, ikut daddy, setelah itu kita pulang" ujarnya namun sepertinya Aidan sudah merasa ada sesuatu yang akan terjadi sehingga dengan keras dia menggelengkan kepalanya.....
Ardian membawa putranya menaiki tangga bersama ketiga putranya yang lain, sedangkan Bella hanya menunggu di ruang tengah, karena tidak di izinkan ikut oleh suaminya....
Aidan semakin memberontak saat dirinya memasuki sebuah ruangan yang dominan dengan warna gelap....
"Kalian mau apa" Aidan terus menatap curiga saat tuan Ardana menarik tangannya dan menggulung bajunya sebatas siku...
Ardian mendekap erat tubuh putranya begitu pula dengan Daffa yang membantu daddynya memegangi tubuh adiknya itu....
"Lepas, GUE BILANG LEPAS ANJING"
PLAKK!!!
Mereka semua terdiam bahkan Aidan sendiri sudah berhenti memberontak saat tiba-tiba sebuah tamparan mengenai pipi nya....
"Ayah!" Ardian menatap tidak percaya pada ayahnya yang tiba-tiba menampar putranya....
"Kau perlu pendidikan sopan santun untuk menjadi cucuku, jadi lebih baik diam sebelum kakek sendiri yang menjahit mulut kecilmu itu" tuan Ardana menatap tajam cucunya yang sekarang sudah terisak bahkan kembali memberontak....
"Lepas hiks" Aidan tidak perduli dengan rasa nyeri yang ada di pipinya, sekarang fokusnya adalah saat tuan Ardana membentuk pola lambang keluarga Marendra ti tangannya hingga matanya menangkap sebuah jarum....
Tuan Ardana tersenyum melihat pola yang dia gambar.....
"Aahhkkk!!"
Aidan memberontak saat rasa sakit akibat tusukan jarum untuk membuat tato itu mengenai kulitnya, tidak ada bius atau apapun membuatnya yang pertama kali merasakan hal itu sangat menyakitkan....
"Jangan hiks aahkkk lepas tolong tolong hiks berhenti aahkk" tubuh remaja itu semakin memberontak membuat Ardian dan Daffa sedikit kesulitan sehingga Aldy dan Naufal harus turun tangan memegang tubuh adiknya itu ...
"Tahan sebentar nak" Ardian sendiri masih berusaha menenangkan putranya....
"Aahhkkk sakit hiks LEPAS!!!!" Aidan semakin memberontak berusaha lepas dari mereka namun terasa sia sia .....
Cukup lama pembuatan tato tersebut hingga kini Aidan sudah terkulai lemah di dekapan daddynya....
Mata remaja itu terpejam wajahnya basah dengan air mata dan keringat bahkan sangat ketara sekali mata anak itu bengkak.....
Bahkan nafasnya masih memburu dengan satu tangan yang menggenggam erat tangan Ardian daddynya....Ardian mencium pucuk kepala putranya sesekali juga mengusap dahi yang di penuhi keringat itu...
"Maafin daddy sayang" lirihnya, Ardian sendiri tidak tega melihat raut kesakitan putranya yang sedari tadi terus meraung agar berhenti....
"Lemah, bahkan ketiga putramu tidak ada yang menangis dulu hanya ringisan kecil" tuan Ardana datang setelah meletakkan semua alat yang dia bawa....
Namun Ardian hanya diam, dia tidak perduli dengan ayahnya, sekarang yang menjadi fokusnya hanya Aidan....
Dengan perlahan dirinya membawa tubuh putranya keluar dari kamar itu membuat tuan Ardana terkekeh kecil....
"Baru kali ini ada yang menuruni sifat Bella di antara ketiga cucuku" ujarnya pelan.....
Bella menatap terkejut suaminya yang menggendong tubuh putranya...
"Aidan" Bella segera menghampiri suaminya namun....
"Ayo kita pulang sekarang Bella" ujar dingin membuat wanita itu tidak berani membantah....
Sedangkan ke-tiga putranya hanya memperhatikan dari tangga karena mereka tidak ikut pulang.....
Malam harinya Ardian dan Bella di buat tidak tenang dengan kondisi Aidan yang tiba-tiba demam tinggi bahkan sedari tadi anak itu sudah menangis membuat Bella sedikit kewalahan menenangkan nya....
"Sshh s sakit"
Bella menyeka keringat putra dengan handuk yang dia rendam di air hangat....
Ardian naik ke atas tempat tidur membawa tubuh putranya yang masih terasa panas ke dalam pelukannya....
"Mana yang sakit hm?" Ardian mengelus punggung putranya yang bergetar dirinya tidak tega saat mendengar gumaman putranya yang terus berkata sakit....
"Kita tidak perlu ke rumah sakit kan?" Bella menatap cemas putranya yang sudah mulai tenang di dekapan suaminya....
"Kita lihat besok ya, kalau tidak ada perubahan terpaksa kita bawa ke rumah sakit, sekarang sudah terlalu larut malam" ujarnya memperhatikan bagaimana wajah damai yang kini tertidur walaupun masih ada sedikit isakan yang terdengar....
Ardian menyugar rambut putranya yang lepek karena keringat.....
"Setelah ini tidak ada lagi rasa sakit yang kamu rasakan" lirik lirihnya ketika kembali teringat raut wajah Aidan yang memohon untuk berhenti.....
Ayo jangan lupa vote sama komen oke

KAMU SEDANG MEMBACA
Egois
Fiksi Penggemarapaan keluarga? gue ogah punya keluarganya.... #mengandung bahasa kasar #penuh dengan umpatan... #brothersip