8

2K 148 7
                                    

"pergi!"

  Ardian dan Bella seketika menatap Aidan yang hanya terdiam dengan tatapan kosong bahkan tubuhnya masih sedikit bergetar....

"Mereka sudah pergi sayang, ayo tiduran lagi" ujar Bella namun lagi lagi tangannya selalu di tepis oleh Aidan dengan mata yang masih berkaca-kaca menatap mereka...

"Lu lu semua yang pergi, GUE MAU SENDIRI NGERTI GAK SIH!!" ujarnya dengan keras, dirinya berusaha menahan air matanya, tangannya sudah terkepal erat....

"Aidan nak, mommy temenin ya sama mommy" Bella berusaha meraih tubuh putranya namun justru Aidan tiba tiba mendorong nya, beruntung suaminya langsung menahannya dan membawanya sedikit menjauh....

"GUE BILANG MAU SENDIRI BANGSAT! LU TULI ATAU GIMANA HAH!" Bentaknya namun Ardian maupun Bella masih terdiam....

"JANGAN NGAKU NGAKU KELUARGA GUE, MEREKA UDAH NGEBUANG GUE" bibirnya bergetar menahan mati matian isakan agar tak keluar dari bibirnya, mencoba memejamkan matanya menghalau emosi yang semakin tidak terkendali...

"Gue gak butuh keluarga hiks, GUE GAK BUTUH! LU DENGER GAK SIH! gue mau hiks hidup kayak dulu, gue udah nyaman sama hidup gue, tapi kenapa lu lu semua malah ngerusak kehidupan gue hah!" Dirinya mendongak menatap tepat pada Ardian dan Bella yang juga sudah menangis....

"GUE GAK BUTUH KELUARGA"

"AIDAN!!" Sentak Ardian membuat Aidan langsung terdiam dan menatapnya....

"Kamu belum mendengar penjelasan dari kami, setidaknya dengarkan kami dulu Aidan" ujar Ardian tapi malah membuat Aidan tertawa walau dengan air mata yang terus mengalir....

"GUE GAK BUTUH PENJELASAN APAPUN, BASI TAU GAK!! GUE aahhkk" seketika dia Aidan mencengkram dadanya bahkan memukul nya saat merasakan dirinya yang tidak mendapatkan oksigen sedikit pun...

"Sial" desisnya pelan memukul mukul dadanya berharap sesak itu segera pergi...

  Ardian dan Bella yang melihat itu langsung berlari menghampiri putranya yang kesulitan bernafas....

"Sayang he dengar mommy nak, nafas pelan pelan ikutin mommy oke, sayang Aidan nak" Bella sedikit panik melihat keadaan putranya yang seperti itu....

  Ardian sudah lebih dulu memencet tombol di samping brankar putranya untuk memanggil dokter dan mengambil alih tubuh Aidan yang masih bisa memberontak...

"Lepas" Aidan terus menyingkirkan tangan Ardian yang mendekapnya seraya mengelus dadanya pelan...

"Huusstt nafas pelan pelan nak, daddy di sini hm" Ardian terus mendekap tubuh putranya yang masih bisa memberontak tidak memperdulikan rengekan putranya tersebut hingga tak lama dokter yang di tunggu datang....

  Walaupun sedikit susah karena Aidan yang sedikit sulit di kendalikan karena terus memberontak tapi mereka berhasil membuat Aidan tenang dengan obat tidur setelah merasa nafas Aidan normal dan tubuhnya melemas karena kelelahan memberontak sehingga dokter langsung memasukkan obat tidur di dalam infusnya....

   Kini ruangan itu kembali sunyi hanya terisi oleh isakan Bella yang menggenggam erat tangan dingin putra bungsunya itu....

"Maafkan mommy sayang, tapi jangan membenci kami hm, mommy tidak bisa di benci putra mommy sendiri" Bella tidak ingin beranjak sedikitpun dari tempatnya sedangkan Ardian hanya terdiam melihat kejadian barusan....







  Sedangkan di tempat lain saat ini Daffa Naufal dan Aldy sedang berada di area balap, mereka tidak bergabung atau ikut suatu gang motor, tapi sesekali mereka akan mengikuti balapan tersebut...

  Namun siapa yang tidak tau dengan ke enam pemuda itu walaupun mereka tidak mempunyai perkumpulan atau gang di manapun mereka ber enam tetap di takuti oleh beberapa gang motor yang ada di kota itu bahkan dari luar kota juga mengetahui siapa mereka semua....

  Daffa si racun yang mematikan, bagi kalangan dunia bawah pasti sudah mengenal pemuda itu karena sering mengikuti keluarga kakeknya untuk membantai musuh...

  Aldy si mesin pembunuh mereka akan trauma jika melihat bagaimana cara pemuda yang mempunyai badan paling kekar itu jika sudah turun untuk mengeksekusi musuh keluarga nya....

  Dan Naufal si pencabut nyawa, karena kecepatannya dalam hal membidik lawan, bahkan tanpa sadar hanya beberapa detik berkedip maka akan melihat nyawa yang mengenaskan di depannya.

  Dan juga ketiga sahabat mereka yang juga tidak bisa di sepelekan....

  Sakha dan Rian yang sangat pandai dalam hal melacak dan menjadi hacker sedangkan Ezra yang sangat pandai dalam membuat strategi....

  Sayangnya mereka ber enam tidak mau terikat pada suatu organisasi apapun yang membuat kerepotan kecuali jika mereka ingin maka tidak akan ada yang bisa menghentikan mereka, bahkan Ardian menyiapkan tempat khusus untuk mereka mengeksekusi orang yang mengganggu mereka....

"Malam ini cukup membosankan ternyata, semuanya masih pemula tapi gue denger ada pembalap baru yang mau nantangin disini" ujar Rian membuat mereka semua langsung menatapnya....

"Siapa?" Daffa memandang Rian yang hanya mengedikkan bahunya tak tau...

"Tuh, gue juga gak terlalu tau siapa dia" ujarnya menunjuk pemuda yang sudah siap di bawah dengan motornya...

"Dy turun!" Daffa menatap adiknya yang sedari tadi fokus melihat ponselnya itu...

"Males bang, gak minat" ujarnya tanpa berniat mengalihkan perhatiannya dari ponsel yang dia genggam....

"Gue aja bang, cuma buat ngetes seberapa hebat dia kan?" Ujar Sakha tiba tiba membuat mereka menoleh dan mengangguk ....

  Namun mereka sedikit terkejut saat di garis finis justru mereka imbang...

"Bukankah tidak asing dengan cara dia mengendarai motornya?" Naufal sedari tadi memang fokus melihat taktik seperti apa yang di gunakan orang itu...

"Kita pulang?" Gumam Daffa tiba tiba membuat mereka sedikit heran namun sebelum itu dia melempar beberapa ikat uang pada pemuda tadi bahkan pada Sakha yang awalnya menolak....







  Jangan lupa tinggalin jejak ya cuma tekan vote dan komen kok ☺️

EgoisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang