12

3.3K 267 18
                                    


  Mata yang semula tertutup itu perlahan terbuka, mengerjab pelan saat cahaya dari lampu yang sangat terang tersebut....

  Aidan terdiam, dirinya tidak bergeming saat lagi lagi dia terbangun di tempatnya asing namun hanya sesaat saat dirinya mengingat jika dia masih berada di dalam kamar orang yang mengaku sebagai orang tuanya.

  Dirinya tidak akan semudah itu mempercayai ucapan bahkan meski mereka mempunyai bukti, belasan taun hidup dan tumbuh dijalan membuat dirinya harus selalu waspada....

"Gue harus pergi" dirinya berusaha bangun walau nyatanya tubuhnya masih terasa sedikit lemas....

  Namun belum sempat dirinya mendudukkan tubuhnya secara tegap pintu kamar itu terbuka membuatnya refleks memundurkan dirinya kembali....

  Ardian sebenarnya terkejut melihat putranya yang dia kira masih terlelap ternyata sudah terbangun bahkan berusaha untuk duduk membuatnya mempercepat langkahnya.....

"Aidan" ujarnya sembari menahan tubuh putranya yang sengaja terus menghindar....

"Kenapa tidak menunggu daddy atau mommy hm" Ardian menatap putranya dengan tenang walaupun sangat jelas saat Aidan justru membalas tatapan itu dengan tajam dan penuh kebencian....

"Gue baik baik aja" Aidan faham bahkan dirinya bisa merasakan betapa kuat sekali aura intimidasi dari sosok yang mengaku sebagai daddy nya itu walaupun tatapan pria itu terlihat tenang....

"Tubuhmu masih lemas Aidan, untuk kali ini jangan membantah dan menurut saja apa tidak bisa" ujar Ardian tengan penuh tekanan, dirinya juga bukan orang yang sabar tapi demi putra bungsunya dirinya akan berusaha mengontrol emosinya.....

"Ayo, daddy bantu ke kamar mandi setelah itu makan malam, mau makan di sini atau di bawah?" Ardian kembali tersenyum saat putranya seperti merespon nya dengan kembali menatapnya namun sudah bukan tatapan seperti tadi....

"Gue baik baik aja, gue masih sanggup buat turun ke bawah" ujarnya sebelum menutup pintu kamar mandi dengan tertatih padahal awalnya Ardian menawarkan diri untuk ikut masuk tapi sepertinya putranya itu masih susah di dekati....

  Suara langkah kaki yang menggema membuat mereka semua yang berada di meja makan menoleh.
Menatap ke arah daddy mereka yang menuntun Aidan dengan pelan....

    Begitu pula dengan Aidan yang seketika berhenti saat tidak sengaja menatap Daffa yang memandangnya dengan tajam di sertai senyuman yang menurut Aidan seperti sebuah ancaman....

   Sedangkan Ardian sendiri sedikit bingung saat putranya tiba-tiba berhenti....

"Aidan ada apa nak?" Ardian menatap putranya yang hanya terdiam namun ketika melihat ke mana arah tatapan itu kini dia mengerti, mungkin putranya masih takut dengan abang pertamanya.

"Aidan?" Ardian mengalihkan tatapan itu agar putranya menatapnya....

"Abangmu tidak akan melakukan sesuatu, ada daddy hm" ujarnya menenangkan Aidan yang sepertinya masih takut....

  Hingga kini mereka semua sudah duduk di kursinya masing-masing sama halnya dengan Aidan yang kini duduk tepat di sebelah mommy nya dan dan sialnya tepat di depan remaja itu berhadapan langsung dengan Daffa yang sedari tadi memperhatikan nya....

  Mencoba abai kini Aidan mulai menatap satu persatu menu yang ada di depannya...

"Tidak ada nasi?" Ujarnya tanpa sadar membuat mereka semua menatapnya bingung....

  Mereka semua menatap menu yang di hidangkan oleh koki di mension mereka dan benar tidak ada nasi karena mereka sendiri jarang makan nasi ketika makan malam karena di pikir terlalu berat, dan menu malam ini hanya spaghetti, steak, dan puding sebagai pencuci mulut, mereka sekeluarga jarang membuat menu yang terlalu banyak ketika makan  malam....

"Aidan ingin makan nasi nak, biar mommy suruh koki......"

"Makan yang ada" sela Daffa menatap Aidan dengan tajam bahkan bukan hanya Daffa tapi Naufal dan juga Aldy juga ikut menatap nya....

  Ardian hanya bisa menghela nafas lelah menatap ketiga putranya yang menatap adik mereka seperti itu....

"Tidak apa apa sayang jangan pedulikan ke tiga abangmu hm, biar mommy panggilkan pelayan " ujar Bella namun belum sempat dirinya memanggil seorang pelayan....

"Gak perlu, gue makan yang ada aja" ujarnya pelan....

"Bahasa mu, bisakah lebih sopan sedikit adik kecil" Aldy menyeringai menatap adiknya itu yang meliriknya dengan tajam....

"Apa hak lu ngatur gue" balasnya membuat suasana semakin mencengkam di sekitar mereka....

"Perhatikan bahasa mu Aidan Syahreza! Tidak ada lu gue dalam rumah ini, jangan samakan tempat ini seperti tempat mu dulu tinggal" walaupun nadanya penuh tekanan tapi raut wajah pemuda itu masih terlihat tenang....

  Sedangkan Naufal hanya menatap makanan di depannya dengan jengah, keras dengan keras sama saja seperti minyak dengan air tidak akan pernah menyatu....

"Hentikan perdebatan kalian terutama Daffa dan juga Aldy, ingatlah adik kalian masih belum terbiasa dengan apa yang ada di rumah ini,  lebih baik sekarang kita mulai makan malam ini sebelum makanan ini dingin" ujar Ardian membuat Daffa dan juga Aldy berdecak pelan....

  Ingat walaupun mereka bertiga keras bahkan di didik langsung oleh kakek mereka yang seorang pemimpin organisasi bawah tapi tetap saja perintah Ardian adalah salah satu yang tidak bisa di bantah....

  Aidan menatap makanan yang ada di piringnya dengan aneh, entah apa yang akan dia rasakan ketika pertama kali merasakan rasa makanan itu...

  Percobaan pertama sangat terasa aneh bahkan dirinya harus menahan agar tidak memuntahkan kembali spaghetti yang baru saja dirinya makan...

  Bahkan wajahnya sudah memerah saat terus memaksakan memakan spaghetti itu hingga habis dan bersyukur ketika dia merasakan rasa steak yang sedikit membantu menghilangkan rasa aneh dari spaghetti tersebut atau mungkin lidahnya yang belum terbiasa.....

  Bella sebenarnya khawatir bahkan wanita itu memperhatikan Aidan putranya yang sedari tadi memaksa memasukkan makanan itu ke mulutnya.....

"Minum ini sayang" Bella membawa susu hangat untuk putranya....

"Lain kali jangan di paksa hm" ujarnya seraya mengusap pelan rambut putranya yang membuat Aidan terdiam merasakan hal itu....






   Jangan lupa vote sama komen.....

EgoisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang