BUAGGHH!!Daffa tersungkur setelah tiba tiba mendapatkan pukulan dari adiknya itu...
Namun bukannya meringis Daffa justru menyeringai menatap adiknya dengan tajam setelah menyeka darah yang keluar dari sudut bibirnya....
Aidan masih menatapnya dengan nafas memburu bahkan remaja itu tidak sadar jika infus di tangannya kembali terlepas akibat ulahnya yang tiba-tiba memukul Daffa....
Daffa kembali mendekat dan mencengkram erat dagu adiknya....
"Pukulanmu lumayan juga, siapa yang mengajari hm? Mereka? Preman preman itu kah" ujarnya membuat Aidan menggelengkan kepala dengan susah karena cengkraman Daffa tidak main main...
Hidup dan tumbuh di lingkungan seperti itu membuat Aidan harus bisa melindungi dirinya sendiri tanpa meminta bantuan dari orang lain....
"Mereka mem mem punyai ahkk nama" Aidan sedikit kesulitan karena Cengkraman Daffa yang tidak main main...
"Kalau bukan mereka siapa hm" Daffa menatap tajam adiknya, cengkeramannya sudah terlepas namun kini Daffa justru menggenggam erat tangan Aidan bahkan menekan bekas jarum infus yang terlepas itu membuat Aidan seketika meringis merasakan nyeri di tangannya...
"L lepas sstt" Aidan meringis bahkan tangan satunya sudah memukul mukul tangan Daffa yang semakin erat menekan luka itu.
"Ternyata cukup sulit, apakah adik ku ini tidak bisa menghargai orang lain, apa kau tau jika abang mu ini paling benci dengan orang yang membuat mommy menangis, oh abang lupa kau tinggal di timpat rendahan itu jadi tidak heran jika adik ku yang satu ini tidak mempunyai aturan bahkan sopan santun sekalipun, tapi tenang saja hm, abang sendiri yang akan mendidik mu Aidan Syahreza" Daffa menatap dingin adiknya yang terdiam bahkan tidak ada lagi pemberontak...
Aidan sendiri terdiam berusaha menahan mati matian agar air matanya tidak jatuh, dirinya sudah cukup lama tinggal di tempat yang keras, beberapa kali terkena pukulan hinaan cacian sehingga membuat dirinya terbiasa merasakan hal itu tapi sekarang berbeda, entah karena apa tapi dirinya seolah di paksa untuk tunduk....
Walaupun ragu Aidan tetap memberanikan dirinya menatap tepat pada manik gelap milik Daffa....
"Jangan bawa bawa mereka, mereka bukan preman tapi mereka keluarga gue, mereka yang ngejaga gue agar bertahan di tempat yang keras, dan lu lu semua cuma orang asing ahkk" Aidan kembali meringis seraya memejamkan matanya saat merasa tangannya semakin sakit....
"Sepertinya kau memang ingin mendapatkan didikan dari ku, baiklah" Daffa menyeringai namun tidak melepaskan cengkraman tangan tersebut...
"Adikku ingin pulang bukan?" Daffa menatap Aidan yang kini justru menggelengkan kepalanya ....
Tanpa memperdulikan Aidan yang kembali berusaha melepaskan cengkraman tangannya....
Daffa langsung menghubungi seseorang agar mengatakan bahwa dirinya akan membawa Aidan pulang sekarang...
Daffa langsung menarik tangan Aidan bahkan tidak perduli walau adiknya itu akan terjatuh nanti.
"L lepas tolong" Aidan sedikit kesusahan saat Daffa terus menyeret tubuhnya dengan kasar bahkan sekarang mereka berdua menjadi pusat perhatian di rumah sakit itu...
Sesampainya di mobil Daffa langsung mendorong kasar tubuh Aidan agar masuk ke dalam mobil dan langsung menguncinya setelah dirinya ikut masuk....
Sedangkan di tempat lain tepatnya di gudang belakang sekolah saat ini Aldy dan Naufal juga ketiga sahabat mereka tengah berkumpul walaupun jam pelajaran masih berlangsung, lagi pula siapa yang akan berani menegur anak pemilik sekolah apalagi mereka yang sudah tau seperti apa seramnya kedua putra kembar keluarga Marendra...
"Ada apa?" Naufal menatap dang kembaran saat mereka mendengar suara notifikasi dari hp milik Aldy.
"Bang Daffa ngebawa Aidan pulang" ujarnya membuat mereka semua langsung terdiam....
"Pasti ada yang gak beres nih, tuh bocahkan harusnya masih ada di rumah sakit kan?" Febrian menatap mereka semua dengan bingung....
"Sial, jangan sampe tuh anak bangunin iblis yang tidur" Naufal langsung menyambar tasnya dan pergi begitu saja bahkan Aldy masih terlihat santai....
"Lu gak mau ikutan Al?" Ezra memilih kembali fokus pada ponselnya sembari sesekali melirik ke arah Aldy yang mulai berdiri....
"Hari ini libur dulu ke basecamp, sepertinya bakal ada tontonan seru" dirinya sedikit menyeringai seraya melangkah keluar untuk menyusul sang kembaran...
"Gila serem banget sih, gue merinding liat senyumnya Aldy woe" Febrian menyandarkan dirinya pada menatap kedua sahabatnya yang sepertinya tak terusik....
"Lu udah berapa lama bareng mereka bang, masak baru sekarang merindingnya" sindir Sakha membuat Febrian sedikit mendengus....
"Bukan merinding soal itu tolol, kita udah biasa tuh liat mayat yang ancurpun malah, gue cuma merinding sama nasip tuh bocah" ujarnya
Daffa melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata bahkan Aidan sedari tadi sudah memejamkan matanya erat dan berpegangan pada pintu mobil karena terlalu takut, tapi Daffa tetap sama dengan aura datarnya membuat keadaan mobil semakin mencengkam....
Tak lama mereka mulai memasuki sebuah gerbang hingga sebuah Mension mulai terlihat....
Daffa menghentikan mobilnya dan keluar membuka pintu tempat Aidan berada dan langsung kembali menarik tangan remaja itu...
Seperti dugaannya saat memasuki Mension dirinya sudah di tunggu oleh daddy dan mommy nya yang menatapnya cemas...
"Daffa adik kamu belum sembuh nak" baru saja Bella sang mommy hendak mendekat ke arahnya namun putra sulung Ardian itu langsung menatap mommy nya dengan tajam....
"Jangan halangi aku mom, biar ini menjadi urusanku" ujarnya.
Aidan hanya pasrah sekarang, tubuhnya masih lemas hingga dia sudah tidak perduli lagi mau di bawa kemana dirinya.
"Daffa tenang dulu, sebenarnya ada apa, daddy mohon jangan membuat Aidan semakin tidak nyaman dengan kita" Ardian berusaha mendekati putranya namun sepertinya Daffa juga tidak berniat mendengarkan perintah daddynya itu...
Dirinya langsung kembali menyeret tubuh Aidan, entah akan di bawa kemana tubuh remaja itu....
Ayo jangan lupa vote sama komen oke...

KAMU SEDANG MEMBACA
Egois
Fanfictionapaan keluarga? gue ogah punya keluarganya.... #mengandung bahasa kasar #penuh dengan umpatan... #brothersip