Chapter 4

133 87 47
                                    

This is gonna be the best chapter ever, for me...

Attetion everyone!

I'ts Aul here, pemilik akun ini. Boleh dong di follow and vote jika suka, agar Aul makin semangat buat lanjutin ceritanya.

Boleh komen jika terdapat typo atau masalah lainnya dalam cerita.

⚠️ Karya ini adalah ide murni dari pikiran sendiri⚠️

*Bacanya jangan kedip🤫 karena part ini bisa jadi ada sesuatu!

  For you, terima kasih sudah mampir. Hope all enjoy it, and happy reading!

................................𓏲࣪◜𖤐................................ 

10 tahun Lalu

Matahari terik membungkus kota. Daun lembab menjadi kering, tanah becek menjadi kering.

  Terdapat bocah lelaki kecil bermain sendirian diatas tanah. Menggerakkan ranting kecil, membuat garis-garis, menggambar sesuka hatinya di atas tanah itu.

Berjongkok, diam menunggu panggilan orangtuanya. Mengenakan kaos pendek berkerah putih dengan celana jins pendek se-lutut. Kelihatannya seperti anak orang kaya. Masih kecil sudah mengenakan sneaker.

Rambut hitam tersisir ke samping dengan mata coklat yang menawan. Berkulit sehat, sama sekali tidak pucat. Jika dikategorikan lelaki, ia termasuk yang tidak hitam. Tidak dikatakan gemuk maupun kurus.

  Namun, tidak ada siapa-siapa disana, tidak ada yang menemaninya bermain. Sendirian, mengisi waktu luang di tengah teriknya sinar matahari.

  "Halo."

Sapa gadis kecil yang tak kalah imut, datang entah dari mana.

  Dia mendekati bocah lelaki itu. Dia mendongak melihat sosok gadis seumurannya lagi tersenyum manis ikutan berjongkok berhadapan-hadapan. Hanya terpisah jarak semeter, tidak terlalu jauh.

Sosok gadis kecil yang ceria mengenakan kaos tunik berhias bintang-bintang kecil. Membuat baju itu terlihat indah sederhana.

Sandal jepitnya, juga ada gambar bintangnya. Rambut ikal yang dikucir kuda, menggunakan jepitan rambut kecil bentuk bintang di samping kepala.

  Lagi-lagi berkaitan dengan bintang. Ada apa dengan gadis ini? Pikir bocah lelaki. Semuanya dipenuhi dengan bintang. Lelaki itu menatapnya dari ujung rambut hingga ujung kaki. Benar-benar terkesan sungguh menyukai bintang.

  Dia diam saja, malah melanjutkan aktivitasnya, yaitu mengaris-garisi tanah tidak jelas.

"Kamu sedang apa?" Tanya gadis itu, ikutan menunduk mengamati gambar.

"Tidak tahu." singkat, jelas, padat. Lelaki itu pemalu atau gengsi? Dia bicara dengan nada hampir tak terdengar.

"Aku mau coba dong." Spontan gadis itu menarik ranting yang dipegang oleh lelaki tadi yang sedang menggambar. Dia terkejut, namun ia hanya bisa terdiam dan mengalah.

  Lihatlah apa yang sedang digambar oleh gadis itu. Coba tebak, pasti kalian sudah tau jawabannya. Yap, gambar bintang. Tetapi terdapat dua bintang di atas tanah itu. Satu yang tersenyum lebar dengan mata berbinar, dua yang tersenyum down smile dengan mata terpejam, seperti ekspresi sedih atau cemberut.

"Tadaaa! Lihatlah, bintang ini adalah kita berdua sekarang!" Seru gadis itu memberikan celah sedikit agar gambarnya dapat dilihat.

  Alis anak lelaki itu terangkat satu, tanda tidak mengerti maksudnya. Dia melirik gadis itu sekilas, tanda tanya.

Another People Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang