Chapter 9

79 53 44
                                    

Psstt...

Di chapter ini harus di baca baik-baik supaya nggak bingung nantinya, oke? Karena ada something yang bikin chapter ini jadi penting!

Oh iya, kusaranin bacanya pas kamu benar-benar free time atau di malam hari biar makin terasa feel-nya..

Are you guys ready?

1

2

3

Let's start reading

................................𓏲࣪◜𖤐................................

"Suamimu adalah seorang pembunuh, Ina."

Ame menatap kedua mata Ina. Lihatlah matanya, penuh kejutan dan hampir basah. Dia tersentak setelah mendengar kalimat singkat itu.

Sementara Ayah Kala hanya menunduk pilu, ia tak bisa berkata-kata. Seperti ada sesuatu yang menusuk hatinya, tetapi tenggorokannya tercekat, tidak bisa membantah.

Ame menghela nafasnya sejenak, teringat kejadian itu. Dia berusaha untuk melupakannya, tetapi sekarang ia ungkapkan sendiri kepada mereka.

"Suamimu membunuh kedua orang tuaku, saat kami masih satu sekolah dulu. Masa-masa itu, tidak lama lagi kami akan merayakan hari kelulusan. Disitulah semua bahagia, tetapi aku menderita. Karena sebelum hari itu tiba, terdapat berita sepasang kekasih dibunuh oleh seorang lelaki SMA," ucap Ame menghela napas, "Keesokan harinya kami wisuda, dia tidak datang. Aku datang dengan ribuan orang yang merangkul orangtua mereka masing-masing, melihat suasana bahagia atas kelulusan mereka, memberi dukungan atas pencapaian anaknya masing-masing. Aku hanya bisa tersenyum waktu itu. Hari yang sudah kunantikan sejak lama, hari dimana aku ingin melihat orangtuaku bangga atas kelulusanku. Melihat senyum tawa mereka yang merekah di sisiku. Semua harapan itu hangus, karenanya." Ame menatap tajam ayah Kala.

Setetes air mata berhasil membasahi pipinya. Itu sangat menyakitkan, sehingga Ina mulai merenungi cerita latar belakang itu. Tetapi, apa yang pantas dia lakukan? Menampar suaminya agar Ame merasa lega? Atau hanya diam saja?

Rasanya, ia ingin langsung bertanya kepada suaminya. Mengapa dia melakukannya? Tetapi dalam situasi seperti ini, Ina memilih untuk diam dan mendengarkan penjelasan Ame.

Tetapi, entah kenapa Ina percaya pada seluruh cerita itu. Melihat wajah pasrah suaminya, itu seperti menandakan seakan benar.

Ia hanya percaya dulu suaminya pernah menjadi preman, ataupun pemabuk. Itu karena setelah mereka menikah dan pria itu menceritakan sedikit masa lalunya. Lantas menjadi orang baik. Suaminya dulu memang pendatang saat beberapa tahun kemudian setelah kejadian pembunuhan itu terjadi. Peristiwa itu tersebar dan sudah banyak yang mengetahuinya. Termasuk Bunda Kala waktu ia masih muda.

Namun masyarakat sana tidak menyadari bahwa pembunuh berita itu adalah pendatang asing itu. Ya, ayah Kala. Dialah pendatang asing itu. Kini Ina menyadari sesuatu, bahwa suaminya dulu adalah si pembunuh, lalu pergi menjauh dari tempat itu. Sampailah dia ke tempat dimana Ina tinggal. Di desa yang ia datangi.

Kabar anehnya, disaat Ayah Kala datang ke tempat baru, ia berubah. Tidak seperti di dalam cerita. Ia merubah hidupnya, menjadi pekerja keras, dan tidak mabuk lagi. Ia datang dengan baik, warga pun mau menerima dirinya untuk tinggal, tanpa mencurigai identitas dirinya yang sebenarnya.

Disitulah Ayah Kala bertemu dengan istrinya, Ina. Mereka saling mencintai satu sama lain saat pandangan pertama. Hati bunda Kala luluh saat melihat Ayah Kala selalu membantu warga, dan selalu menolong orang-orang yang berusia. Sangat terbalik dari sifatnya yang dulu.

Another People Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang