HOolaAa!
Ready to read this new chapter?Terima kasih sudah mampir. Hope all enjoy it, and happy reading!
................................𓏲࣪◜𖤐................................
Malam hari..
Langit gelap menutup awan, bulan bercahaya melengkapi sinar malam, bintang-bintang berkedip halus menyinari titik-titik langit gelap.Angin malam berhembus kencang, mengibaskan rambut dan ujung pakaian.
Malam itu, keluarga Kala datang berkunjung. Ada sesuatu yang ingin mami Sabra sampaikan kepada keluarga Kala, terutama dengan ayah Kala, teman satu sekolahnya waktu SMA.
Setelah makan malam di dalam rumah yang hangat, Kala dan Sabra lanjut bermain di halaman belakang.
"Mami, kami main ke luar ya." tanpa menunggu jawaban, Sabra dan Kala sudah berlari menuju ke luar.
"Jangan jauh-jauh ya, sayang." balas Tante Ame.
Sabra dan Kala sedang asyik bermain kejar-kejaran di halaman rumah yang luas itu. Sore tadi hujan berhenti total, diganti menjadi malam yang dipenuhi dengan bintang kerlip yang berserakan di atas sana.
"Ayo tangkap aku, Kala!" Sabra berteriak senang, kakinya lincah sekali berlari kesana kemari.
"Kamu jangan lari terlalu cepat!" Gadis kecil itu berhenti sejenak karena kelelahan. Mengatur napasnya dahulu,"Sabla tunggu aku." sambungnya sambil terbatuk-batuk memanggil. Untungnya gerakan Sabra berhenti, ia menuju ke arah Kala.
Melihat hal itu membuat Sabra jadi khawatir, "Kamu tidak apa-apa, Kal-"
Belum sempat Sabra mengatakan sesuatu, Kala menepuk pundak Sabra dan berlari menjauh. Sabra tertipu, ternyata Kala pura-pura capek agar Sabra mendekat dan mudah bagi Kala untuk menggantikan posisinya menjadi pengejar.Sabra merapatkan rahangnya merasa kesal,"Kala nakal! Kamu menipuku, awas kamu yaaaaa!" Sekarang giliran Sabra yang mengejar Kala. Dan kali ini, ia tak akan tertipu lagi.
"Ayo tangkap aku, siput." Kala mengejek Sabra dengan panggilan siput, padahal kaki Sabra sangat lincah berlari. Ia sudah sangat dekat.
Tangan kecilnya bersiap menepuk, "Hap, kena!" Sabra mendapatkan pundak Kala dan membuatnya terjatuh terguling-guling di atas rumput liar. Sabra tidak sengaja mendorong tubuh Kala sekuat itu. Kala terlungkup di tanah.
Sabra panik berlarian mendekati Kala, ia cemas teman satu-satunya itu kenapa-kenapa. "Kala? Kamu baik-baik saja?" Sabra menggoncang pelan lengan Kala yang lemas. Perlahan-lahan Kala menggerakkan tubuhnya hendak bangkit.
Kali ini Kala tidak berbohong. Dia memang terjatuh, dan badannya yang terguling satu menit yang lalu itu terasa sangat sakit.
"Aku tidak apa-apa, tubuhku hanya terasa pegal. Kakiku keram sedikit karena terlalu banyak berlari tadi." sedikit meringis Kala menahan rasa sakit tubuhnya. Tetapi ia masih bisa bertahan, ini hanya luka kecil baginya.
Kala sudah sering bermain di halaman rumahnya yang penuh dengan batu, kerikil, dan terjatuh di atas haspal jalanan gang.
"Maaf tadi aku mendorongmu karena terlalu bersemangat. Aku tidak sengaja." dengan rasa bersalah, Sabra menunduk meminta maaf kepada Kala.
Untung saja tidak ada satpam atau petugas disekitar situ dan melihat kejadian tadi. Kalau mereka ada, sudah pasti sekarang orangtua mereka datang dan menemui mereka. Dan bisa jadi Kala langsung pulang setelah itu, membuat mereka berdua tidak bisa bermain lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another People
Teen Fiction"He fell first, she fell harder, and he fell hardest." Kara Efla, seorang gadis sederhana yang di takdirkan untuk kehilangan sepenggal ingatannya akan sahabat lama. Raythan Sabra, anak tunggal kaya raya yang diperintahkan oleh ibunya untuk menjalani...