Chapter 15

49 21 15
                                    

Helloww guys, what's up?!

May u have a happy day everytime, so u can read this story in a good mood😌


................................𓏲࣪◜𖤐................................

Sesampainya di rumah dan selesai ganti baju, aku kembali membaca surat dari Arbas yang ia berikan beberapa hari yang lalu.

Jujur saja, ini membuatku pusing dan masih tidak percaya, alias tidak mengerti.

Tertulis ...

Itu isi surat yang ia berikan padaku kemarin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Itu isi surat yang ia
berikan padaku kemarin. Batinku ini sebenarnya ada apa sih? Who are you? Arbas itu modus, apa gimana? Pusing aku mikirin nih surat nggak jelas minta ampun.

Aku menghela napas panjang. Ya tuhan, mengapa keadaan menjadi semakin rumit. Mengapa banyak sekali masalah yang harus kuselesaikan.

Satu, benarkah si Raythan itu mantan tetangga sekaligus teman masa kecilku? Dua, apa yang dibicarakan ayah bunda kemarin pagi? Tiga, apa yang dimaksud Arbas lewat selembar kertas kusut ini?

Aku kembali mengecek nomor telepon Raythan. Kubaca sekali lagi chattingan kami. Tidak ada yang aneh, tapi apakah benar dia teman kecil yang aku cari-cari? Untuk memastikannya, aku harus meminta bukti kalau dia adalah teman kecilku. Bagaimana caranya? Baru juga kenalan, masa' udah minta foto. Yang ada nanti dia bisa meminta fotoku balik dan memanfaatkannya jika dia seorang penipu.

Aku kembali tarik napas dalam-dalam. Kurasa semua ini tidak bisa kulakukan sendiri. Aku butuh solusi.

Cting...

Getaran hpku berbunyi sedetik tanda notif masuk. Kulihat dari layar atas yang muncul sebuah bubble chat dari Arbas. Aku membacanya dalam hati.

Arbas
Udh sampai di rumah?
Suratnya udh dibaca lg, kan?

Panjang umur, baru saja aku selesai membacanya. Walau tetap tidak paham juga sebenarnya.

Efla
Udh

Arbas
Kamu percaya samaku, kan?

Anda
Ga

Arbas
Serius napa

Anda
G

Di akhiri dengan pesanku, setelah itu dia berhenti balas mengetik. Okay fine, seharusnya Cowok-cowok di dunia ini yang patut mengakhiri percakapan lewat chat. Rasaku tidak pantas saja jika pesannya di akhiri oleh cewek. Sebel banget! Cuman di read doang sama tuh anak. Minimal balas pakai stiker lah.

Another People Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang