Chapter 13

62 43 16
                                    

Back again... Happy reading all!

Udah baca dari awal sampe akhir tapi belum follow n vote? Jangan ya dek yaaa~

Nggak usah sembunyi-sembunyi gitu dong bacanya, Aul nggak gigit kok💋💋💋

................................𓏲࣪◜𖤐................................ 

Kembali ke masa sekarang

   Aku terbangun dari tidur siangku. Aduhhhh, rasanya kepala ini terasa ingin pecah setelah bermimpi yang cukup membuat bulu kuduk merinding.

  Mimpi apaan, tuh? Entahlah.. aku tidak mengingatnya begitu banyak. Bukan mimpi horor atau jatuh dari tebing apalagi buang air kecil, melainkan suatu kejadian yang berhasil membuatku merasa itu benar-benar nyata. Kejadian itu ... Sepertinya aku pernah mengalami kejadian itu sebelumnya.

  Sesaat aku termenung sebentar usai merenggangkan tubuhku dan mengucek mata. Tak lupa menguap lebar karena hampir seluruh jiwa ini masih ingin rebahan dan lanjut tidur. Tapi rasa pening yang semakin melunjak membatalkan rencanaku itu. Sehingga aku berpikir keras lagi kejadian mimpi tadi, gimana ceritanya bisa sampai senyata itu? Kayak pernah terjadi....

Dejavu! Nggak salah lagi. Tetapi, hati ini seperti tidak yakin. Dan mengapa aku jadi merasa sangat gelisah? Mendadak aku merindukan seseorang, mungkin sosok yang ada di mimpiku ini tadi.

  Oh ayolah ... Oke oke oke! Mending aku lupakan saja, toh, itu hanya mimpi. Dan mimpi memang selalu datang di alam bawah sadar dan begitu random.

  Saat tubuh ini melangkah lemas menuju cermin riasan, aku dapat melihat secara langsung singa betina di pantulan cermin itu. Rambutnya berantakan dan mengembang seperti tidak keramas selama seminggu. Tampak tidak disisir, anak rambutku menaik dengan bentuknya yang kriwil seperti mie instan yang sudah di hancurkan berkeping-keping.

  Mau kaget tapi aku sedang melihat diriku sendiri. Wajah kusem dan mata masih menolak untuk terbuka segar. Rasa ingin tidur lagi, tetapi badan ini remuk banget karena mimpi-mimpi itu.

  Jadi teringat masalah yang tadi pagi, mesti ada hubunganya .... Eh, ngawur! Semakin entah kemana pikiranku, sebaiknya aku bergegas untuk mandi sore dan membersihkan rumah. Setelah itu, aku akan bertanya soal yang dibicarakan Ayah dan Bunda tadi pagi.

  Kakiku melangkah keluar dari ambang pintu kamar. Tentu saja, rumah ini dibilang bunda seperti kapal pecah. Lihatlah di sekitar sini berantakan sekali, penuh dengan mainan dan rimahan makanan.

  Ini pasti ulah si Keyna dan Hanan. Bukannya setelah bermain diberesi, malah entah ke mana berkeliaran lagi. Mau aku menggerutu pun sia-sia, apalagi mengeluh, karena pada akhirnya pasti aku yang membersihkan ini semua. Sepertinya kedua tanduk sudah tumbuh di atas kepalaku layaknya di film kartun yang sering ditonton adikku ketika karakternya sedang marah. Moodku semakin berubah jika semakin lama berpikiran seperti ini.

  Ya sudahlah, dengan penuh ikhlas hati ini melapangkan dada. Tanganku melenggang membersihkan bekas rimahan dan mengutip mainan yang berserakan di bawah lantai.

  Begini banget ya, derita anak pertama? Bangun tidur kuterus beresin rumah. Sengaja aku menirukan lirik lagu, yang harusnya 'bagun tidur kuterus mandi' biar nggak tegang kali.

  "Kakak.. ke sini sebentar, dong. Bunda mau ngomong."

Tiba-tiba banget aku dapat teriakan bunda yang terdengar dari dalam kamar utama. Gawat, pasti aku ada buat kesalahan kalau udah kayak begini. Mana belum mandi lagi, beresin rumah pun belum.

Another People Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang