!! PERINGATAN !!
Ini part terakhir cerita KalBra (Kala dan Sabra)SIAPKAN MENTAL KALIAN. Jangan lupa siapin tisu untuk jaga-jaga..
*Biar lebih menghayati bacanya sambil dengerin lagu "welcome and goodbye by dream, ivory"*
Here we go!
................................𓏲࣪◜𖤐................................
Malamnya...
Keluarga Kala datang lagi sesuai janji mereka. Keputusan sudah ada di tangan, mereka hanya bisa berharap yang terbaik dan semoga saja proses pengobatan pertama ini berjalan dengan lancar.
Lebih spesialnya lagi, keluarga Kala dijemput menggunakan mobil pribadi milik Ame sendiri.
Tentu saja dikemudikan oleh supir galak itu. Kal menyapanya dengan riang, tak menyangka bisa bertemu dengannya lagi setelah kejadian hujan deras itu.
Kala sangat senang bisa menaiki mobil itu lagi. Walaupun malam hari, tetap saja nyaman untuk di tumpangi.
Mereka siap berangkat melaju ke belakang sana, gerbang terbuka lebar-lebar untuk menyambut keluarga kecil Kala. Setelah mobil terparkir rapi di halaman rumah besar itu, gerbang kembali ditutup oleh Satpam yang ada di sana.
Tidak lupa juga Kala menyapa Satpam itu dengan menampilkan wajahnya dari balik kaca mobil lalu melambaikan tangan. Satpam itu hanya bisa balas tersenyum tipis.
Saat menuju pintu utama, terdapat karpet merah yang mengarahkan mereka ke suatu ruangan. Seperti ruangan di bawah tanah, dan sangat rahasia. Bukan seperti ruang VIP lagi. Dua penjaga siap membimbing keluarga Kala berjalan mengikuti arah karpet merah tersebut.
Tampaknya ini adalah hal yang memang tidak di bawa main-main oleh si Ame, batin Ayah Kala.
Khusus untuk saat ini, mereka tidak membawa bayi Keyna ikut. Bunda dan Ayah Kala sudah menitipkan bayi mereka ke tetangga sebelah rumah yang memang sudah dekat dengan mereka.
Dulu sekali, waktu pertama kali Ayah Kala datang ke desa ini. Tetangga tersebutlah yang bersedia menerima Ayah Kala dengan tulus. Lantas saling tolong menolong.
Kembali lagi ke ruang bawah tanah. Mereka bertiga terengah melihat isi dari ruangan itu. Lihatlah, bahan dan alat-alat eksperimen tertata rapi di atas meja elektronik. Dinding terlihat lebih kokoh dibandingkan dengan dinding rumah mereka.
Tersedia dua tempat duduk yang nyaman berbahan modern. Terdapat juga dua helm kecil seukuran kepala anak-anak. Dengan banyak kabel dan printilan lainnya yang terlihat canggih. Sepertinya itulah yang di bicarakan oleh Ame kemarin, helm itu yang akan dipakaikan ke kepala orang yang akan melakukan ritual.
Namun, belum ada siapa-siapa di dalam sana, hanya mereka dan dua penjaga. Dimana Ame dan anaknya? Sejak tadi mereka belum melihat tuan rumah.
"Kalian sudah sampai ternyata? Maaf karena tadi aku sedang mengambil ramuan ini."
Akhirnya, orang yang dibicarakan sudah sampai. Ame membawakan dua gelas berisi air berwarna hijau daun. Ia tergopoh-gopoh meletakkan gelas itu ke atas gelas agar tidak bereaksi apapun. Sepertinya ramuan inilah yang akan Sabra dan Kala minum nanti.
Dalam situasi genting seperti ini, Kala sedang mencari-cari sosok temannya itu. Kemana dia? Mengapa ia tidak ada di sini?
"Tante, di mana Sabla?" tanya Kala tanpa ragu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another People
Teen Fiction"He fell first, she fell harder, and he fell hardest." Kara Efla, seorang gadis sederhana yang di takdirkan untuk kehilangan sepenggal ingatannya akan sahabat lama. Raythan Sabra, anak tunggal kaya raya yang diperintahkan oleh ibunya untuk menjalani...