"Aku dunk, makasih sekali lagi telah menolongku"dunk
"Tidak masalah dunk"dew
Selama dari mengandung sampai melahirkan dew selalu disisi dunk tanpa meninggalkan dunk sedikitpun dan itulah yang menimbulkan perasaan dew untuk dunk tapi sampai saat ini juga dew tidak berani mengungkapkannya karena takut dunk tidak menyukainya dan berakhir mereka akan canggung ataupun menjadi asing.
"Dew"dunk
"Iya dunk kenapa"dew
"Makasih ya udah tolongin aku maaf aku belum bisa balas budi tapi kamu akan tetap menjadi sahabat yang paling aku sayang"senyum dunk
"Dunk aku tidak pernah menganggap kamu sahabat aku menganggap kamu lebih dari itu mengapa kamu tidak tahu"batin dew "Aku membantumu dengan ikhlas dunk"dew
"Dew uang aku udah terkumpul jadi aku berniat untuk membawa anak-anakku ke rumah sederhana yang aku beli"dunk
"Apa jadi kamu beli rumah? Kenapa apa aku membuatmu tidak nyaman sehingga kamu tidak mau tinggal disini"dew
"Tidak dew hanya saja aku ingin mandiri dan akan hidup dengan keluarga kecilku jangan salah paham ya kamu tidak membuatku tidak nyaman kok malah aku saking nyamannya disini aku sampai susah untuk pergi dari mension ini"dunk
"Kalau begitu jangan pergi"dew
"He dew jangan nangis aku akan sesekali datang untuk mengunjungi kamu kok jadi jangan nangis ya"ucap dunk lalu memeluk dew
"Benarkah, baiklah tapi aku yang harus mengantar kalian ke rumah baru kalian"dew membalas pelukan dunk dengan erat
"Iya dew makasih ya"senyum dunk
Waktu berlalu begitu cepat hingga lima tahun telah berlalu dan dew masih menyimpan perasaannya untuk dunk tapi dunk tetap menutup pintu hatinya bahkan tidak hanya dew yang mengejarnya bahkan ada beberapa pria dari kalangan atas maupun bawah yang mengejar dunk tapi dunk tetap tidak menyukai mereka.
Dunk seperti itu karena dia masih belum bisa melepaskan Joong dari hatinya mungkin dunk terlalu mencintai Joong sehingga membuatnya tidak bisa mencintai orang lain lagi selain Joong.
*Flashback end*
"Dunk"
"Aku kaget aku kirain siapa"dunk
"Maaf ya"
"Kamu belanja banyak banget"
"Iya aku mau beli kebutuhan anak-anak dan bahan makanan untuk dimasak"dunk
"Baiklah apa udah selesai"
"Udah "dunk
"Aku merindukanmu, akhirnya kita bertemu"ucap seseorang dari kejauhan dan terus melihat dunk di ujung sana
---------
"Buna"Johan,Dina
"Pelan-pelan jangan lari nanti jatuh"dunk
"Buna kok bisa bersama om"Johan
"Kebetulan tadi Buna ketemu sama om"dunk
"Oh gitu Buna,Buna johan lapar"Johan
"Dina juga Buna"Dina
"Yaudah ayo kita pulang dan dew tolong ikut ya kamu pasti belum makan siang kan"dunk
"Iya belum aku ikut kalau tidak merepotkan"senyum dew
"Apasih kamu kayak sama siapa aja"dunk
"Buna nanti kita masak apa ya"Dina
"Kita akan masak tomyam gimana tapi nanti Buna bikin buat kalian yang tidak terlalu pedas ok"dunk
"Ok Buna"Dina
Selama perjalanan hanya ada suara keributan Dina yang sangat aktif berbicara tentang apa yang mereka lakukan di sekolah dan berteman dengan siapa saja tapi Johan hanya diam saja karena anak itu memang sangat pendiam dan cuek dia sangat mirip dengan Joong bahkan Joong tidak akan cuek apabila bersama dengan orang dekat tapi tetap dia terus memasang wajah datar,pendiam dan cueknya dan bahkan Johan dan Joong memiliki kemiripan dari alis yang tebal dan juga wajah yang sangat mirip dengan Joong tapi versi kecilnya sedangkan Dina mirip dengan dunk dengan wajah yang cantik dan tingkah imutnya.
"Om berhenti sebentar Dina mau es krim om"Dina
"Dina"dunk
"Udah gakpapa dunk"dew
Tapi baru saja dew menghentikan mobilnya Dina sudah turun dari mobil dan berlari sedangkan es krim ada diseberang sana sehingga harus nyebrang tapi Dina langsung turun dari mobil lalu berlari tanpa tahu bahwa ada mobil yang akan segera melintas.
"DINA AWAS"panik dunk dan segera berlari ke arah dina.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.