Sepanjang jalan Nanda hanya diam tidak mengajak Nugi bicara, Nugi juga cuma diam saja. Keduanya memang jarang mengobrol kalau sedang di jalan, karena Nugi yang tidak biasa meninggikan suara, Nanda juga kurang bisa dengar dengan jelas kalau Nugi bicara dengan nada biasa.
Jadinya memang tidak langsung pulang, Nanda mengajak Nugi untuk ke rumah Keval dulu, yang lain tentu ikut juga. Termasuk Sinta yang baru saja dapat skorsing selama tiga hari karena habis menonjok David sampai memar. Mana peduli Sinta kena hukuman skorsing begitu? Masa bodo lah, yang penting ia puas sudah menghajar banci kang bully macem David.
Nugi masih diam, begitu sampai juga ia hanya senyam-senyum saja menyapa yang lain. Beda dengan Sinta yang sudah komat-kamit lagi mengomel kelakuan David, Icha dan antek-anteknya. Nugi dan Sinta ini bertolak belakang sekali lah, Nugi diam dan Sinta barbar.
Tujuan ke rumah Keval pulang sekolah ini pun untuk menjelaskan semuanya, maksudnya biar Keval tidak kabur-kaburan lagi, berhenti menyalahi diri sendiri karena memang bukan salah Keval sama sekali.
"Kita tuh lagi apes aja Val, santai lah."
"Betul, kita lagi apes, eh ketemunya sama kesiswaan macem demit satu itu, makin jadi lah apes kita."
Keval diam, tidak menggubris kata-kata Nando ataupun Bima.
"Lagian gue waktu itu sampe mimisan juga gara-gara kepanasan doang Val, lo lebay amat sampe self blaming, kagak lah. Gak ada dari kita yang nyalahin lo."
"Nah itu. Malah nih ya, syukur-syukur lo beneran udah lepas dari tuh cewek. Busuk banget kelakuannya. Sumpah." timpal Nando. "Lagian yang salah tuh ya si David, anjir. Lo mah gak salah apa-apa."
"Iya.. sorry.. gue gak enak aja kalian jadi keseret-seret begini. Mana Nanda sampe dibully."
"Itu mah gue gak peduli Val." Nanda lekas menyanggah, ia memang tidak peduli, kan niatnya tadi mau bodo amat, eh malah ada insiden Nugi ke kelas 11, gagal deh bodo amatnya.
"Sekarang kan masalahnya udah beres juga, udah ketauan tuh siapa dalangnya, jadi yaudah lah. Lo gak usah ngejauh, gak usah ngehindarin kita Val. Malah gak enak kan?"
"Tau nih, kalo lo ngejauh nanti gue gak dapet jatah ketringan nyokap lo lagi."
Refleks dengan keras Sinta menggebuk punggung Marcel. "Serius, anjing!"
"Capek anjing serius-serius mulu. Hidup bawa santai aja napa?"
"Santai nenek lo salto! Ini temen lo masih gloomy lo malah mikirin makanan nyokapnya! Gila apa?!"
"Hajar Sin." dukung Bima.
"Cipok sekalian Sin." yang ini Sena dan sudah pasti cepat dapat gebuk juga, langsung dari keduanya.
"Ogah amat gue sama cewek barbar kayak dia."
"Dikira gue mau saka cowok klemar-klemer kayak lo?"
"Euh.." Nando melengos, "Sampe tiba-tiba tiga-empat tahun lagi gue dapet undangan nikah kalian, awas aja ya!"
"Dih! Najis!" yup, sangkal keduanya. Sinta dan Marcel. Gimana kalau kita jodohkan saja? Toh, Sinta jomblo, Marcel juga lagi kosong cuma kelamaan ngecrush doang. Daripada ribut terus, langsung aja bikin mereka cipokan seperti kata Sena kakak tidak tau diri itu.
Yang lain yang cuma menonton ini hanya ketawa-tawa saja, termasuk Keval yang tadi masih gloomy dan kini sudah terobati berkat kekonyolan MarSin, Marcel-Sinta. Ahiw!
Sekumpulan anak-anak berseragam batik dan bawahan abu-abu ini akhirnya memenuhi area belakang rumah Keval dengan suara tawa dan umpatan mereka. Ibunya Keval menyuguhkan jajanan pasar sisa kateringan hari ini. Langsung habis, ludes dimakan semuanya. Tujuh orang ini seperti manusia tidak pernah dikasih makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonflower (BL 18+) [COMPLETE]
Random❝𝑻𝒉𝒆 𝑭𝒂𝒕𝒆𝒔 𝒘𝒊𝒍𝒍 𝒇𝒊𝒏𝒅 𝒂 𝒘𝒂𝒚.❞ Orang bilang, semua akan indah pada waktunya. Entah kapan waktunya juga tidak tau. Pun, memang kata-kata begitu masih berlaku? Mungkin memang hanya sekadar kata-kata saja. . . . ❀ 𝕆ℝ𝕀𝔾𝕀ℕ𝔸𝕃 ℂℍ𝔸ℝ...