Kira-kira jam setengah enam mereka baru sampai rumah lagi setelah merayakan ulang tahun Nugi dan mengantar pulang Gunadi. Lelah, tapi senang juga. Lelahnya terbayar dengan rasa senang akan hari ini.
Nanda langsung kembali ke kamar, ambil baju siap mandi. Kalau Gilang memilih rebahan di sofa dulu untuk nonton kartun kesukannya petang menjelang malam begini. Nugi masih di luar, baru mau menutup gerbang setelah Gunawan memarkirkan mobilnya.
"Masuk gih, mandi."
"Iya." Nugi menurut, ia langsung masuk dan menaiki anak tangga. Tujuannya kamar, menyimpan kado-kadonya dan ambil pakaian rumah. Tapi begitu keluar kamar, mandinya harus ditunda sesaat. Bisa terdengar jelas suara dari kamar mandi, ada Nanda yang sudah masuk lebih dulu.
Mau turun ikut nonton tv dulu, tapi nanti mager lagi ke atasnya, menunggu di kamar saja juga gabut karena handphonenya mati dan baru dicharge. Ya sudah, Nugi melenggang saja ke kamar Nanda, niatnya mau ambil switchnya, meski sudah jadi hak milik Nugi, tapi tetap disimpan di kamar Nanda. Alasannya sih, biar tidak kebanyakan ngegame kalau dibawa ke kamar Nugi.
Tapi ya...
Yaa...
Mana Nugi tau kalau sebenarnya, mungkin ia tidak boleh masuk kalar Nanda dulu? Ini ia baru buka pintu, tapi bau yang menyapa dari kamar Nanda ini agak berbeda dari biasanya. Heran Nugi, niatnya mau melebarkan jendela kamar Nanda biar ada sirkulasi, tapi Nugi malah dikagetkan dengan suara mengeong di belakangnya.
Kaget. Sungguh. Nugi yakin anak kucing ini bukan anak kucing asal masuk rumah orang. Lagipula, kucing tidak akan bisa masuk ke kamar Nanda, karena kalau jendela Nanda dibuka ya di depannya tidak ada pijakan apa-apa, langsung halaman belakang.
"Gi?"
"Kucing siapa ini Nan?!" sontak langsung Nugi tagih jawaban Nanda. "Lucu! Kita rawat yuk?!"
Nanda diam dulu, agak kecewa niatnya mau memberikan kejutan malah ia yang terkejut melihat Nugi sudah menggendomg anak kucingnya lebih dulu.
"Kesasar kali ya? Tapi gimana masuknya coba?"
"Bukan kucing kesasar. Itu gue adopt kok, hadiah ulang tahun lo."
"Hah?!"
"Gue udah tanya nyokap sama bokap, soal melihara kucing disini, mereka oke-oke aja, jadi yaa.. waktu itu gue ke kafe kucing yang pernah lo ceritain, gue tanya-tanya terus ya gue adopt yang itu."
"Serius?! Serius buat gue?!"
"Iya. Tapi lo harus janji ngerawat yang bener, soal pup sama pipnya, mandiin segala macem. Kalo makanan, vaksin sama steril nanti kita bisa patungan. Selain itu lo yang harus urus dia bener-bener."
"Oke! Oke! Janji! Gue janji bakal ngurus yang bener, bakal ngerawat dia juga! Janji!"
"Hm. Hm. Udah sana bawa ke kamar lo, gue mau pake baju dulu."
"Iya!" langsung berlari Nugi keluar kamar, senang sendiri dapat hadiah seekor anak kucing belang tiga. Kucingnya kucing domestik, tapi bisa buat Nugi kegirangan begini, sampai ia cium-ciumi saking gemasnya.
Kok bisa ada makhluk memggemaskan seperti ini ya? Mana kecil, mungil, gembul lagi. Rasanya Nugi mau membelikan kucingnya susu dan camilan yang banyak biar makin gembul. Aah gemas!
"Gi, bak pasir sama tempat makan-minumnya udah gue pindahin ke luar. Nanti lo ajarin lagi buat ke sana ya?"
"Oke! Eh! Emang sebelummya dimana?"
"Di kamar gue. Lo tadi gak liat?"
Nunggu menggeleng. "Pantes bau kamar lo tadi agak beda. Kucing lo bawa kesini kapan emang"
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonflower (BL 18+) [COMPLETE]
Random❝𝑻𝒉𝒆 𝑭𝒂𝒕𝒆𝒔 𝒘𝒊𝒍𝒍 𝒇𝒊𝒏𝒅 𝒂 𝒘𝒂𝒚.❞ Orang bilang, semua akan indah pada waktunya. Entah kapan waktunya juga tidak tau. Pun, memang kata-kata begitu masih berlaku? Mungkin memang hanya sekadar kata-kata saja. . . . ❀ 𝕆ℝ𝕀𝔾𝕀ℕ𝔸𝕃 ℂℍ𝔸ℝ...