05

911 129 31
                                    

Dikira keenamnya, setelah Keval mengembalikan barang-barang milik si mantan, semua urusan dengan si mantan sudah selesai. Ternyata tidak. Malah makin parah.

Keval, Bima, Nando serta sudah pasti Nanda terseret juga ini, tiba-tiba dipanggil ke Ruang Guru. Mereka diminta menghadap guru kesiswaan dan menjelaskan apa yang sebenar-benarnya.

Lah?

Keempatnya seketika bingung. Menjelaskan apa? Apa yang harus mereka jelaskan? Mereka tidak merasa melakukan kesalahan kok. Mereka juga tidak melanggar aturan sekolah atau semacamnya. Ini tiba-tiba dipanggil lalu ditodong titah untuk menjelaskan semuanya. Mana pakai marah-marah. Kesiswaan kok gak mengayomi gini?

Guru kesiswaan ini malah bahas macam-macam pakai nada yang menyentak sambil merendahkan keempatnya. Ada guru lain di sana, tapi diam saja. Ya Keval, Bima, Nando dan Nanda mana paham? Orang mereka saja tidak tau kenapa mereka dipanggil begini lalu dimarah-marahi.

"Kamu juga Bima, kamu kan MPK, kok kamu malah begini? Bukanya kasih contoh yang baik ke adek kelas, malah begini."

"Bu-" Bima baru mau bertanya,

"Apa jangan-jamgan, Medioker geng kalian tuh geng berandalan ya?!" si ibu kesiswaan ini lebih dulu memotong ucapan Bima.

Sama sekali tidak memberikan kesempatan untuk bertanya atau bicara sesaat. Tadi minta menjelaskan, tapi si ibunya ngomong terus? Gimana mau menjelaskan Bu?

Kalau nanti ucapan si ibu dipotong, dibilang gak sopan, dibilang ngelawan. Tapi si ibunya juga gini. Kan nyebelin. Ini ide siapa siapa sih ngasih jabatan setingkat Kesiswaan pada model guru begini?

Jadi yang awalnya heran kenapa keempatnya dipanggil tiba-tiba, kini jadi jengkel lah dimarahin, disalah-salahin padahal mereka belum tau salah mereka apa.

"Sekarang mending kalian jujur deh, ngaku aja. Kenapa kalian sampe ngelabrak terus ngancem-ngancem mau ngehajar David?"

Keempatmya kaget. Heran, tapi tetap lebih banyak kagetnya?

Apaan lagi ini weh?!

"David, Bu? David siapa?" tanya Bima, karena jujur ia tidak tau maksud si guru ini.

"David ada kelas XI IPA 2."

Bima mengernyit, melirik Nanda lalu Nando dan Keval. Wajahnya sama-sama bingung. "Gak kenal Bu."

"Gak udah bohong kalian. Ibu tadi dapet laporan, katanya kemaren pulang sekolah kalian berempat ngelabrak David, terus mgancem bakal ngehajar dia bareng dua temen kalian itu, si Sena sama Marcel."

"Tapi serius kita gak kenal Bu. Terus kemaren pas pulang sekolah juga kita langsung pulang Bu. Gak pernah kita ngelabrak-labrak gitu." terang Bima, mencoba menjelaskan pada guru yang ngotot kalau mereka sudah salah.

"Tapi banyak yang bilang kemaren kalian ke kelas sebelas."

"Iya, tapi gak buat ngelabrak atau apa itu Bu."

"Kemaren kita ke kelas sebelas cuma karena saya mau ngembaliin barang aja Bu. Mereka ikut soalnya saya minta temenin. Itu juga gak nyampe ke kelas sebelasnya, saya ketemu temen saya." Keval ikut buka suara, menjelaskan kronologi sebenarnya.

"Siapa?"

"Shela, Bu. Shela IPS 1."

"Ngembaliin barang ke Shela?"

"Nggak, saya minta tolong Shela, nitipin ke dia buat ngembaliin barang ke temennya, Icha."

Guru Kesiswaan sini diam sejenak, guru lain yang dari tadi cuma diam saja ini juga makin diam. Entah untuk apa beliau di ruang Kesiswaan begini kalau hanya untuk diam saja?

Moonflower (BL 18+) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang