"Kok jadi gini sih?! Ini bully juga loh! Nanda dibully!"
Yang lainnya diam, bahkan yang bukan Medioker juya hanya diam kala Bima marah-marah dengan suaranya yang tinggi. Seakan tidak ada yang berani menyela, atau sekadar menambahi. Tidak Sena, tidak Nando, atau bahkan Marcel. Ketiganya hanya bisa diam, paham bisa semarah apa Bima kalau sudah ada yang mengusik salah satu dari mereka berenam.
Masalahnya masih sama, masih soal video yang tersebar di grup-grup kelas. Video dengan tulisan "Kegiatan Si Tuli kalau gak ngebully ya selfie."
Jujur saja, sejak pagi orang-orang membicarakan video tersebut. Terlebih-lebih kelas 12 yang memang sudah tau gimana Nanda sehari-hari. Saat Nanda jadi bahan omongan ia ngebully saja murid kelas 12 tidak ada yang percaya, ini ditambah dengan adanya video tersebut. Mana berulang kali julukan 'Si Tuli Tukang Bully' ini muncul. Buat orang-orang yang kenal Nanda juga makin gerah.
Memang sudah semakin terlihat yang sebenarnya, siapa yang membully siapa yang dibully. Jelas Nanda yang dibully disini, menurut pandangan anak-anak kelas 12 mungkin begitu, tapi tidak dengan adik tingkat. Mereka mengatakan Nanda sedang dapat sanksi sosial.
"Sanksi sosial apa, anjing!? Hah?! Emang Nanda ngelakuin apaan sampe dapet sanksi sosial?!"
"Ya menurut mereka begitu Bim, kita mau koar-koar gimana juga mereka bakal terus ngeliat Nanda sama kalian tuh ya tukang bully."
"Anjing ya! Gara-gara satu cewek selingkuh doang jadi kayak gini?! Gak adil, Bangsat!" sudah keluar semua sumpah serapah Bima.
"Udah lah, nanti juga reda sendiri." baru ini Nanda buka suara, setelah tadi hanya diam saja melihat Bima misuh-misuh dengan kata-kata mutiaranya. "Mereka tuh kalo makin kita ladenin makin jadi Bim. Mending diemin aja, nanti juga capek sendiri. Lagian kalo menurut mereka gue suka ngebully, ya udah lah. Kan nyatanya gak gitu, kalian juga tau gue gimana kan?"
Baru ini Bima diam, tadinya masih mau naik pitam, tapi setelah memfilter ucapan Nanda, ia jadi mikir, ada benarnya juga.
"Capek lagian ngurusin ginian terus. Mending mikirin gimana sama Keval."
"Gue setuju." Nando turut menimpali, "Pasti makin self blaming lagi tuh anak. Ini aja kita udah dijauhin."
"Emang Keval jadi ngejauhin kalian, Do?"
"Gak ngajuhin gitu sih, Yog. Gimana ya? Ngehindar gitu lah. Pasti ngerasa gak enak kan dia? Soalnya kan awalnya emang dari di situ, dia yang putus itu."
"Iya sih.." Yogi teman semeja Nanda ini mengangguk, matanya melirik Bima yang akhirnya duduk, sejak marah-marah tadi Bima terus bolak-balik kesal.
Kelas XII IPA 3 jam istirahat ini jadi ramai oleh orang-orang yang haus kejelasan dan ikut kesal perkara tersebarnya video Nanda tadi pagi. Rasanya sejak kejadian hukum jemur di lapangan itu, tiap harinya ada saja berita baru yang seakan sengaja ingin menjatuhkan nama Medioker.
Nanda sendiri kalau ditanya marah atau tidak yaa.. marah. Cuma sekarang lebih ke masa bodo, tidak mau buang-buang energi untuk hal-hal yang tidak benar begini. Dulu Nanda sudah pernah memperjuangkan keadilan tapi hasilnya nihil, untuk hal ini daripada terjadi lagi dan sakit hati lagi, ya sudah Nanda masa bodo saja, nanti juga capek sendiri.
Terserah orang mau bikin gosip yang gimana, mau bilang Nanda Si Tuli kek, Si Tukang Bully kek, bodo amat lah. Toh Nanda tidak merasa demikian. Si tuli juga, kan Nanda memang tidak 100% tuli, telinga kanannya masih berfungsi kok, pun telinga kirinya masih bisa dengar berkat alat bantu dengar. Sudah lah, lelah mengurusi hal begitu mah.
Seperti kata-katanya dulu, Nanda ingin hidup santai. Yaa walaupun sering terseret masalah sih. Tapi namanya masalah, tidak akan selamamya, nanti juga berlalu, entah cepat atau lambat. Jalani saja dulu. Kalau memang nanti sudah tidak sanggup ya baru minta pertolongan, Nanda masih punya orangtuanya kok yang akan 100% dukung Nanda. Ah itu opsi terakhir sih, kalau memang Nanda sudah tidak bisa apa-apa. Karena kan Nanda tidak mau membawa masalah untuk orangtuanya. Sekarang masih bisa masa bodo, ya Nanda masa bodo saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonflower (BL 18+) [COMPLETE]
Random❝𝑻𝒉𝒆 𝑭𝒂𝒕𝒆𝒔 𝒘𝒊𝒍𝒍 𝒇𝒊𝒏𝒅 𝒂 𝒘𝒂𝒚.❞ Orang bilang, semua akan indah pada waktunya. Entah kapan waktunya juga tidak tau. Pun, memang kata-kata begitu masih berlaku? Mungkin memang hanya sekadar kata-kata saja. . . . ❀ 𝕆ℝ𝕀𝔾𝕀ℕ𝔸𝕃 ℂℍ𝔸ℝ...