KING & QUEEN

BAB 9 ANCAMAN MAUT

Ratu dan Raja sampai di depan rumah Ratu dengan cat warna putih dan gerbang warna hitam.Raja pun melepas helmnya.

"Ini rumah lu?" Tanya Raja kagum.

"Iya." Jawab Ratu sambil melepaskan helem dan memberikannya kepada Raja.

"Mau mampir dulu Ja?" Tanya Ratu.

"Gak usah Ra gue langsung pulang aja." Kata Raja sambil menggunakan helmnya.

"Makasih ya Ja, udah ngerepotin lu buat nganterin gue sampek rumah." Kata Ratu tersenyum ramah.

"Iya gak papa gak ngerepotin kok, oh ya Ra boleh bagi nomor HP enggak?"kata Raja Sambil mengeluarkan benda pipih dari sakunya.

"Buat apa?" Tanya Ratu bingung.

"Buat pasang togel, ya buat kalo lu butuh bantuan tukang ojek lagi kan bisa tinggal hubungi gue." Kata Raja sambil mengulas segaris senyuman di bibirnya.

Ratu hanya tersenyum tipis dan mengambil benda pipih itu dari tangan Raja dan mengetik nomor HP nya.

"Ini udah, nanti kalo dapet bagi dua ya hasilnya." kata Ratu dengan tertawa kecil menunjukan deretan giginya yang putih dan mengembalikan ponsel milik Raja itu.

Raja yang mendengar itu hanya tersenyum.

"Iya udah kalo gitu gue pulang ya." Kata Raja sambil menyalakan mesin motornya.

"Hati-hati di jalan!" Kata Ratu melambaikan tangan nya.

Sedangkan Raja hanya tersenyum sambil membalas lambaian tangan dari Ratu dan berlalu pergi dengan motornya.

"Cie non Ratu udah ada pacar ya?" Kata Bik Yem yang tiba-tiba muncul dan sudah memperhatikan Ratu dan Raja dari tadi.

"Ih Bik Yem!, itu temen sekolah Ratu." Kata Ratu yang tersipu malu.

"Masak sih non, keliatan serasih loh non." Kata Bik Yem yang semakin membuat Ratu malu.

"Udah ah, Bik Yem jangan ledekin Ratu muluk dong." Kata Ratu sambil berlalu.

Ratu memang akrab dengan pembantu yang ada di rumahnya itu. Dia sangat senang jika ada Bik Yem dan Pak Yono di rumahnya karena ada yang bisa dia ajak mengobrol selain adiknya.

Ratu pun masuk ke kamarnya dan merebahkan diri di kasur yang empuk dan memikirkan sikap Raja yang berubah-ubah kepadanya.

"Apa bener dia suka sama gue?" Ucap Ratu sambil melihat langit-langit kamarnya.

"Apa sih Ratu? Gak mungkin dia suka sama elu Ratu Canada Rantara sadar!" Ucapnya yang agak keras dan menggeleng-gelengkan kepalanya pelan.

Tiba-tiba pintu kamar Ratu di buka seseorang.

"Hayo dia siapa?" Tanya orang itu dia adalah Noel.

Ratu melonjak dari kasurnya karena terkejut dan menoleh ke arah pintu. Setelah Ratu tau bahwa Noel yang membuka pintu dia pun bernafas lega.

"Astaga Noel kalo masuk kamar orang itu ketuk pintu dulu, untung aja kakakmu ini gak punya penyakit jantung!" Keluh Ratu yang kesal kepada adiknya itu.

"Habis kakak pas Noel mau ketuk pintunya kakak ngomong-ngomong sendiri kaya orang gila." Ledek Noel kepada Ratu.

"Enak aja bilang kakaknya sendiri orang gila, terus ngapain kesini pasti ada perlu?" Ratu menatap dengan tatapan curiga kepada adiknya.

"Tau aja, ini kak besok anterin Noel ya ke rumah Noval buat ngerjain tugas kelompok" bujuk Noel dengan mata yang berbinar dan senyum yang dipaksakan.

"Gak besok akhir pekan kakak mau tidur sepuasnya." tolak Ratu mentah-mentah.

"Ayo lah kak, kalo gak mau Noel lapor mama biar kak dimarahin!" Ancam Noel yang membuat Ratu terpaksa setuju.

"Ya udah iya." jawab Ratu dengan kesal.

"Oke kalo gitu Noel balik ke kamar dulu ya." kata Noel dengan wajah yang berseri-seri.

"Iya, huh dasar punya adek tukang ngancem!" kata Ratu dengan perasaan yang begitu kesal.

Noel yang mendengar ucapan Ratu itu langsung menoleh dan menjulurkan lidahnya lalu berlari menutup pintu kamar Ratu. Ratu hanya bisa menatap kesal kearah pintu kamar nya setelah Noel menutup pintu itu.

***
Halo semu terima kasih support nya sudah membaca sampai bab ini semoga cerita ini bisa menginspirasi dan menghibur kalian maaf jika masih banyak kata atau kalimat yang kurang pas. Saya harap tetap kalian support dengan vote dan komentar.terima kasih🌼